Monthly Archives: Oktober 2009

Surat Pemangilan Calon Pemenang Sayembara sayembara Penulisan Buku Pengayaan 2009

Omjay Mohon Bantuan Doa

Omjay Mohon Bantuan Doa

Kemarin, saya mendapatkan surat kilat khusus dari pak pos. Begitu saya buka, isinya adalah pemanggilan calon pemenang sayembara penulisan buku Pengayaan tahun 2009 dari pusat perbukuan, isinya sebagai berikut:

Baca lebih lanjut

Ikutilah Pelatihan Blog

Ikutilah blogshop-KOMPASIANA bersama be-BLOG!!!…

Dalam rangka memperkenalkan penggunaan BLOG dan meningkatkan kemampuan menulis melalui media BLOG, Komunitas Blogger Bekasi (be-BLOG) didukung oleh Kompasiana.com dan Kompas.com akan menyelenggarakan WORKSHOP mengenai BLOG (blogshop) secara singkat dan cara menulis yang cepat, tepat dan bermanfaat melalui BLOG.

Kegiatan kompasiana-BLOGSHOP tersebut, akan kami selenggarakan pada:

Hari/ Tanggal:

Sabtu, 14 November 2009

Waktu:

Jam 10.00WIB s/d 15.00WIB

Pengajar:

Pengelola kanal blog Kompasiana.com (Jurnalis Kompas) dan blogger be-BLOG.

Tempat:

Balai Patriot Pemerintah Kota Bekasi *

(Jl. A. Yani No. 1, Bekasi Selatan, Bekasi)

Biaya:

Rp. 50.000,- (setiap peserta akan memperoleh fasilitas makan siang, goodiebags dan
sertifikat dari Kompasiana.com)

Biaya harap ditransfer ke rekening sebagai berikut:

YULYANTO

A/C No. 003 034 7943

Bank Central Asia KCU-Gunung Sahari, Jakarta Pusat

(Mohon melakukan konfirmasi pembayaran melalui SMS ke Hp. 0815-8841199, untuk setiap pembayaran yang dilakukan dengan format: BLOGSHOP_nama lengkap ANDA)

Sasaran peserta pelatihan adalah MASYARAKAT UMUM, PELAJAR dan MAHASISWA yang ingin mengenal BLOG dan menulis yang lebih baik. Peserta tidak harus memiliki pengetahuan mengenai BLOG, karena lewat pelatihan ini justru ingin diperkenalkan antara lain tentang cara-cara pembuatan BLOG dan bagaimana cara mengisinya.

Bagi yang sudah mengenal BLOG, pelatihan ini pun bermanfaat guna memperoleh pengetahuan praktis tentang penulisan yang cepat, tepat dan bermanfaat dari para pengelola blog di Kompasiana.com, Jurnalis Kompas dan para blogger berpengalaman lainnya.

Pelatihan akan menggunakan metode praktik langsung, sehingga seusai pelatihan para peserta sudah dapat langsung membuat blog dan meningkatkan kemampuan menulis.

Bagi anda yang berminat mengikuti pelatihan ini, dipersilahkan mengisi kolom komentar dan mengkonfirmasikan pembayarannya di kolom tersebut (jumlah peserta dibatasi jumlahnya, maksimal 40 orang).

Segera daftarkan diri anda, First Come, First Serve. Jadilah blogger yang bisa menulis dengan cepat dan bermanfaat bagi orang banyak.

Salam be-BLOG

Ttd
Panitia kompasiana-BLOGSHOP

Catatan:

* masih dalam tahap konfirmasi

Informasi lebih lanjut mengenai kompasiana-BLOGSHOP ini, bisa menghubungi:

Wijaya Kusumah (Hp. 0815-9155515)

Yulyanto (Hp. 0815-8841199)

 

Bunga dan Sumpah Pemuda

Bunga Wijaya Kusuma

Bunga Wijaya Kusuma

Katakan cinta dengan bunga. Begitulah orang selalu mengatakan. Bunga melambangkan kasih dan sayang. Ada cinta di dalamnya dan ada sebongkah harapan besar yang saling melengkapi. Bunga memang tak pernah bersuara, kecuali bunga citra lestari, penyanyi cantik yang bersuara merdu.

Baca lebih lanjut

Pelatihan Pembuatan Bahan Ajar

Pelatihan Pembuatan bahan ajar

Pelatihan Pembuatan bahan ajar

Selasa, 27 Oktober 2009, di laboratorium Komputer SMP Labschool Rawamangun Jakarta Timur telah dilaksanakan kegiatan pelatihan pembuatan bahan ajar dengan program camtasia 5. Pelatihan ini dibimbing langsung oleh mas bowo dari warung ilmu. Senang sekali mengikuti pelatihan ini. Teman-teman guru menjadi semakin kreatif dalam membuat media pembelajarannya. Berusaha keras membuat pembelajaran menjadi semakin menyenangkan siswa. Para guru pun tertantang untuk melakukan inovasi baru dalam pembuatan media pembelajaran yang interaktif. Sehingga terjadi interaksi antara guru dan siswa. Siswa pun bisa belajar secara mandiri dari program yang dibuat oleh guru. Pembelajaranpun tidak hanya terjadi di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas.

Pelatihan pembuatan bahan ajar dengan menggunakan program camtasia ini adalah pelatihan lanjutan yang sebelumnya juga pernah dilaksanakan pada bulan Maret 2009. waktu itu para gur belum mengenal sama sekali apa itu camtasia dan untuk apa pemanfaatannya. Banyak guru yang tercerahkan adanya pelatihan ini dan kami mengucapkan terima kasih banyak kepada mas bowo yang dengan sabar dan telaten membimbing kami para guru agar bisa menggunakan program ini.

Pelatihan Pembuatan bahan Ajar dengan Camtasia

Pelatihan Pembuatan bahan Ajar dengan Camtasia

Dalam penyampaian materinya, mas bowo mengatakan bahwa untuk membuat sebuah media pembelajaran yang baik dengan menggunakan program camtasia 5 para guru dituntut untuk dapat membuat presentasi yang menarik dengan menggunakan program power point. Oleh karenanya, mas bowo memberikan tips, bagaimana membuat presentasi yang efektif menggunakan power point. langkah-langkah itu adalah:

  1. Tentukan tema/judul
  2. Kumpulkan bahan/materi yang didapat dari berbagai sumber belajar, bisa buku, internet, dan lain-lain.
  3. Simpan materi ke dalam flashdisk atau hardisk komputer atau laptop anda
  4. Buatlah presentasi yang menarik dengan power point
  5. Siapkan program camtasia yang telah dinstall terlebih dahulu dan rekamlah presentasi anda.
  6. Ikuti langkah-langkah yang ada, dan perhatikan mic yang anda gunakan agar suara tetap bening dan bersih, sehingga suara anda enak terdengar di telinga.

Demikianlah sedikit informasi pelatihan pembuatan bahan ajar dengan camtasia 5 yang dapat saya sharingkan kepada teman-teman semua. Bagi yang ingin mengetahui dan memperdalam tentang program camtasia 5 lebih lanjut, dapat segera meluncur ke blog pribadi omjay di sini.

Salam Blogger persahabatan

Omjay

Terancamnya Bahasa Daerah

Omjay menulis

Omjay menulis

Menjelang hari sumpah pemuda ini, ada hal yang selalu kita pikirkan yaitu tentang bersatunya berbagai suku di Indonesia dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Para leluhur kita tentu sangat bangga menggunakan bahasa Indonesia. Namun, sebagai putera daerah yang dilahirkan dari suku sunda, tentu saya harus bisa menguasai bahasa daerah priyangan ini. Selain menggunakan bahasa Indonesia yang telah menjadi bahasa nasional dan wajib di negara kita.

Baca lebih lanjut

Penilaian Siswa

Siswa Belajar mandiri

Siswa Belajar mandiri

Seorang guru dituntut untuk menguasai kemampuan memberikan penilaian kepada peserta didiknya. Kemampuan ini adalah kemampuan terpenting dalam evaluasi pembelajaran. Dari penilaian itulah seorang guru dapat mengetahui kemampuan yang telah dikuasai oleh para peserta didiknya. Mengetahui kompetensi dasar (KD) apa saja yang telah dikuasai oleh peserta didik dan segera mengambil tindakan perbaikan ketika  terjadi nilai peserta didiknya lemah atau kurang sesuai dengan harapan. Dari penilaian yang dilakukan oleh guru itulah, guru melakukan perenungan diri dari apa yang telah dilakukan.
Prof. Dr. H. Arief Rachman pernah mengatakan kepada kami para guru di Labschool bahwa ada 4 kesadaran yang penting bagi seorang guru atau pendidik dalam memberikan penilaian. Keempat kesadaran itu adalah:

  1. Sense of goal (tujuan)
  2. sense of regulation (keteraturan)
  3. sense of achievement (berprestasi)
  4. sense of harmony (keselarasan)

Berangkat dari keempat kesadaran itulah seharusnya seorang guru melakukan penilaian. Pendidik harus sudah tahu tujuan penilaian itu adalah mengukur kemampuan atau kompetensi siswa setelah dilaksanakannya proses pembelajaran. Setelah guru melakukan penilaian akan terlihat nanti kemampuan setiap siswa setelah guru melaksanakan test atau ujian dan kemudian melakukan penilaian. Ketika guru telah memahami benar tujuan pembuatan soal yang sesuai dengan indikator dalam standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai oleh siswa, maka guru yang bersangkutan akan dengan mudah membuat soal-soal test yang akan diujikan. Dari situlah guru melakukan bobot penilaian yang telah ditentukan lebih dahulu dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Bila semua itu telah direncanakan dengan baik, maka tujuan pembelajaran akan tercapai. Hal ini terlihat dari prestasi siswa yang menggembirakan.

Dalam melakukan penilaian, seorang guru harus menyadari adanya sense of regulation (keteraturan). Guru harus membuat soal yang penuh dengan keteraturan dan sesuai dengan kisi-kisi soal yang telah dibuat sebelumnya. Ketika keteraturan telah menjadi kesadaran guru bahwa soal dibuat dalam rangka mengetahui kemampuan siswa, maka harus sesuai dengan aturan sekolah. Apakah dibuat dalam bentuk multiply chois atau berbentuk essay. Semua itu bergantung dari kesepakatan di antara sesama dewan guru dalam menentukan bentuk soal dan sistem penilaian.

Penilaian yang dilakukan oleh guru harus mampu membuat setiap siswa berprestasi dan menemukan potensi unik yang dimiliki oleh setiap siswa. Akan terlihat nantinya, siswa mana yang unggul di bidang MIPA (matematika dan Ilmu Pengetahuan alam), olahraga, art (seni), dan lain sebagainya. Di sinilah peran guru yang memiliki kesadaran sense of achiement. Ketika terlihat ada siswa yang mengalami masalah dalam pembelajarannya, maka guru perlu melakukan Achievement Motivation Training (AMT) untuk memberikan motivasi dan semangat kepada siswa bahwa mereka sebenarnya bisa. Hanya mungkin faktor kemalasan yang membuat siswa yang bersangkutan mendapatkan nilai rendah.

Dalam blog akhmad sudrajat yang merupakan teman sejawat penulis, dituliskan bahwa banyak orang mencampuradukkan pengertian antara evaluasi, pengukuran (measurement), tes, dan penilaian (assessment), padahal keempatnya memiliki pengertian yang berbeda.

Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value judgement). Stufflebeam (Abin Syamsuddin Makmun, 1996) mengemukakan bahwa : educational evaluation is the process of delineating, obtaining,and providing useful, information for judging decision alternatif . Dari pandangan Stufflebeam, kita dapat melihat bahwa esensi dari evaluasi yakni memberikan informasi bagi kepentingan pengambilan keputusan. Di bidang pendidikan, kita dapat melakukan evaluasi terhadap kurikulum baru, suatu kebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu, atau etos kerja guru.

Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu.

Sedangkan penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.

Tes adalah cara penilaian yang dirancang oleh guru, dan dilaksanakan kepada peserta didik pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang jelas.

Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas. Melalui penilaian dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat keputusan tentang pembelajaran, kesulitan peserta didik dan upaya bimbingan yang diperlukan serta keberadaan kurikukulum itu sendiri.

Dari definisi di atas sangat jelaslah pengertian dari Evaluasi, Pengukuran, Tes dan Penilaian (Assessment). Namun demikian, pastilah terjadi perbedaan dalam menguraikan defenisi di atas. Semua itu berpulang dari sudut mana kita melihatnya.

Oleh karena itu penilaian siswa harus memenuhi sense of harmony dimana terjadi keselarasan, keserasian, dan keseimbangan. Ketika itu telah terjadi dalam standar penilaian kita di sekolah, maka siswa akan merasakan keadilan dari nilai yang diberikan oleh guru. Guru dan siswa merasakan bahwa sistem penilaian yang diberikan sama-sama menguntungkan kedua belah pihak. dimana guru bisa melihat kemapuan setiap peserta didik, dan peserta didikpun merasakan kemampuan apa yang telah dikuasainya.

Akhirnya, penilaian siswa yang dilakukan oleh guru dalam mengetahui kemampuan akademik dan non akademik haruslah mengacu kepada kesadaran yang bertujuan, keteraturan, berprestasi, dan menjadi alunan harmony yang selaras, serasi, dan seimbang.

Guru harus bisa menentukan model penilaian apa yang harus diputuskan. Selamat menilai siswa!.

salam blogger persahabatan

Omjay

Rumahku Surgaku

Istriku, Intan, dan Berlian
Istriku, Intan, dan Berlian

Hampir dua minggu ini, saya merapihkan rumah. Memanggil tukang untuk mengecat rumah dengan tampilan yang baru. Rasanya enak benar melihat suasana rumah yang berbeda dari sebelumnya. Penuh dengan warna-warni seperti melihat pelangi yang ada di langit. Kadang susah juga ya memadukan keinginan anggota keluarga.
Baca lebih lanjut

Mutu Pendidik Harus Tidak mengecewakan

Diklat PLPG di FT UNJ
Diklat PLPG di FT UNJ tahun 2008

Hari ini, sabtu 24 Oktober 2009, saya membeli koran kompas cetak sambil menunggu dijemput oleh panitia pelatihan PTK di Tol Jatibening. Ketika membaca kolom opini halaman 6 ada sebuah judul yang menarik. Judulnya, Mutu pendidik yang mengecewakan. Tulisan itu ditulis oleh bapak Ali Khomsan, guru besar fakultas Ekologi Manusia IPB yang dapat anda baca secara lengkap di sini. (http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/10/24/05203623/mutu.pendidik.yang.mengecewakan)

Baca lebih lanjut

Banyak Guru Tak Pantas Jadi Guru

Guru Harus Mampu Melayani Siswa

Sabtu, 24 Oktober 2009 | 04:17 WIB

Jakarta, Kompas – Dari sekitar 2,8 juta guru berbagai jenjang pendidikan, banyak yang sebenarnya tidak layak menjadi guru profesional. Ketidaklayakan ini antara lain karena tingkat pendidikan guru yang tidak memenuhi syarat serta belum memiliki sertifikat pendidik.
Baca lebih lanjut

Mutu Pendidik Mengecewakan

Mutu Pendidik yang Mengecewakan

Sabtu, 24 Oktober 2009 | 05:20 WIB

ALI KHOMSAN

Kinerja guru tampak meningkat saat mengurus proses sertifikasi. Namun, setelah itu, mereka kembali bertugas seperti semula, tak ada perbaikan performans.
Baca lebih lanjut