Posted onSeptember 26, 2020|Komentar Dinonaktifkan pada Keajaiban Menulis
Menulislah Dari Sudut Pandang yang Berbeda. Dari sana akan kau temukan gaya menulismu yang unik.
Alhamdulillah malam ini sudah masuk 23 naskah yang sangat inspiratif dan memotivasi. Tak salah bila dewan juri lomba memilih bapak dan ibu ke negeri panda.
Menulislah dari sudut pandang yang berbeda. Sehingga setiap orang punya kisahnya sendiri. Pembaca pasti senang karena setiap orang punya keunikan masing masing.
Ayo terus menulis dan atur waktumu untuk duduk sebentar mengingat kembali apa yang telah terjadi. Keajaiban menulis telah menanti. Seperti keajaiban menulis yang ditulis oleh ibu Tri. Kisahnya membawa guru pinggir hutan go international.
Sruput….habiskan dulu kopi malam minggu bersama draft buku mengais mutiara di negeri panda.
Posted onSeptember 25, 2020|Komentar Dinonaktifkan pada Motivasi Nulis dari oMjay
Tidak semua guru bisa rajin menulis setiap hari, ngeblog, menerbitkan buku, dan memotivasi guru-guru lainnya untuk juga rajin menulis dan membaca. Wijaya Kusumah, atau biasa disapa Om Jay, adalah guru yang “langka” itu.
Guru TIK di SMP Labschool Rawamangun, Jakarta, ini bercerita tentang awal merintis karier menulis, ngeblog, dan mengikuti lomba-lomba nasional. Ia juga mendorong dan melatih guru-guru untuk menulis, menerbitkannya menjadi buku berkualitas, dan sedang merintis untuk menjual buku-buku itu di marketplace.
Kata Pengantar Omjay Guru Blogger Indonesia Untuk Buku Oktober Bermakna
Omjay didaulat untuk memberikan kata pengantar buku Oktober bermakna oleh ibu Kanjeng dan kawan-kawan. Oleh karena itu omjay membaca dulu isi buku Oktober bermakna yang dibuat oleh perwakilan guru dari seluruh Indonesia. Mereka saling berkolaborasi untuk menyusun buku dalam rangka memeriahkan hari sumpah pemuda dan bulan bahasa di bulan Oktober 2020. Omjay melihat semangat mereka untuk menerbitkan buku bersama. Semangat itu omjay baca di WA Group yang mereka buat dan tiada henti berliterasi. Ada saja tulisan yang sangat menginspirasi.
Bulan Oktober ditetapkan sebagai bulan bahasa. Hal ini merujuk pada sejarah bangsa, yaitu . tanggal 28 Oktober sebagai Hari Sumpah Pemuda, ditetapkan pula bahasa resmi yang akan digunakan untuk bermasyarakat yaitu bahasa Indonesia. Bangsa Indonesia terbentuk dari beragam suku dan bahasa. Inilah keragaman yang membuat kita kuat sebagai bangsa dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI) adalah harga mati.
Dalam memiliki keragaman ini, seharusnya membuat masyarakat Indonesia menjadi lebih paham mengenai arti dari persatuan. Bahasa Indonesia ini merupakan contoh, diciptakan untuk memelihara persatuan, menghubungkan setiap suku untuk dapat berkomunikasi dengan suku lain. Oleh karena itu pengutamaan bahasa Indonesia adalah sesuatu yang sangat penting. Bahasa Indonesia adalah alat penting pemersatu bangsa. Negara kepulauan seperti Indonesia sangat memerlukan satu bahasa yang mempersatukan satu nusa, satu bangsa. Satu nusa, satu bangsa, satu bahasa kita. Tanah air pasti jaya untuk selama-lamanya.
Jika Mahapatih Gajah Mada mengumandangkan Sumpah Palapa, maka pada tanggal 26-28 Oktober 1928 para pemuda Indonesia dalam Kongres Pemuda II mencetuskan Sumpah Pemuda yang terungkap dalam kalimat: Kami putra-putri Indonesia berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia, dan berbahasa yang satu, bahasa Indonesia. Pada sumpah poin ketiga, yakni tentang bahasa, memang kenyataan menunjukkan bahwa bahasa Melayu sebagai lingua franca akhirnya dipilih menjadi cikal bakal bahasa Indonesia seperti yang dipakai sekarang ini. Bahasanya mudah dicerna dan mudah pula dipakai untuk bahasa sehari-hari.
Dalam realitas sehari-hari kita sering merasa heran apakah kita berdiam di negara Indonesia atau di negeri asing. Cobalah kita amati siaran televisi di Indonesia. Terlalu sedikit judul acara televisi di Indonesia yang menggunakan bahasa Indonesia. Tiliklah acara yang berjudul Highlight, Stand up Comedy, Breaking News, dan lain-lain. Acara-acara tersebut sepenuhnya menggunakan bahasa Indonesia, tetapi mengapa harus memakai bahasa asing sebagai judulnya.
Amati judul film Indonesia, seperti Eiffel, I,m in Love, Get Married, The Raid, dan sebagainya; yang pemainnya adalah orang Indonesia dan dialognya menggunakan bahasa Indonesia. Cobalah telisik kegiatan yang dekat di wilayah kita, Lamongan Green and Clean, misalnya, mengapa bukan Lamongan Hijau dan Bersih? Seorang penjahit memasang baner di depan rumahnya dengan kata Hasan Taylor, mengapa tidak menggunakan frasa Penjahit Hasan. Kalau kita jalan-jalan ke kota Lamongan, di sana ada Lamongan Plaza, mengapa tidak memakai kelompok kata Plasa Lamongan. Begitulah sekelumit kalimat yang Omjay baca dalam buku Oktober bermakna.
Semua guru punya beban moral, dalam hal ini guru-guru mata pelajaran bahasa Indonesia dari segala jenjang pendidikan, mulai dasar hingga menengah dan atas, berperan penting sebagai ujung tombak kesuksesan pembelajaran dan penguasaan keterampilan berbahasa Indonesia yang konsisten. Guru-guru mata pelajaran bahasa Indonesia harus bisa mengemas pelajaran yang diampunya sehingga membuat siswa merasa riang dan tertantang untuk mengeskplorasi dirinya baik dalam pikir maupun rasa. Olah rasa dan olah pikir harus selaras dengan olah raga yang membuat tubuh semakin kuat di era multimedia.
Memang hal itu tidak mudah, tetapi menjadi tantangan tersendiri yang harus diwujudkan oleh para pendidik bahasa Indonesia. Apalagi dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang super pesat seperti sekarang, hal-hal yang dulu tidak mungkin dilaksanakan sekarang menjadi sesuatu yang menyenangkan dan menyemarakkan. Pelajaran bahasa Indonesia memiliki banyak media yang bisa dimanfaatkan secara audio visual di samping literasi yang harus semakin ditingkatkan. Bahkan literasi digital menjadi sebuah kebutuhan saat ini di era pandemi Covid-19. Semua guru dipaksa untuk bercumbu mesra dengan teknologi digital di era milenial.
Gerakan literasi penting dan kontekstual diterapkan saat ini karena derasnya arus informasi. Semoga siswa bisa membekali diri dengan kecerdasan berliterasi dalam berbagai aspek. Dalam literasi aspek yang ada bukan hanya baca tulis, tapi harus cerdas berliterasi dalam bidang teknologi informasi, hukum, politik, ekonomi, budaya, termasuk di media sosial. Selain itu kecerdasan berliterasi harus juga diiringi dengan penguatan karakter untuk membentuk kepribadian Indonesia. Manusia Indonesia yang berkarakter dan mampu beradaptasi dengan kondisi terkini. Bergeraklah terus seperti air yang mengalir sehingga bening dan menyuburkan.
Masa pandemi Covid-19 tidaklah surut untuk tetap membuat program gerakan literasi sekolah (GLS) terus bersinar. Gerakan literasi harus menerobos corona dalam memaknai bulan bahasa. Kegiatan ini bukan hanya mengutamakan aspek baca tulis, tapi siswa harus cerdas berliterasi dalam bidang teknologi informasi, hukum, politik, ekonomi, budaya, termasuk di media sosial. Siswa juga diharapkan memiliki kecerdasan berliterasi dengan penguatan karakter untuk membentuk kepribadian Indonesia.
Kalau karakter manusia Indonesia kuat, niscaya bangsa Indonesia akan bisa mengubah tantangan menjadi peluang. Peluang untuk mewujudkan Indonesia Jaya melalui gerakan literasi Oktober Bermakna yang tertuang dalam kata. Melalui kekuatan kata-kata yang terangkai dalam bahasa, sebagai perwujudan dalam memaknai Sumpah Pemuda dan bulan bahasa di tengah-tengah pandemi corona yang semakin merajalela. Dengan segala kegiatan literasi, kejenuhan siswa, guru dan ortu akan terkikis menjadi sebuah semangat besar dalam mewujudkan Indonesia Jaya, agar terbebas dari virus corona. Mari kita sebarkan terus virus literasi di negeri yang kita cintai bersama dengan semangat sumpah pemuda dan bulan bahasa.
Salam Blogger Persahabatan Omjay Guru Blogger Indonesia Blog http://wijayalab.com
Posted onSeptember 22, 2020|Komentar Dinonaktifkan pada Buku Literasi di Tengah Pandemi
Literasi di Tengah Pandemi. Sebuah Kata Pengantar Dari Guru Blogger Indonesia.
Malam ini saya diingatkan oleh ibu Ai Sumartini Dewi untuk membuat kata pengantar buku terbarunya.
Hampir saja saya terlupa karena banyaknya kegiatan yang saya ikuti dari pagi hingga malam hari secara online.
Untunglah saya diingatkan sehingga menyempatkan diri membaca buku literasi di tengah pandemi dari guru yang berasal dari kabupaten Subang Jawa Barat ini.
Membaca buku ini membuat saya semakin bertambah semangat untuk ngeblog. Apalagi di tengah pandemi covid-19 yang memaksa guru melakukan inovasi dalam pembelajaran jarak jauh.
Guru mulai terlatih menciptakan pola pembelajaran yang efektif dari rumah. Guru juga dapat mengubah laporan PTK menjadi sebuah buku yang menarik.
Selama 20 pertemuan kami sama sama belajar untuk menulis dan menerbitkan buku dari para pakar dan narasumber yang kompeten di bidangnya.
Balada literasi yang dulu terjadi kini mulai bertemu solusi. Kawan kawan guru mulai menemukan trik menerbitkan buku.
Mulailah menulis dari blog yang dikelola dengan baik. Bisa pakai WordPress atau Blogger yang trus diupdate dengan tulisan terbaru. Banyak blog gratis di internet.
Kiprah sang blogger akan terlihat ketika mulai mendokumentasikan kegiatannya di dunia nyata. Blog menjadi alat rekam yang ajaib untuk memposting tulisan tulisan kita di tengah pandemi covid-19 yang belum juga sirna. Literasi teruji oleh mereka yang mulai unjuk gigi. Sang juara resume akan terlihat dari mereka yang rajin membuat resume yang menjelma jadi buku.
Muda berkarya tua menjadi kaya. Personal branding bisa dimulai dari mengelola blog dengan baik. Anda akan menjadi blogger yang multi talenta.
Membangun branding blog memang tidak mudah. Apalagi mengelola sekolah di era covid-19. Oleh karena itu literasi di tengah pandemi harus dihidupkan terus menerus agar keajaiban freewriting dirasakan oleh para penulis.
Produktif menulis bisa dilakukan bila anda banyak membaca karya tulis orang lain. Apalagi bila anda bermimpi untuk menerbitkan buku. Hasil tidak akan pernah menghianati proses.
Proses penerbitan buku itu harus dimulai dengan kesabaran kita berliterasi. Sama halnya dengan strategi penerbitan buku. Peelu cara cara baru agar tulisan kita menemui takdirnya di mata pembaca.
Menulis itu pilihan kawan. Setiap orang bisa menulis. Baik menulis artikel atau menulis semudah chating dengan berbagai aplikasi. Bahkan menulis bisa semudah anda berbicara bila tahu caranya.
Menulis itu keajaiban bila dilakukan terus menerus setiap hari. Bahkan bisa mengubah penelitian tindakan kelas dengan mudah. Itulah yang saya lakukan ketika hasil penelitian tindakan kelas menjelma jadi buku.
Kita perlu melakukan jungkir balik berliterasi agar buku yang diterbitkan menjadi buku best seller. Anda perlu berkeliling dunia melalui membaca buku. Jendela dunia adalah buku.
Semua hal yang saya tuliskan di atas akan anda temukan dalam buku literasi di tengah pandemi. Sebuah buku yang dihasilkan dari kumpulan tulisan di blog yang menarik hati.
Ikutlah bergabung bersama kami wahai guru penggerak Indonesia. Kita belajar berliterasi dan berprestasi tinggi dengan bergabung di wa group guru menulis.
Aplikas whatsapp yang kita gunakan sehari hari dapat dimanfaatkan untuk berliterasi di tengah pandemi. Jadi bukan sekedar untuk ngerumpi atau menyebarkan berita hoaks.
Menulis itu merupakan hal yang mudah jika kita lakukan setiap hari di blog. Setelah rampung, maka dikumpulkan dalam satu file dan dengan bantuan berbagai pihak jadilah sebuah buku yang hebat.
Menyusun buku itu tidak bisa sendiri. Kita perlu bekerjasama dengan pihak lain yang mendukung proses penerbitan sebuah buku.
Literasi di tengah pandemi membuat saya semakin percaya diri untuk menerbitkan buku karya sendiri.
Blog bisa menjadi alat rekam yang ajaib. Keajaibannya akan anda rasakan setelah anda menjadi blogger.
Trainer, Teacher, Blogger, Fotografer, Motivator, Pembicara Seminar, Workshop PTK, dan Praktisi ICT.
Sering diundang di berbagai Seminar dan Workshop sebagai Pembicara di tingkat Nasional.
Bersedia membantu para guru dalam bidang Karya Tulis Ilmiah (KTI) online.
Berbagai Karya Tulisnya selalu masuk final di tingkat Nasional dan berbagai prestasi telah diraihnya.
Untuk melihat foto kegiatannya dapat dilihat di blog http://wijayalabs.multiply.com/photos atau http://wijayalabs.com
Hub via SMS:0815 915 5515
Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.
Tulisan wijaya
Kreativitas Menulis
Blog ini mengajak anda untuk dapat kreatif dalam menulis. Ciptakan tulisan-tulisan anda yang bermutu dan kirimkan kepada kami untuk ditayangkan di blog ini.
Saya sangat senang bila anda mengambil berita atau informasi dari blog ini. Namun sebagai bangsa yang berbudaya, alangkah baiknya nama penulis atau alamat blog ini dicantumkan sebagai sumber.
Silahkan Link
Blog ini dibuat untuk saling berbagi. Bagi anda yang ingin membuat Link untuk Blog ini, dengan senang hati saya persilahkan. Selamat Bergabung!
Saya sangat setuju kegiatan tentang Penelitian Tindakan Kelas, saya berpendapat PTK merupakan kegiatan profesional yang harus dilakukan oleh seorang guru. Tulislah apa yang dia lakukan, yang dialami, yang dia rasakan, kemudian apa hasilnya.
Saya sangat terusik manakala sebagian besar guru kita tidak dapat atau tidak tergugah untuk menulis, hal ini mengakibatkan sebagian guru kita pangkat dan golongannya mandeg di golongan IV/a. karena gol IV dalam kenaikan pangkatnya diwajibkan mempunyai kegiatan pengembangan profesi diantaranya dengan karya tulis ilmiah. Padahal salah satu pasal dari kep Menpan No: 84/93, menyatakan apabila seorang guru tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat berikutnya, selama 6 tahun, harus dibebaskan dari jabatan fungsional gurunya?.
Semoga para penulis tentang PTK atau istilah lain dapat membantu dan menggugah para guru untuk membudayakan menulis, tentunya SDM kita juga akan meningkat. Salam
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.