Monthly Archives: Juni 2017

Indahnya Ramadhan

INDAHNYA RAMADHAN

Oleh: Nusa Putra (Almarhum)

Kala Ramadhan datang, tiba-tiba jumlah pengemis di perempatan, di kendaraan umum, di pasar, di pemukiman, di mana saja meningkat berkali lipat. Dari anak balita sampai nenek kakek renta. Macam-macam tampilan mereka yang mendatangkan rasa iba. Mengapa Ramadhan jadi identik dengan meningkatnya jumlah pengemis?

 

Sebab mereka tahu, dari pengalaman bertahun-tahun bahwa pada bulan Ramadhan, hampir semua orang mendadak dermawan. Para dermawan itu malah sering mencari peminta-minta untuk memberikan sedekah. Meski di luar Ramadhan belum tentu ia sedermawan itu.

 

Bukan hanya itu, banyak orang secara sendiri-sendiri atau beramai-ramai, atas nama kelompok metal atau mejelis ta’lim, perusahaan atau lembaga, macam-macam perkumpulan jadi rajin mengundang anak yatim buka bersama, memberi santunan atau bingkisan lebaran. Mereka rebutan mengantar makanan bukaan ke masjid. Banyak masjid membuat acara buka bersama setiap hari. Ada lagi yang membagi-bagikan makanan sahur pada gelandangan, pengemis, tukan ojek, penjaga perlintasan kereta api, tukang ronda dan banyak orang yang bekerja di jalanan sampai pagi. Alangkah indahnya. Semua orang begitu getol dan senang berbagi. Akan menjadi semakin indah bila di luar Ramadhan bisa tetap seperti ini.

 

Mengapa semangat berbagi begitu melangit? Boleh jadi karena berbuat baik pada Ramadhan balasannya dilipatgandakan. Dengan demikian orang berlomba-lomba berbuat kebaikan. Karena banyak orang berbuat baik, mungkin sebagian orang merasa tidak enak bila tidak ikutan. Tentu saja penjelasan ini belum tentu benar. Meski memang ada orang yang telah mengumpulkan atau menabung uang dan barang untuk dibagikan khusus pada bulan Ramadhan.

 

Ada pula orang yang pada dasarnya memang sudah terbiasa berbuat baik dan berbagi. Dalam bulan Ramadhan, ia tingkatkatkan kuantitas dan kualitas perbuatan baiknya.

 

Memang bukanlah hal yang mengherankan bahw dalam hidup ini ada banyak tipe manusia dalam berbuat baik. Ada yang sudah membiasakan diri berbuat baik. Orang seperti ini setiap saat berbuat baik. Bisa jadi pada Ramadhan ia meningkatkannya. Ada pula yang dengan sengaja berbuat baik pada bulan Ramadhan karena imbalannya berlipat ganda. Juga terdapat orang yang berbuat baik karena ikut-ikutan. Oleh karena ketiga tipe ini bearbuat baik pada bulan Ramadhan, maka jumlah orang berbuat baik dan berbagi sangat meningkat.

 

Tampaknya, Allah sengaja melipatgandakan imbalan berbuat baik pada Ramadhan untuk mendorong semua orang berbuat baik. Diharapkan mereka dapat mengalami, menikmati dan merasakan keindahan berbuat baik tersebut. Pengalaman yang nikmat dan indah itu diharapkan akan mendorong semua orang itu tetap berbuat baik di luar Ramadhan.

 

Oleh karena itu orang yang berbuat baik pada bulan Ramadhan di samping mendapat imbalan berlipat, akan terus menfapatkan imbalan bila melanjutkan perbuatan baiknya di luar Ramadhan. Oleh sebab itu salah satu indikator keberhasilan menjalankan ibadah selama Ramadhan adalah akibat atau efeknya di luar Ramadhan. Bila di luar Ramadhan berbagai kebaikan itu dapat dilanjutkan, bukan hanya Ramadhan yang indah, lebih dari itu, hidup ini indah jadinya.

 

Sejatinya bila kita berbuat kebaikan, seperti berbagi, terutama berbagi rezeki, jangan pernah berfikir bahwa hanya orang yang menerima yang mendapat manfaat. Yang lebih banyak mendapat manfaat itu adalah yang memberi. Sebab mengeluarkan bagian dari uang dan harta kita adalah cara untuk membersihkannya. Karena pada dasarnya apapun yang diperoleh tidak pernah merupakan usaha kita sendiri. Ada kontribusi orang lain di situ. Jadi merupakan keharusan untuk berbagi. Sebagai ungkapan syukur dan terima kasih.

 

Berbagi, apalagi dalam bentuk uang dan benda seringkali susah dilakukan. Pastilah rasa sulit itu berakar pada hati yang bakhil. Oleh karena itu memberi itu bukan sekedar membersihkan harta. Melampaui itu, memberi membersihkan hati.

 

Dengan memberi, kita menjaga keseimbangan dan keselarasan sosial. Berbagi adalah cara memeratakan keadilan. Sehingga kesenjangan sosial bisa ditata dengan lebih baik, kerekatan antarmanusia bisa ditingkatkan. Dengan demikian tindakan kriminal bisa dicegah, dan kerusuhan sosial bisa diredam. Allah bahkan tegaskan, bila harta hanya dinikmati segelintir orang itulah pertanda buruk dari sistem sosial yang bisa hancurkan seluruh masyarakat. Mereka yang miskin dan terhina, bisa merasa apapun boleh dan bisa mereka lakukan karena mereka tidak mendapat apapun dari kekeyaan yang ada dqlam masyarakat. Perut lapar dan kemiskinan yang akut bisa jadi pemicu kejahtan dan kerusuhan. Bahkan menjerumuskan manusia pada kekafiran.

 

Itulah sebabnya Ramadhan itu indah karena mampu mendorong manusia untuk berbuat baik dan berbagi. Alangkah makin indahnya bila kemauan dan semangat berbagi itu menjadi kebiasaan dan tetap dilakukan di luar Ramadhan.

 

RAMADHAN ITU INDAH KARENA MENDORONG MANUSIA UNTUK BERBUAT BAIK DAN BERBAGI.

 

 

Gambar

Olimpiade TIK Nasional 2017

poster-otn-2017

Jumlah Rombongan Belajar Menurut Permendikbud Terbaru

Siti Mugi Rahayu

Banyak yang bingung dengan jumlah siswa dalam satu kelas. Berapakah seharusnya? 32?, 35?, 36?, 45? atau berapa?

Permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, Bab IV tentang Pelaksanaan Pembelajaran tertulis bahwa  Jumlah rombongan belajar per satuan pendidikan dan jumlah maksimum peserta didik dalam setiap rombongan belajar dinyatakan dalam tabel berikut:

jumlah rombel.jpg

Lihat pos aslinya

Tak Ada Lagi Lulusan Terbaik Mata Pelajaran TIK di Kurikulum 2013

Hari ini, Minggu 11 Juni 20017 ada acara pelepasan siswa kelas 9 SMP Labschool Jakarta. Satu per satu dibacakan lulusan terbaik setiap mata pelajaran oleh kepala sekolah. Siswa yang dipanggil namanya maju satu per satu menuju panggung acara.

Tapi sayang tak ada lagi lulusan terbaik mata pelajaran TIK dibacakan. Hal ini terjadi semenjak kurikulum 2013 diberlakukan di sekolah kami. TIK dihapuskan dalam kurikulum dan diganti mata pelajaran baru yang bernama prakarya di SMP. TIK dianggap bukan sebuah ilmu yang harus dipelajari, tetapi hanya sebagai alat bantu dalam pembelajaran. Akibatnya TIK dipelajari siswa secara alami dan mandiri.

Sedih rasanya ketika siswa menanyakan kok tak ada lulusan terbaik mata pelajaran TIK? Padahal semangat mereka belajar TIK sangat luar biasa. Apalagi antusias mereka belajar TIK di Lab komputer sekolah. Mereka sangat senang belajar TIK. Terkadang mereka sudah antri di depan lab komputer sekolah menunggu waktu pelajaran TIK.

Padahal tahun-tahun sebelumnya ada nilai terbaik mata pelajaran TIK dibacakan sebelum kurikulum 2013 diberlakukan. Orang tua juga bertanya hal yang sama. Kami tak sanggup menjawabnya, karena ini regulasi dari pemerintah di era mendikbud dijabat M. Nuh. Kemudian terus berlanjut hingga mendikbud baru saat ini.

TIK terus kami perjuangkan sebagai mata pelajaran. Guru-guru TIK yang tergabung dalam komunitas guru TIK dan KKPI terus memperjuangkannya. Begitu juga guru KKPI di SMK. Namun apa daya TIK tetap dihapus dalam kurikulum 2013 sebagai mata pelajaran dan posisinya diganti prakarya. Sebuah mata pelajaran baru yang diciptakan untuk menggusur mata pelajaran TIK.

Sedih rasanya karena tak ada lagi lulusan terbaik mata pelajaran TIK. Kenangan itu tak ada lagi. Guru TIK tak melihat lagi anak-anak hebat yang naik ke atas panggung dengan predikat lulusan terbaik mata pelajaran TIK. Semoga pemerintah mengembalikan mata pelajaran TIK yang kami sukai. Demi kemandirian dan kedaulatan bangsa di bidang TIK. Aamiin.

IMG_5078

Menulislah Untuk Berprestasi

Menulislah untuk berprestasi. Itulah judul buku omjay berikutnya. Kita menulis untuk berprestasi. Dengan prestasi yang diraih anda dapat lebih menginspirasi banyak orang. Anda menjadi contoh dan model buat orang lain. Keteladanan anda dalam menulis akan menjadi contoh buat yang lainnya. Tidak mudah untuk berprestasi. Anda harus mampu melawan diri sendiri. Alasan bisa dibuat namun semangat menulis tak boleh padam sampai kapanpun. Terkecuali ajal menjemput. Terbitkan buku sebelum ajal menjemput! Segera terbitkan bukumu. Kuncinya adalah berlatih menulis setiap hari untuk berprestasi. Menulislah dari apa yang dilihat dan dirasakan. Menulislah dari apa yang dikuasai dan disukai. Dengan begitu anda melakukan hobi yang dibayar. Hobi dibayar dengan prestasi. Salah satunya menang lomba menulis. Bisa juga dengan semakin produktifnya anda menulis yang melahirkan banyak buku bacaan. Inovasi menulis dimulai dari kisah nyata anda. Bisa juga kisah nyata orang lain yang mencerahkan pembaca. Kalau anda semakin mantap menulis maka cerita fantasi dapat anda buat dan menjadi buku fiksi yang menarik hati. Berbagi dan terus berbagi. Belajar dan terus belajar. Menulis dan terus menulis. Membaca dan terus membaca. Lama lama jadi budaya literasi yang memesona. Anda semakin terlatih dalam menulis. Kebanggaan anda dapat dimulai dari karya anda dalam menulis. Mereka menikmati tulisan anda yang begitu sangat mwnggoda mata untuk membacanya. Satu dua dan tiga. Mulailah menulis. Perbanyak membaca. Anda mulai menulis dengan suka cita. Inspirasi dan idenya ada di sekitar kita. Gali dan tekuni dengan kepercayaan diri. Spesialisasi menulis bisa didapat dari belajar menulis setiap hari. Anda menjadi pakar dalam bidang menulis. Momen menulis bisa diciptakan dimana saja dan kapan saja. Berbagai media tersedia. Tinggal ambil yang mudah untuk tempat berlatih menulis. Banyak tempat menulis di rimba internet yang tak pernah tidur. Internet menjadi tempat berkarya untuk menciptakan informasi yang berguna. Saya memilih kompasiana sebagai tempat berlatih menulis.walaupun banyak media begitu menggoda. Kompasiana serasa jadi rumah pertama untuk belajar menulis. Banyak guru baik hati yang akan membantu kita belajar menulis. Menulislah untuk berprestasi dan jadikan kompasiana sebagai medianya. Setuju?

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/wijayalabs/menulislah-untuk-berprestasi_59283727d57e61bb5a1827c1

Olimpiade Guru TIK Nasional (OGTN)

Saya bermimpi guru tik bersatu untuk mengadakan acara olimpiade guru tik nasional. Sebuah olimpiade yang diperuntukkan untuk memilih guru tik profesional yang bisa menjadi model bagi guru tik lainnya. Mereka menjadi motivator yang menginspirasi guru tik lainnya.

Semenjak mata pelajaran tik dihapuskan dalam kurikulum 2013 nasib guru tik banyak yang tidak jelas. Terutama guru tik yang masih honor dan belum bersertifikasi guru tik. Mereka telah menjadi korban kebijakan pemerintah yang salah. Jumlahnya sudah tak terhitung lagi dan banyak yg sudah alih profesi ke dunia induatri dan pindah bertugas sebagai birokrasi.

Olimpiade guru tik nasional diharapkan dapat menyembuhkan luka dan derita guru tik yang sudah dizolimi oleh para pembuat kurikulum. Indonesia butuh guru tik yang siap jadi model untuk memberi semangat guru tik lainnya. Terutama dalam mengembangkan ilmu tik secara nasional. Tik bukan hanya sekedar alat bantu tapi sudah berkembang menjadi ilmu baru.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/wijayalabs/olimpiade-guru-tik-nasional_5930324050f9fde479a9b7f0