Monthly Archives: Maret 2017

Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi

Belajar dan Berbagi Ilmu Elearning di IKIP PGRI Pontianak

IMG_2485.JPG

 

Workshop Elearning di IKIP PGRI Pontianak

Komunitas guru TIK/KKPI bekerjasama dengan EPSON INDONESIA dan IKIP PGRI Pontianak, menyelenggarakan Workshop Elearning di Pontianak, Sabtu, 25 Maret 2017 pukul 08.00 -16.00 WIB.

Kegiatan ini bertempat di IKIP PGRI Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Jl. Ampera Raya Kotabaru Pontianak.Acara akan dibuka langsung Rektor IKIP PGRI Pontianak, dengan para pembicara dari tim Trainer Komunitas Guru TIK dan KKPI.

Info lengkap kegiatan ini dapat sms pak Ardian di 085391142721. Biaya Workshop Rp. 150.000,- (Untuk sertifikat 32 jam, pembinaan online, konsumsi, ilmu, dan doorprize peserta).

Dapatkan doorprize printer epson senilai Rp. 3.000.000,- (Tiga Juta Rupiah).

pontianak

Inilah contoh pemanfaatan elearning di Labschool.

Inilah elearning di Labschool http://www.labschool-unj.sch.id/elearning/

Kurikulum tik

Kalau tik itu penting kenapa tidak dirancang kurikulumnya?
Oleh: Wijaya Kusumah.

Terus terang saya tidak setuju tik dihapuskan sebagai matpel. Sebab tik penting untuk kemandirian dan kedaulatan kita sbg bangsa. Bangsa yg kuasai tik akan menjadi negara adi daya.

Kalau kita ingin anak anak menguasai tik dan tidak tertinggal dengan negara lain, maka harus dirancang kurikulumnya dan tdk bisa materinya dititipkan pada matpel lain atau melekat pada matpel lainnya.

Sebab tik sbg ilmu tdk bisa dipisahkan dgn tik sbg alat bantu. Kalau dipisahkan maka selamanya kita akan menjadi bangsa pengguna tik. Harapan utk menjadi bangsa produsen tik atau pencipta produk tik hanya mimpi di siang bolong. Kita pun menjadi tdk berdaulat dan mandiri di bidang tik.

Apa itu tik? Banyak yg blm paham bahwa tik adalah teknologi informasi dan komunikasi. Artinya ada 2 teknologi di sana yg saling terkait yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Kalau saya jabarkan di sini bisa jadi 2 buku utk membahas secara detail kedua teknologi ini.

Kalau indonesia ingin menjadi bangsa yg berdaulat dan mandiri di bidang tik, maka harus mempersiapkan generasi emasnya utk belajar tik dan menggunakan tik untuk belajar. Kedua hal tsb tdk boleh dipisahkan karena tik utk belajar dan belajar tik sangat penting dikuasai agar mereka mampu mandiri dalam belajar. Kemandirian dalam belajar harus disampaikan kepada generasi emas indonesia.

Tik sbg sebuah ilmu seharusnya terus dikembangkan seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Namun kenyataan yg ada justru malah dihilangkan dlm kurikulum. Tik masih dipahami.hanya sebagai alat bantu pembelajaran. Sedangkam tik.sbg ilmu tdk.diberikan.secara sistematis dan terstruktur.dengan baik.

Kalau sdh begitu maka indonesia hanya akan menjadi bangsa pengguna tik. Bukan bangsa yg mulai memproduksi peralatan tik krn tik sbg sebuah ilmu pondasinya sangat lemah dan kurang kokoh di sekolah. Ibarat bangunan rumah, akan mudah goyah bila pondasinya tidak kokoh.

Saya melihat peluang tik bisa masuk kembali dalam kurikulum 2013. Sebab selama kurikulum 2013 diberlakukan sekolah kami tetap memberikan materi selama.2 jam di smp labschool jakarta. Hanya saja masih berbentuk bimbingan tik sesuai permen 45 tahun 2015 dan bukan matpel tik seperti kurikulum 2016 sehingga penilaian siswa tdk ada.

Regulasinya tdk mencantumkan tik masuk raport siswa. Padahal sebenarnya bisa. Kalau regulasinya diperbaiki. Sebab dalam uu guru dan dosen tahun 2005 dituliskan salah satu tugas guru adalah menilai dan mengevaluasi pembelajaran. Seorang guru tik harusnya diberikan hak yg sama dengan guru matpel lainnya. Permen 45 tahun 2015 ttg peran guru tik dan kkpi harus segera direvisi.

Kalau tik dianggap penting, tak ada cara lain selain memasukkan kembali tik ke dalam kurikulum 2013. Materi tik akan diberikan secara sistematik dan terstruktur setiap jenjangnya. Sehingga materinya tdk.dianggap.memgada ngada tapi memang sdh disesuaikan dgn jenjang pendidikan peserta.didik.

Kurikulum 2006 sudah sangat bagus memasukkan tik sbg matpel, namun sayang tdk dikembangkan oleh pusat kurikulum dan perbukuan. Tik sbg center pembelajaran seharusnya diperlakukan sbg sebuah ilmu krn sdh sangat jelas aksilogisnya, ontologisnya dan epistemologisnya. Tik sdh memenuhi kaidah filsafat ilmu. Sampai saat ini tak ada yg bisa membantahnya. Bahkan materinya dipelajari hingga perguruan tinggi.

Tik sbg matpel adalah sebuah keniscayaan. Mereka yg mengatakan tik sulit dimasukkan sbg matpel masih beragumentasi dengan paradigma lama. Paradigma pembelajaran abad ke 21 memposisikan tik harus dikuasai guru dan siswanya di sekolah. Kenapa kita tak merancangnya dalam kurikulum?

Kalau TIK itu Penting Kenapa Tidak Dirancang Kurikulumnya?

Slide1
Kalau TIK itu penting, kenapa tidak dirancang kurikulumnya?
Oleh: Wijaya Kusumah.
Terus terang saya tidak setuju TIK dihapuskan sebagai matpel. Sebab TIK penting untuk kemandirian dan kedaulatan kita sebagai bangsa. Bangsa yang kuasai tik akan menjadi negara adi daya dan super power.
Kalau kita ingin anak anak menguasai TIK dan tidak tertinggal dengan negara lain, maka harus dirancang kurikulumnya dan tidak bisa materinya dititipkan pada matpel lain.
Sebab TIK sebagai ilmu tidak bisa dipisahkan dengan TIK sebagai alat bantu. Kalau dipisahkan, maka selamanya kita akan menjadi bangsa pengguna TIK. Harapan untuk menjadi bangsa produsen TIK atau pencipta produk TIK hanya mimpi di siang bolong.
Apa itu TIK? Banyak yang belum paham bahwa TIK adalah teknologi informasi dan komunikasi. Artinya ada 2 teknologi di sana yang saling terkait yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Kalau saya jabarkan di sini bisa jadi 2 buku untuk membahas secara detail kedua teknologi ini.
Kalau indonesia ingin menjadi bangsa yang berdaulat dan mandiri di bidang TIK, maka harus mempersiapkan generasi emasnya untuk belajar TIK dan menggunakan TIK untuk belajar. Kedua hal tersebut tidak boleh dipisahkan karena TIK untuk belajar dan belajar TIK sangat penting dikuasai agar mereka mampu mandiri dalam belajar. Kemandirian dalam belajar harus disampaikan kepada generasi emas indonesia.
TIK sebagai sebuah ilmu seharusnya terus dikembangkan seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Namun kenyataan yang ada justru malah dihilangkan dalam kurikulum. TIK masih dipahami hanya sebagai alat bantu pembelajaran. Bukan TIK sebagai sebuah ILMU.
Kalau sudah begitu maka indonesia hanya akan menjadi bangsa pengguna TIK. Bukan bangsa yang mulai memproduksi peralatan TIK karena TIK sebagai sebuah ilmu pondasinya sangat lemah dan kurang kokoh di sekolah. Ibarat bangunan rumah, akan mudah goyah bila pondasinya tidak kokoh.
Saya melihat peluang TIK bisa masuk kembali dalam kurikulum 2013. Sebab selama kurikulum 2013 diberlakukan, sekolah kami tetap memberikan materi TIK selama 2 jam di SMP Labschool Jakarta. Hanya saja masih berbentuk bimbingan TIK sesuai permen 45 tahun 2015 dan bukan matpel tik seperti kurikulum 2016 sehingga penilaian siswa tidak ada. Guru TIK tidak diberikan hak untuk menilai kemampuan siswa.
Regulasinya tidak mencantumkan TIK masuk raport siswa. Padahal sebenarnya bisa. Kalau regulasinya diperbaiki. Sebab dalam Undang-undang Guru dan Dosen nomor 14 tahun 2005 dituliskan salah satu tugas guru adalah menilai dan mengevaluasi pembelajaran. Seorang guru TIK harusnya diberikan hak yang sama dengan guru matpel lainnya. Permen 45 tahun 2015 tentang peran guru TIK dan KKPI harus segera direvisi.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. (Pasal 1 ayat 1). Sangat jelas sekali dituliskan tugas utama seorang guru.
Kalau TIK dianggap penting, tak ada cara lain selain memasukkan kembali TIK ke dalam kurikulum 2013. Materi TIK akan diberikan secara sistematik dan terstruktur setiap jenjangnya. Kemampuan guru TIK jadi terarah dan kalibrasinya menjadi lebih mudah. Tidak seperti sekarang ini, materinya tidak sama antar sekolah karena tidak berada dalam struktur kurikulum 2013.
Kurikulum 2006 sudah sangat bagus memasukkan TIK sebagai matpel, namun sayang tidak dikembangkan oleh pusat kurikulum dan perbukuan. TIK sebagai center pembelajaran seharusnya diperlakukan sebagai sebuah ilmu karena sudah sangat jelas aksilogisnya, ontologisnya, dan epistemologisnya. TIK sudah memenuhi kaidah filsafat ilmu. Sampai saat ini tak ada yang bisa membantahnya. Bahkan terus dipelajari hingga perguruan tinggi.
Beberapa alasan pentingnya TIK sudah pernah saya tuliskan di http://www.kompasiana.com/wijayalab…
TIK sebagai matpel adalah sebuah keniscayaan. Mereka yang mengatakan TIK sulit dimasukkan sebagai matpel masih beragumentasi dengan paradigma lama. Paradigma pembelajaran abad ke 21 memposisikan TIK harus dikuasai guru dan siswanya di sekolah. Kenapa kita tak merancangnya dalam kurikulum?

Baca lebih lanjut

Daftar Peserta Pelatihan Proktor dan Teknisi UNBK di Wisma UNJ Rawamangun

proktor

Daftar peserta sementara pelatihan proktor dan teknisi unbk di kampus unj yaitu;
1. Sri andayani.
2. Wijaya
3. Bambang
4. Sahrudin
5. Tumeri
6. Juarno
7. Zulfikar
8. Hilmy
9. Wahyuni
10. Achmad Zaki
11. Mts pkp
12. Mts pkp
13. Wiwin
14. Betti
15. Yani
16. Winarni.
17. Proktor smpn 289
18. Smpit arrudo
19. Smpit arrudo
20. Bayu nugroho.
21. Teguh.
22. Abdul rosid.
23. Sn taufik fajri.
24. Patmo Mulyono.
25. Marlyn Sairatu
26. Kelik isbadi.
27. Wahyu Arcono
28. Satyo widodo.
29. Marno.
30. Yulinda.
31. Ahmad badawi.
32. Ahmad Gopur.
33. Paul tamatave.
34. Usep gunawan.
35. Andri rahmayadi.
36. Ardiansyah.
37. Ferri Zawidin.
38. Ali ragali
39. Asep mulyana
40. Rohman nurdin.
41. Baharudin.
42. Juli
43. Firman
44. Yoyon
45. Jojo
46. Hindun
47, Heriyanto.
48. Dian Kelana.
49. Deni Harahap.
50. Edi Sutadi.
51. Wibowo Raharjo.
52. Eny.
53. Erwin Julianti.
54. Nurhikmanto,
55. Elisabeth.
56. Erna Suhaeni.
57. Agus Jumadi.
58. Nurjaman,
59. Marsono.
60. Yuliasman.
61. Evi Sudaryanti.
62. Chusnul Suhaemah.
63. Hidayatih.
64. Romi Hidayat.
65. Agus Suryatna
66. Safrizal.
67. Abdul Hamid.
68. Anggit Budinugroho
69. Mutiara Farida.
70. Saifudin Zuhri.
71. Pratiwi kartika
72. Siti uswatun Hasanah.
73. Titik Handayani.
74. Rudy Kristian.
75. Hatta Rukmana.
76. Dina Wahyuni
77. Adien Novarisa.
78. Adrianus Tri Laksono.
79. Hari nugroho.
80. Yudi syahrial
81. Indra Maulana hafifi.
82. Husni mibarok
83. Rudiyanto
84. Yeni suryani
85. Imam sucipto.
86. Danang
87. Sumediyanto
88. Niken setiyaningsih
89. Santo Yosep
90. Santo Yosep
91. Mhd Agung Syarief H
92. Tetti Sakti Rahmawati.
93. Heru Amirudin
94. Tri Budi Harjo
95. Sukanto
96. Edward romain
97. Rudi purnama
98. Pujiyono
99. Rojab azis
100. Alfiana falufi
101. Dewi puspo anggraini
102. Mardi.
103. Henu erwanto

SMS Omjay di 08159155515 untuk mendaftar. Sabtu 11 maret 2017 jam 8 sampai 16 wib di aula wisma unj sebelah atm bukopin