Monthly Archives: Februari 2024

Kesibukan Guru Penggerak di Sekolah Penggerak SMP Labschool Jakarta

Kesibukan guru penggerak di sekolah penggerak SMP Labschool Jakarta sangat jelas terlihat. Semua guru di SMP Labschool Jakarta sudah tiba di sekolah untuk mendapatkan pengarahan pengawas ujian tengah semester atau ulangan tes sumatif di semester genap. Semua siswa di kumpulkan di lapangan halaman masjid atau halma Baitul Ilmi Labschool Jakarta Timur. Semua orang nampak sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul “Kesibukan Guru Penggerak di Sekolah Penggerak SMP Labschool Jakarta”, Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/wijayalabs/65d6a1e312d50f72b8151a44/kesibukan-guru-penggerak-di-sekolah-penggerak-smp-labschool-jakarta

Kreator: Wijaya Kusumah

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

Guru Akan Cepat Kaya, Mengapa?

Usia guru penggerak tak harus tua. Orang mudapun bisa menjadi guru penggerak. Guru Penggerak Akan Cepat Kaya Karya! Bagaimana caranya menjadi guru kaya karya? Seorang kawan dekat bertanya kepada Omjay. Kebetulan baru saja Omjay menerima royalty buku dari salah satu penerbit di Yogyakarta.

Tentu itu semua Omjay mulai dari menulis setiap hari di Kompasiana.com/wijayalabs. Juga berkolaborasi dengan para penulis hebat lainnya di KBMN PGRI. Sebentar lagi kita akan membuka gelombang 31 KBMN PGRI setelah konggres PGRI di Jakarta.

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul “Guru Penggerak Akan Cepat Kaya Karya! Bagaimana Caranya Menjadi Kaya di Usia Muda?”, Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/wijayalabs/65d4557312d50f70b24a9342/guru-penggerak-akan-cepat-kaya-karya-bagaimana-caranya-menjadi-kaya-di-usia-muda

Kreator: Wijaya Kusumah

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

Pengalaman menjadi anggota KPPS

Seharian kemarin dari subuh hingga ke subuh lagi, Omjay menjadi petugas KPPS. Alhamdulillah Omjay belum temukan ada petugas KPPS yang meninggal dunia.

Semoga bermanfaat buat pembaca Kompasiana.

Berbagi Praktik Baik (Best Practice) Tidak Wajib Diupload di Aplikasi PMM

Webinar Berbagi Praktik Baik Inovasi Pembelajaran Berbasis TIK (Tangkapan Layar Sudomo)

Melintas.id – Berbagi Praktik Baik (Best Practice) Tidak Wajib Diupload ke Aplikasi PMM. Mengapa Tidak Wajib? Sebab Guru Memiliki Kemerdekaan untuk Saling Berbagi Kepada Sesama Guru. Teruslah berbagi ilmu dan pengalaman kepada guru lainnya di seluruh nusantara.

Praktik baik di kelas bapak dan ibu guru tidak perlu diupload di aplikasi PMM yang digagas Nadiem Makarim. Langsung saja dibagikan kepada kawan-kawan guru lainnya. Bisa lewat blog pribadi dan bisa lewat media sosial bapak dan ibu guru. Niatkan untuk berbagi ilmu dan pengalaman.

Bapak ibu guru tidak boleh terjajah aplikasi. Kita sebagai guru harus merdeka dalam berbagi praktik baik kepada guru lainnya. Sebagaimana kami dulu berjuang mengembalikan mata pelajaran TIK dan KKPI dalam kurikulum 2013.

Dahulu kami komunitas guru TIK dan KKPI berjuang mengembalikan mata pelajaran TIK dan KKPI. Mata pelajaran tersebut dihapuskan dalam kurikulum 2013, dan diganti prakarya. Saat itu kami menolak kebijakan kemdikbud.

Kami semua berjuang dan beradu argumentasi dengan para pejabat kemdikbud. Omjay kemudian mengajak kawan-kawan yang kuliah S3 di Pascasarjana UNJ bertemu mendikbud Anies Baswedan. Jadwal beliau padat sekali, dan kami akhirnya hanya bisa berfoto mesra dengan beliau di depan kantor kemdikbud gedung D.

Kamipun akhirnya bertemu dengan para pejabat kemdikbud lainnya di lantai 16 gedung D. Kami kemudian berdialog dengan para pejabat kemdibud dan mereka berkata masih belum bisa mengembalikan mata pelajaran TIK dan KKPI ke dalam kurikulum 2013

Perjuangan tiada henti kami lakukan dan alhamdulillah menemui jalannya. Namun, Anies Baswedan saat itu dicopot sebagai mendikbud oleh presiden Jokowi, dan digantikan Muhadjir Efendi. Kamipun akhirnya memberikan naskah akademik matpel informatika kepada beliau.

Input sumber gambar dokpri

Perjuangan terus berlanjut, dan kami diminta untuk membuat naskah akademik mata pelajaran informatika. Mata pelajaran ini baru bisa diberlakukan secara resmi dalam kurikulum merdeka. Era dimana Nadiem Makarim menjadi mendikbudristek.

Jadi bapak ibu guru, ketika ada kebijakan kemdikbud yang kurang sreg di hati, lawanlah dengan santun dan hati nurani. Ajukan kajian akademik, dan gunakan logika berpikir ilmiah seorang akademik. Coba saja anda pikirkan baik-baik. Tak ada sebuah kebijakan muncul begitu saja tanpa perjuangan dan pengorbanan.

Apakah boleh berbagi praktik baik di kelas sendiri dibagikan di blog pribadi dan media sosial guru? Tentu saja boleh, dan tidak harus diupload di aplikasi PMM. 

Lihat saja vidionya di https://www.youtube.com/watch?v=9DMagu4rfO4

Sekarang kurikulum sudah merdeka, sudah sewajarnya pula guru harus berpikir merdeka, dan tidak terjajah aplikasi. Bapak ibu guru harus berani melawan kebijakan yang kurang tepat. Seperti halnya dulu kami guru TIK dan KKPI dalam berjuang. 

Berani karena benar dan takut karena salah. Kebenaran akan selalu menemui jalannya sendiri. Namun, semua itu butuh perjuangan dan ikhtiar yang tak pernah padam. Teruslah berjuang bapak dan ibu guru dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Perjuangan demi perjuangan kami lakukan, mulai dari sekolah sampai stasiun televisi kami jalani dengan kekuatan hati nurani. Tereliminasinya mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dari kurikulum 2013 diprediksi berdampak pada kesenjangan pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi antara pelajar di kota besar dan daerah. 

Membahas persoalan ini bersama Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas Harris Iskandar (saat itu) dan Sekjen Asosiasi Guru TIK Wijaya Kusumah (Omjay). Rekamannya dapat anda tonton di bawah ini.

Demikianlah kisah omjay tentang berbagi praktik baik di kelas yang bisa dibagikan kepada guru lainnya tanpa harus menggunakan aplikasi PMM. Teruslah berbagi ilmu dan pengalaman karena berbagi itu indah. Teruslah berbagi praktik baik tanpa menggunakan aplikasi PMM yang diciptakan Nadiem Makarim. Justru bapak ibu guru harus menciptakan sendiri aplikasinya, dan tidak sekedar menggunakan aplikasi PMM.

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

Guru Blogger Indonesia

Blog https://wijayalabs.com

Omjay Guru Blogger Indonesia

Belum Ada Hasil Penelitian yang Menuliskan Aplikasi PMM Dapat Meningkatkan Kualitas Guru dan Hasil Belajar Siswa

Pendahuluan

Salam dan bahagia bapak ibu Guru di seluruh Indonesia. Belum ada hasil penelitian yang menuliskan Aplikasi PMM dapat Meningkatkan Kualitas Guru dan Hasil Belajar Siswa. 

Isi dari video tanya pak Dony saja mengilhami Omjay untuk menulis. Apa yang dikatakan beliau dalam channel youtubenya sangat bagus sekali dan banyak didukung oleh kawan-kawan guru Indonesia. 

Silahkan anda klik https://youtu.be/1lGuS0FZKPk.

Sahabat Pendidikan Karakter, di mana akar persoalan polemik kebijakan e-kinerja oleh BKN untuk menilai kinerja guru dan Kepala Sekolah?

Beberapa komentar kawan-kawan guru setelah Omjay tonton video di atas adalah sebagai berikut:

Banyak guru yang tidak setuju dengan adanya aplikasi PMM, hasil pengumpulan data di Litbang PGRI yang akan disampaikan, lebih dari 75 % guru tidak setuju. Nanti akan dipublikasikan secara resmi oleh PB PGRI melalui kegiatan satu frekwensi APKS PB PGRI. Mohon bersabar menanti informasinya.
Setuju dengan pak Doni. Tolong suarakan jeritan hati kami pak. Sungguh-sungguh PMM menghabiskan energi pak
Pak….kami guru semakin disibukkan dengan ADMINSTRASI DIRI semakin terbengkelai ADMINSTRASI buat mengajar, dan mendidik ANAK-ANAK….mohon Para Pengambil kebijakan …paham fakta di sekolah-sekolah.
Setujuuuu bingit,  memang beban semakin banyak , waktu bermasyarakat, dan keluarga berkurang. 
Setuju pak Doni karena pelatihan mandiri di platfom merdeka mengajar dalam membuat aksinya sulit sekali mendapatkan sertifikat dan butuh waktu berbulan-bulan, sedangkan kita dituntut satu topik di dalam mengerjakan PMM. Lantas bagaimana jika pada hari H nya sertifikat itu tidak keluar? Apakah kita dianggap guru yang gagal? Sekian tahun mengajar dan sudah mencetak anak bangsa cuma karena sertifikat itukah kita dianggap guru yang tidak berkualitas …sungguh sangat tidak bijaksana.
Apa yang Bapak Doni suarakan sangatlah BENAR, karena Guru berbeda dengan tenaga administrasi, sebab Guru selain mengajar juga mendidik dan membimbing Siswa. Jadi kalau dibebani lagi dengan administrasi yang berjubel akan terganggu Konsentrasi Guru dalam bekerja.
SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) yang tepat ya dikerjakan ASN di platform e-Kinerja. Kalo SKP yang diintegrasikan dengan PMM dikerjakan oleh ASN guru, itu hanya untuk membuktikan bahwa pembuatan PMM bermanfaaf, ada yang pakai, & menyenangkan pembuat platform. Prediksi: PMM dibiayai (dibeli) dengan anggaran yang tidak murah, sehingga kalau tidak ada yang menggunakan, yang membuat jadi malu donk.
Program Mendikbud dalam menerapkan ekin di PMM betul-betul sangat menyiksa guru-guru.  Waktu yang seharusnya masuk kelas untuk mengajar,  tapi karena tuntutan aturan di aplikasi PMM,  guru harus mengisi segala persyaratan di PMM. Bayangkan saja,  hal sederhana seperti piket setiap jam harus dilaporkan di pmm.  Stres dibuatnya,  apalagi guru-gurunya yang sudah uzur, tambah stres,  akibatnya tekanan darah tinggi semakin meningkat,  bukannya meringankan beban guru,  tapi menambah beban guru. Betul-betul Nadiem Makarim telah menyiksa jutaan guru,  dengan kebijakannya, semoga segera diganti dengan Menteri yang baru,  dengan kebijakan yang benar-benar berpihak pada nasib guru, Aamiiin ya Allah.
Penutup

Demikianlah kisah Omjay kali ini, dan beberapa komentar yang Omjay ambil dari channel youtube Tanya Pak Doni Saja. Semoga apa yang disampaikan pak Doni Koesoema dapat dipahami dan diterima oleh pejabat kemdikbudristek. Omjay sangat setuju dengan apa yang Bapak Doni Koesoema sampaikan. Terus Pak Doni, suarakan apa yang menjadi keluhan kami guru-guru di Indonesia. Kami bukan guru yang hanya disibukkan dengan aplikasi PMM, sementara anak didik terbengkalai, dan mengurangi waktu kami dengan keluarga ketika di rumah. 

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

Guru Blogger Indonesia

Blog https://wijayalabs.com

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul “Belum Ada Hasil Penelitian yang Menuliskan Aplikasi PMM Dapat Meningkatkan Kualitas Guru dan Hasil Belajar Siswa”, Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/wijayalabs/65b9a25a12d50f5ddc0d35c2/belum-ada-hasil-penelitian-yang-menuliskan-aplikasi-pmm-dapat-meningkatkan-kualitas-guru-dan-hasil-belajar-siswa

Kreator: Wijaya Kusumah

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com