Kekuatan berbagi harus diajarkan kepada peserta didik. Dengan kekuatan berbagi mereka akan merasakan indahnya berbagi. Berbagi rezeki kepada orang lain di luar keluarganya. Dari berbagi rezeki itu para siswa akan memiliki empati tinggi kepada saudara-saudaranya yang ditimpa musibah atau kemalangan. Kekuatan berbagi akan membuat mereka mengerti bahwa hidup tidak sendiri. Kita harus bersedekah kepada orang lain.
Bersedekahlah saat merasa ingin bersedekah, jangan sampai merasa terpaksa. Bila saat bersedekah kita justru merasa kesal, maka akan tertanam di bawah sadar bahwa bersedekah itu tidak enak, bahkan mengesalkan. Mungkin seperti kalau kita bayar parkir kepada preman di pinggir jalan. Ada perasaan terpaksa, tak berdaya, bahkan dirampok. Bukan karena besar kecilnya nilai uang, tapi rela tidaknya perasaan saat memberikan sumbangan. Kalau sedang suntuk, tunggu sampai hati lebih riang. Memberi dengan berat hati akan memberi asosiasi buruk ke alam bawah sadar.
Bersedekahlah kepada sesuatu yang disukai sehingga hati tergetar karenanya. Mungkin suatu ketika Anda ingin menyumbang yatim piatu, di waktu lain mungkin untuk perbaikan jembatan, pelestarian satwa yang hampir punah, sumbangan untuk modal usaha bagi seorang pemula. Intinya adalah Anda sebaiknya menyedekahkan pada hal yang membuat perasaan tergetar. Setiap orang akan berbeda. Seringkali seseorang menyumbang ke tempat ibadah, tapi hatinya tidak sejalan, hanya karena kebiasaan. Menyumbang yang tak bisa dihayati tak akan menggetarkan jiwa. Itulah bersedekah dengan kekuatan berbagi.
Salah satu wujud kekuatan berbagi di sekolah kami adalah program teman asuh. Siswa yang tergabung dalam kepengurusan OSIS membuat program kerja yang bernama Teman Asuh. Di dalam program itu mereka mengumpulkan sejumlah dana atau uang untuk dibagikan kepada teman-temannya di lingkungan sekolah lain, dan lingkungan sekitar sekolah.
Teman Asuh sudah menjadi program OSIS dari masa ke masa. Mereka mengumpulkan dana dari para donatur , sponso, dan orang tua yang ingin berbagi rezeki. Lalu para pengurus OSIS itu mendistribusikannya kepada mereka yang berhak menerimanya. Merekapun langsung ke lokasi dan melihat langsung teman-teman barunya. Mereka saling berkenalan, dan memberikan langsung bantuannya kepada mereka.
Dalam kegiatan Studi dan Apresiasi Kepemimpinan Siswa Indonesia (SAKSI), dilakukan juga program Bakti sosial. Para siswa diajak untuk memberikan bantuan secara langsung di lokasi acara. Biasanya kami mengadakan acara ini pusat latihan tempur TNI AD Sanggabuana Karawang Jawa Barat. Kami melaksanakan Baksos di sekitar lokasi itu. betapa senangnya penduduk di sekitar. Selain mengadakan Baksos, kami pun mengadakan pengobatan gratis, bazar murah. Kegiatan itu didukung oleh orang tua siswa yang tergabung dalam Persatuan Orang Tua Siswa dan Guru (POMG).
Kekuatan Berbagi sungguh indah sekali. Alangkah indahnya bila kita bangsa Indonesia selalu berbagi kepada sesama. Di sekolah kami para peserta didik juga dilatih untuk mampu berbagi melalui kegiatan sosial yang diberi nama Labscare. Salah satu contoh kegiatannya adalah berkunjung ke panti asuhan yang ada di sekitar rumahnya. Dengan begitu mereka akan menjadi tahu rasanya tinggal di panti asuhan, dan merekapun akan berbagi rezeki kepada teman-temannya di panti asuhan itu melalui kegiatan yang bernama Labscare.
Akhirnya, hidup ini memang luar biasa indah. Kita bisa selalu belajar dengan hidup banyak orang. Kita pun bisa membaca, menelaah, dan berkomentar. Tapi layaknya facebook, kita hanya bisa melihat dan berkomentar saja. Tapi mungkin kita tidak bisa membantu mereka lebih jauh, karena setiap kita ternyata sibuk untuk mengupdate hidup kita masing masing. Maka marilah kita berbagi, menolong yang harus ditolong, dan menggunakan etika dalam bergaul dengan sesama. Allah pasti mendengar doa doa kita. Pasti!
Salam Blogger Persahabatan
Omjay