Monthly Archives: Desember 2018

Finalis Lomba Blog Guru Blogger PGRI

Inilah 3 Finalis peserta lomba blog PGRI yang telah mengirimkan tulisannya, dan mereka akan mendapatkan 3 buah tablet komputer dari sponsor eduspek dan hadiah kejutan lainnya dari sponsor kami.

Mereka itu adalah:

Sampai bertemu di acara konferensi nasional guru blogger PGRI, Terima kasih atas dukungannya. Semoga kegiatan ini terus berlanjut tahun depan. Aamiin.

guru-bloger-hijau

Peserta Lengkap bisa dilihat di https://www.kompasiana.com/wijayalabs/5bff700dc112fe353d149de2/lomba-blog-ksgn-untuk-guru-blogger-pgri

 

Membangun Ekosistem Sekolah Berbasis TIK

https://wijayalabs.com/2018/12/14/membangun-ekosistem-sekolah-berbasis-tik/

guru-bloger-hijau

Gambar

Blogger PGRI

guru-blogger

Hari Ulang Tahun KOGTIK ke-4

Ulang tahun kogtik, komunitas guru tik dan kkpi

Waktu itu tanggal 24 Desember 2018. Ada 7 orang guru TIK menghadap menteri Anies Baswedan. Kami diterima dengan sangat baik oleh mendikbud beserta jajarannya. Saya diminta menjadi corong bagi perjuangan guru TIK se-Indonesia.

anies-kogtik.jpg

Berita pertemuan kami akhirnya viral di mana-mana melalui media sosial. Kamipun sepakat untuk membentuk komunitas guru tik dan kkpi yang disingkat kogtik. Banyak guru TIK dan KKPI ikut mendukungnya, dan saya didaulat menjadi sekjen dan pak Bambang Susetiyanto sebagai Ketuanya.

Perjuangan mengembalikan TIK sebagai mata pelajaran terus berlanjut. Berbagai seminar dan workshop kami gelar. Semua dilaksanakan tanpa biaya APBN dan APBD pemerintah pusat maupun daerah.

Tak terasa sudah 4 tahun perjalanan organisasi kami. Suka dan duka kami lalui bersama. Ada kegembiraan dan kesedihan menyatu di sana. Ada yang mundur teratur dan ada yang terus bertempur dengan caranya masing-masing.

Ajakan dari pengurus PB PGRI untuk bergabung ke Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) kami terima. Terbentuklah ikatan guru tik pgri 2 tahun lalu. IGTIK PGRI terus melakukan workshop elearning ke berbagai kota. Sudah 45 kota kami datangi bersama EPSON. Tahun ini yang terakhir kami kunjungi adalah Kendari, Sulawesi Tenggara.

Kegiatan organisasi mulai semakin banyak dan pengurus semakin solid. Meskipun ada sedikit beda pendapat dalam mengelola organisasi. Itulah dinamika organisasi guru yang mulai membesar. Kami harus dewasa menghadapinya.

Ulang tahun kogtik atau Ikatan Guru TIK PGRI yang keempat akan kami rayakan dengan cara yang sangat sederhana. Gedung Guru Indonesia menjadi tempatnya.

Rencana tanggal 24 Desember 2018 kita akan adakan acara konferensi nasional guru blogger pgri. Di sela sela acara itulah kami akan merayakannya. Tak perlu ramai dengan berbagai macam acara, karena sudah masuk liburan sekolah.

Gedung guru indonesia menjadi sejarah perjuangan guru TIK dalam menyambut mata pelajaran informatika. Kami ucapkan terima kasih kepada kawan-kawan guru yang sudah ikut berjuang bersama kami. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.

Atas saran pengurus kogtik dan sekjen PB PGRI pak Qudrat, rapat kerja nasional guru TIK yang semula akan diadakan di Solo akan kami pindahkan kembali ke Jakarta. Harapannya agar semakin banyak guru TIK yang bisa hadir ke Jakarta.

Ada 2 tempat yang diusulkan oleh kawan-kawan. Aula gedung A kemdikbud senayan, dan aula pgri gedung guru indonesia. Kita sedang buatkan surat resminya.

Nanti kita lihat juga kondisinya. Selamat ulang tahun kogtik yang keempat dan kita rayakan dengan suka cita pada tanggal 24 Desember 2018 di Gedung Guru Indonesia.

Salam blogger persahabatan
Omjay
Blog http://wijayalabs.com

Pertemuan Guru Blogger PGRI

guru-bloger-hijauJumlah guru yang menjadi anggota PGRI ada berapa? Hal Itulah yang saya tanya kepada ketua umum pengurus besar persatuan guru republik Indonesia. Ibu Unifah Rosyidi hanya senyam senyum saja. Saya diminta mencari tahu jumlahnya di situs ini.

Wow banyak sekali anggotanya. Pantesan selalu ramai sekali bila PGRI melaksanakan kegiatan. Terakhir saya ikut HUT PGRI di Stadion Pakansari Bogor, ada 45.000 guru hadir di sana. Hari ulang tahun PGRI yang sudah berusia ke-73 tahun sangat meriah sekali. Belum lagi ditambah pedagang dadakan yang ada di luar stadion.

Puncak hari guru nasional juga diadakan di sana. Kemdikbud bekerjsama dengan PGRI. Saat pulang, kita harus sabar menunggu giliran. Macet total dan perlu waktu 2 jam untuk sampai ke hotel tempat kami menginap. Padahal biasanya hanya 15 sampai 20 menit sudah sampai. Cibinong bogor menjadi tempat yang ramai saat hut pgri.

Namun sayang, hanya sedikit anggota PGRI yang menulis kisahnya di blog mereka. Kebanyakan menulis dan menyebarkan foto di media sosial lainnya. Kalau dilihat memang ramai tapi sifatnya hanya sementara saja. Beda kalau menulis di blog. Kita bisa membuka kembali kapan saja dan dimana saja. Kisah nyata saya dalam mengikuti hut pgri akan terasa. Capeknya terasa, hahaha.

Blog dan keajaiban yang menyertainya akan mengajak pembaca mampir ke blog saya dan membacanya. Mereka akan hanyut dalam lauatan kata yang saya tuliskan. Melihat guru-guru hebat mendapatkan penghargaan dari presidennya. Melihat mereka bahagia karena bisa berfoto mesra bersama dengan presiden republik Indonesia. Pak Jokowi dengan senang hati selfi Bersama kami.

Emang sih sudah banyak guru yang punya blog. Tapi baru sedikit yang mampu mengelolanya dengan baik. Bahkan ada guru yang hari itu membuat blog lalu menulis di blog. Namun, hari itu pula guru tersebut meninggalkannya. Bahkan ketika ditanya passwordnya apa? Mereka akan tertawa sendiri karena lupa dengan kata sandinya. Jadilah blog mereka terkubur oleh ulah mereka sendiri.

Seharusnya guru menjadi blogger. Punya blog pribadi di internet. Ada jejak digital tulisannya di sana. Diary online yang bernama blog mengantarkan guru tersebut dikenal dan terkenal. Tulisannya tersebar ke berbagai media. Bahkan mereka yang membutuhkannnya terkadang kejam sekali. Menyalin tulisannya tanpa izin penulisnya. Guru blogger akan memaafkannya.

Itulah guru blogger. Mereka menulis dan terus menulis. Mereka berbagi ilmu lewat tulisannya. Hanya memberi tak harap kembali. Siapa saja boleh mengutip dan menyalin seenak hati. Baginya, berbagi ilmu itu seperti mata air yang terus diambil airnya. Semakin diambil, semakin jernih airnya.

Saya berharap banyak blogger guru seperti ini di PGRI. Hanya memberi tak harap kembali. Terus berbagi apa yang dilihat dan kuasai. Ikut menyebarkan kegiatan PGRI dan PGRI bergerak ke seluruh Indonesia.

Dahsyat dan luar biasa kalau banyak yang menulsikannya. Berita dan informasi terbaru tentang PGRI akan cepat sekali tersebar ke sana kemari. Inilah peran blogger PGRI yang seharusnya diberdayakan. Sebab senjata utama seorang blogger adalah tulisannya. Peran guru blogger PGRI sampai saat ini belum terlihat. Padahal akan sangat dahsyat bila kita serius mempersatukannya.

Konferensi nasional guru blogger PGRI akan kami gelar. Kami berharap ada 100 orang guru anggota PGRI hadir. Kita diskusi dan saling berbagi ilmu tentang apa yang sudah dilakukan. Terutama dalam mengembangkan ekosistem sekolah berbasis TIK. Tentu saja guru TIK sangat berperan dan ikatan guru TIK PGRI siap menjadi panitianya dan sambil merayakan hari ulang tahunnya yang keempat.