Monthly Archives: Februari 2008

KEBAHAGIAAN SEJATI

Semoga sapaan saya hari ini menemui kita semua dengan wajah yang senantiasa tersenyum dan selalu mengucap syukur untuk setiap berkat yang kita terima dari Tuhan. Kebahagiaan adalah sesuatu yang dicari oleh setiap orang di dunia ini. Orang mencari kebahagiaan dengan berbagai cara, misalnya dengan menikmati gaya hidup hedonisme (mencari kesenangan duniawi).

Ada juga yang mencarinya melalui hubungan dengan roh-roh jahat. Namun semuanya sia-sia, karena kebahagiaan yang ditempuh dengan cara itu adalah kebahagiaan semu. Kalau begitu bagaimana kita bisa memperoleh kebahagiaan sejati? Tidak banyak yang tahu kejadian buruk yang pernah menimpa Thomas Alva Edison di usianya yang ke 67.

Ketika itu kobaran api yang sangat besar melahap dan membakar habis gedung laboratoriumnya. Laboratorium dimana dia telah menghabiskan sepanjang hidupnya untuk menghasilkan karya selama bertahun-tahun, habis dalam sekejab. Tapi apa yang dikatakannya tidak lama setelah dia menyaksikan kebakaran hebat itu? “Aku baru berusia 67 tahun dan belum terlalu tua untuk memulai lagi”. Saya tidak sanggup membayangkan seandainya kejadian seburuk itu menimpa saya. Saya begitu kagum dengan keputusan yang dia ambil dalam menyikapi sebuah kejadian. Edison tidak marah ataupun menyesali kejadian buruk tersebut. Yang dia lakukan hanyalah memperkatakan hal yang positif. Dan dia berhasil menelurkan gagasannya lagi sepanjang 17 tahun ke depan. Dia menyadari sepenuhnya bahwa apapun yang terjadi adalah hal yang terbaik bagi dirinya, meskipun itu samasekali bukan kejadian yang baik. 

Masalah adalah tanda penghormatan alam kepada mu.(MTSN – You Are Only As Honorable As What You Do)

Jika Thomas Alva Edison memutuskan bersikap positif terhadap hal buruk yang menimpanya, sebaliknya dengan Shriver, istri seorang aktor yang sangat terkenal Arnold Schwarzenegger. Hari itu acara CBS Morning yang dipandunya dibatalkan. Ia berkata bahwa “dirinya bernasib sial”. Hanya karena sebuah hal sekecil itu dia melupakan semua keberhasilan dan kekayaan yang telah ia peroleh selama hidup. Hanya karena sebuah acara yang gagal tayang, dia lupa akan semua yang dia miliki, seperti karir yang cemerlang, anak-anak yang sehat, juga buku-buku biografinya yang sangat laris. Lalu keputusan mana yang akan kita ambil? Sikap seperti apa yang akan kita pilih saat kegagalan menimpa diri kita? Dennis Prager mengatakan,

“Semua orang yang berbahagia selalu bersyukur. Orang yang tidak bersyukur tidak dapat berbahagia”.

Kita sering salah persepsi dan cenderung berpikir bahwa karena tidak bahagia, orang mengeluh. Padahal yang benar adalah, orang mengeluh maka ia tidak berbahagia. Mungkin sekaranglah saatnya kita harus belajar untuk mengucap syukur dalam segala hal. Tuhan seringkali mengijinkan kegagalan untuk mengukur iman kita, apakah kita tetap berterimakasih dan mengucap syukur dalam segala hal? Apakah kita hanya mau menerima yang baik dari Tuhan, tapi tidak mau menerima yang buruk? Thomas Alva Edison tidak mengeluh bahkan tetap bersyukur saat laboratoriumnya habis terbakar. Dan hasil yang dia peroleh adalah tidak hanya kekuatan baru yang membuatnya menggapai keberhasilan, namun juga kebahagiaan sejati dan damai sejahtera. Karena bersyukur adalah kunci agar tidak kehilangan kebahagiaan dan damai sejahtera. Apapun yang terjadi kepada Anda, akan tetap menjadi sesuatu yang menguatkan Anda, bila Anda tidak mengijinkannya untuk melemahkan Anda.(MTOF Mercury)  

Best Regards dan Salam Super,

Maya Pardede | SM 0916 | Cemerlang Financial SVCS, LLC | 08121209898 

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Oleh : Prof. Dr. Suwarsih Madya

 Pendahuluan 

Anda adalah guru yang sudah banyak jam terbangnya, bukan? Pasti Anda punya banyak pengalaman, baik  manis maupun pahit, dalam mengajar. Pengalaman manis dapat Anda rasakan ketika siswa-siswa Anda berhasil meraih prestasi, yang sebagian merupakan kontribusi Anda. Dan, Anda pasti menginginkan siswa-siswa Anda selalu berhasil meraih prestasi terbaik. Namun, mungkin keinginan Anda yang mulia tersebut lebih sering tidak tercapai karena berbagai alasan. Misalnya, mungkin Anda sering menemukan siswa-siswa tidak bersemangat, kurang termotivasi, kurang percaya diri, kurang disiplin, kurang bertanggung jawab dsb. Pasti Anda sudah melakukan upaya untuk mengatasinya, tetapi mungkin hasilnya masih jauh dari yang Anda inginkan.            

Dan Anda masih ingin mengatasi masalah-masalah yang Anda temukan di kelas, bukan? Mengapa tidak mencoba mengatasinya lewat suatu kegiatan penelitian tindakan?  Mendengar kata ’penelitian’ mungkin Anda ingat pengalaman pahit ketika dulu meneliti untuk skripsi Anda karena harus mengembangkan instrumen yang berkali-kali direvisi atas saran dosen pembimbing, harus minta ijin ke sana ke sini, harus terjun ke lapangan menemui responden, yang tidak selalu menyambut dengan ramah kedatangan Anda, harus  kecewa karena angket tidak semua dikembalikan, harus menganalisis data dan sering tersandung masalah statistik, dan setelah analisis selesai, harus kecewa karena hasilnya tidak selalu siap dipraktikkan di dunia nyata.  dsb. Singkatnya, kegiatan penelitian tidak mudah karena pertanggungjawaban teoretisnya cukup berat. Anda tidak perlu mengalami itu semua ketika Anda melakukan penelitian tindakan. Mengapa? Karena jenis penelitian ini memang berbeda dengan jenis penelitian lain. Kalau jenis penelitian lain layaknya dilakukan oleh para ilmuwan di kampus atau lembaga penelitian, penelitian tindakan layaknya dilakukan oleh para praktisi, termasuk Anda sebagai guru. Kalau jenis penelitian lainnya untuk mengembangkan teori, penelitian tindakan ditujukan untuk meningkatkan praktik lapangan. Jadi penelitian tindakan adalah jenis penelitian yang cocok untuk para praktisi, termasuk guru. Mari kita bicarakan hal ikhwal tentang penelitian tindakan. Kalau Anda pernah mempelajarinya, pembicaraan ini berfungsi untuk menyegarkan kembali atau memperkaya apa yang telah Anda ketahui. Kalau Anda belum tahu banyak, lewat pembicaraan ini Anda akan mengenalnya, memahaminya, dan akhirnya berminat untuk melaksanakannya, untuk mencapai cita-cita Anda yang mulia, yaitu meningkatkan keberhasilan mendidik, mengajar dan melatih murid-murid Anda, yang akan memberikan sumbangan yang signifikan pada peningkatkan kualitas pendidikan nasional. Seperti tercantum  dalama UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas, Pasal 3, pendidikan nasional berfungsi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, yang merupakan salah satu tujuan kemerdekaan bangsa kita, seperti dinyatakan pada alinea keempat Pembukaan UUD 1945. Oleh sebab itu, upaya Anda untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas merupakan amalan mulia karena memberikan kontribusi dalam mengisi kemerdekaan yang telah direbut lewat pengorbanan yang tidak sedikit. Mari kita menyamakan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas (PTK). 

Apa yang Dimaksud dengan PTK dan Apa Ciri-cirinya?            

Karena penelitian tindakan cocok untuk para praktisi yang bergelut dengan dunia nyata, maka ia cocok untuk Anda sebagai guru. Anda mungkin heran kenapa istilah ’penelitian’ yang biasanya berkenaan dengan teori sekarang dijodohkan dengan istilah ’tindakan’. Keheranan Anda tidak berlebihan karena memang jenis penelitian ini tergolong muda dibandingkan dengan penelitian tradisional yang telah ratusan tahun dikembangkan. Uraian beberapa butir di bawah ini akan dapat membantu Anda dalam memahami apa yang dimaksud dengan penelitian tindakan (Silakan baca Burns, 1999: 30; Kemmis & McTaggrt, 1982: 5; Reason & Bradbury, 2001: 1). Penelitian tindakan merupakan intervensi  praktik dunia nyata yang ditujukan untuk meningkatkan situasi praktis. Tentu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru ditujukan untuk meningkatkan situasi pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya dan ia disebut ’penelitian tindakan kelas’ atau PTK.  Apakah kegiatan penelitian tindakan tidak akan mengganggu proses pembelajaran? Sama sekali tidak, karena justru ia dilakukan dalam proses pembelajaran yang alami di kelas sesuai dengan jadwal. Kalau begitu, apakah penelitian tindakan kelas (PTK) bersifat situasional, kontekstual, berskala kecil, terlokalisasi, dan secara langsung gayut (relevan) dengan situasi nyata dalam dunia kerja? Benar. Apakah berarti bahwa subyek dalam PTK termasuk murid-murid Anda? Benar. Lalu bagaimana cara untuk menjaga kualitas PTK? Apakah boleh bekerjasama dengan guru lain? Benar. Anda bisa melibatkan guru lain yang mengajar bidang pelajaran yang sama, yang akan berfungsi sebagai kolaborator Anda. Karena situasi kelas sangat dinamis dalam konteks kehidupan sekolah yang dinamis pula, apakah peneliti perlu menyesuaikan diri dengan dinamika yang ada? Benar. Anda memang dituntut untuk adaptif dan fleksibel agar kegiatan PTK Anda selaras dengan situasi yang ada, tetapi tetap mampu menjaga agar proses mengarah pada tercapainya perbaikan. Hal ini menuntut komitmen untuk berpartisipasi dan kerjasama dari semua orang yang terlibat, yang mampu melakukan evaluasi diri secara kontinyu sehingga perbaikan demi perbaikan, betapapun kecilnya, dapat diraih.  Kalau begitu, apakah diperlukan kerangka kerja agar masalah praktis dapat dipecahkan dalam situasi nyata? Benar. Tindakan dilaksanakan secara terencana, hasilnya direkam dan dianalisis dari waktu ke waktu untuk dijadikan landasan dalam melakukan modifikasi.  

Apa syarat-syarat agar PTK Anda berhasil?            

Untuk dapat meraih perubahan yang diinginkan melalui PTK, apakah ada syarat-syarat lain? Betul, silakan baca McNiff, Lomax dan Whitehead (2003).

1.      Pendidik dan peserta didik harus punya tekad dan komitmen untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Komitmen itu terwujud dalam keterlibatan bersama dalam seluruh kegiatan PTK secara proporsional. Andil itu mungkin terwujud jika ada maksud yang jelas dalam melakukan intervensi tersebut.

2.      Pendidik menjadi pusat dari penelitian sehingga dituntut untuk bertanggung jawab atas peningkatan yang akan dicapai.

3.      Tindakan yang Anda lakukan hendaknya didasarkan pada pengetahun, baik pengetahuan konseptual dari tinjauan pustaka teoretis, maupun pengetahuan teknis prosedural, yang diperoleh lewat refleksi kritis dan dipadukan dengan pengalaman orang lain dari tinjauan pustaka hasil penelitian tindakan), berdasarkan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya. Refleksi kritis dapat dilakukan dengan baik jika didukung oleh keterbukaan dan kejujuran terhadap diri sendiri, khususnya kejujuran mengakui kelemahan/kekurangan diri. 

 4.      Tindakan tersebut dilakukan atas dasar komitmen kuat dan keyakinan bahwa situasi dapat diubah ke arah perbaikan.

5.      Penelitian tindakan melibatkan pengajuan pertanyaan agar dapat melakukan perubahan melalui tindakan yang disadari dalam konteks yang ada dengan seluruh kerumitannya.

6.      Anda mesti mamantau secara sistematik agar Anda mengetahui dengan mudah arah dan jenis perbaikan, yang semuanya berkenaan dengan pemahaman yang lebih baik terkadap praktik dan pemahaman tentang bagaimana perbaikan ini telah terjadi.

7.      Anda perlu membuat deskripsi otentik objektif (bukan penjelasan) tentang tindakan yang dilaksanakan dalam riwayat faktual, perekaman video and audio,  riwayat subjektif yang diambil dari buku harian dan refleksi dan observasi pribadi, dan riwayat fiksional.

8.      Anda perlu memberi penjelasan tentang tindakan berdasarkan deskripsi autentik tersebut di atas, yang mencakup (1) identifikasi makna-makna yang mungkin diperoleh (dibantu) wawasan teoretik yang relevan, pengaitan dengan penelitian lain (misalnya lewat tinjauan pustaka di mana kesetujuan dan ketidaksetujuan dengan pakar lain perlu dijelaskan), dan konstruksi model (dalam konteks praktik terkait) bersama penjelasannya; (2) mempermasalahkan deskripsi terkait, yaitu secara kritis mempertanyakan motif tindakan dan evaluasi terhadap hasilnya; dan (3) teorisasi, yang dilahirkan dengan memberikan penjelasan tentang apa yang dilakukan dengan cara tertentu.

9.      Anda perlu menyajikan laporan hasil PTK dalam berbagai bentuk termasuk: (1) tulisan tentang hasil refleksi-diri, dalam bentuk catatan harian dan dialog, yaitu percakapan dengan dirinya sendiri; (2) percakapan tertulis, yang dialogis, dengan gambaran jelas tentang proses percakapan tersebut; (3) narasi dan cerita; dan (4) bentuk visual seperti diagram, gambar, dan grafik. Kesepuluh, Anda perlu memvalidasi pernyataan Anda tentang keberhasilan tindakan Anda lewat pemeriksaan kritis dengan mencocokkan pernyataan dengan bukti (data mentah), baik dilakukan sendiri maupun bersama teman (validasi-diri), meminta teman sejawat untuk memeriksanya  dengan masukan dipakai untuk memperbaikinya (validasi sejawat), dan terakhir menyajikan hasil seminar dalam suatu seminar (validasi public). Perlu dipastikan bahwa temuan validasi selaras satu sama lain karena semuanya berdasarkan pemeriksaan terhadap penyataan dan data mentah. Jika ada perbedaan, pasti ada sesuatu yang masih harus dicermati kembali. 

Apa yang dapat Dicapai lewat Penelitian Tindakan Kelas? 

Pertanyaan ini dapat diubah menjadi, ”Kapan Anda secara tepat dapat melakukan PTK?” Jawabnya: Ketika Anda ingin meningkatkan kualitas pembelajaran yang menjadi tanggung jawab Anda dan sekaligus ingin melibatkan murid-murid Anda dalam proses pembelajaran (lihat Cohen dan Manion, 1980). Dengan kata lain, Anda ingin meningkatkan praktik pembelajaran, pemahaman Anda terhadap praktik tersebut, dan situasi pembelajaran kelas Anda (Grundy & Kemmis, 1982: 84). Dapat dikatakan bahwa tujuan utama PTK adalah untuk mengubah perilaku pengajaran Anda, perilaku murid-murid Anda di kelas, dan/atau mengubah kerangka kerja melaksanakan pembelajaran kelas Anda. Jadi, PTK lazimnya dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan atau pendekatan baru pembelajaran dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di ruang kelas.  PTK berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran kelas. Di ruangan kelas, PTK dapat berfungsi sebagai (Cohen & Manion, 1980: 211): (a) alat untuk mengatasi masalah-masalah yang didiagnosis dalam situasi pembelajaran di kelas; (b) alat pelatihan dalam-jabatan, membekali guru dengan keterampilan dan metode baru dan mendorong timbulnya kesadaran-diri, khususnya melalui pengajaran sejawat; (c) alat untuk memasukkan ke dalam sistem yang ada (secara alami)  pendekatan tambahan atau inovatif; (d) alat untuk meningkatkan komunikasi yang biasanya buruk antara guru dan peneliti; (e) alat untuk menyediakan alternatif bagi pendekatan yang subjektif, impresionistik terhadap pemecahan masalah kelas.  Ada tiga butir penting yang perlu disebut di sini. Pertama, hasil penelitian tindakan dipakai sendiri oleh penelitinya, dan tentu saja oleh orang lain yang menginginkannya. Kedua, penelitiannya terjadi di dalam situasi nyata yang pemecahan masalahnya segera diperlukan, dan hasil-hasilnya langsung diterapkan/dipraktikkan dalam situasi terkait. Ketiga, peneliti tindakan melakukan sendiri pengelolaan, penelitian, dan sekaligus pengembangan. 

Kriteria dalam Penelitian Tindakan 

Benarkah PTK harus memenuhi kriteria tertentu? Benar.  Seperti layaknya penelitian, PTK harus memenuhi kriteria validitas. Akan tetapi, makna dasar validitas untuk penelitian tindakan condong ke makna dasar validitas dalam penelitian kualitatif, yaitu makna langsung dan lokal dari tindakan sebatas sudut pandang peserta penelitiannya (Erickson, 1986, disitir oleh  Burns, 1999). Jadi kredibilitas penafsiran peneliti dipandang lebih penting daripada validitas internal (Davis, 1995, disitir oleh Burns, 1999). Karena PTK bersifat transformatif, maka kriteria yang cocok adalah validitas demokratik, validitas hasil, validitas proses, validitas katalitik, dan validitas dialogis, yang harus dipenuhi dari awal sampai akhir penelitian, yaitu dari refleksi awal saat kesadaran akan kekurangan muncul sampai pelaporan hasil penelitiannya (Burns, 1999: 161-162, menyitir Anderson dkk,1994).  

Validitas: demokratik, hasil, proses, katalitik, dan dialoguis 

Validitas Demokratik berkenaan dengan kadar kekolaboratifan penelitian dan pencakupan berbagai suara. Dalam PTK, idealnya Anda, guru lain/pakar sebagai kolaborator, dan murid-murid Anda masing-masing diberi kesempatan menyuarakan apa yang dipikirkan dan dirasakan serta dialaminya selama penelitian berlangsung. Pertanyaan kunci mencakup:  Apakah semua pemangku kepentingan (stakeholders) PTK (guru, kolaborator, administrator, mahasiswa, orang tua) dapat menawarkan pandangannya? Apakah solusi masalah di kelas Anda memberikan manfaat kepada mereka? Apakah solusinya memiliki relevansi atau keterterapan pada konteks kelas Anda? Semua pemangku kepentingan di atas diberi kesempatan dan/atau didorong lewat berbagai cara yang cocok dalam situasi budaya setempat untuk mengungkapkan pendapatnya, gagasan-gagasannya, dan sikapnya terhadap persoalan pembelajaran kelas Anda, yang fokusnya adalah pencarian solusi untuk peningkatan praktik dalam situasi pembelajaran kelas Anda.  Misalnya, dalam kasus penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran bahasa Inggris, pada tahap refleksi awal guru-guru yang berkolaborasi untuk melakukan penelitian tindakan kelas, siswa, Kepala Sekolah, dan juga orang tua siswa, diberi kesempatan dan/atau didorong untuk mengungkapkan pandangan dan pendapatnya tentang situasi dan kondisi pembelajaran bahasa Inggris di sekolah terkait. Hal ini dilakukan  untuk mencapai suatu kesepatakan bahwa memang ada kekurangan yang perlu diperbaiki dan kekurangan tersebut perlu diperbaiki dalam konteks yang ada, atau juga disebut kesepakatan tentang latar belakang penelitian. Selanjutnya, diciptakan proses yang sama untuk mencapai kesepakatan tentang masalah-masalah apa yang ada, yaitu identifikasi masalah, dan tentang masalah apa yang akan menjadi fokus penelitian atau pembatasan masalah penelitian. Kemudian, proses yang sama berlanjut untuk merumuskan pertanyaan penelitian atau merumuskan hipotesis tindakan yang akan menjadi dasar bagi perencanaan tindakan, yang juga dilaksanakan melalui proses yang melibatkan semua peserta penelitian untuk mengungkapkan pandangan dan pendapat serta gagasan-gagasannya. Proses yang mendorong setiap peserta penelitian untuk mengungkapkan atau menyuarakan pandangan, pendapat, dan gagasannya ini diciptakan sepanjang penelitian berlangsung.  Validitas Hasil  mengandung konsep bahwa tindakan kelas Anda membawa hasil yang sukses di dalam konteks PTK Anda. Hasil yang paling efektif tidak hanya melibatkan solusi masalah tetapi juga meletakkan kembali masalah ke dalam suatu kerangka sedemikian rupa sehingga melahirkan pertanyaan baru. Hal ini tergambar dalam siklus penelitian pada Gambar 1 di bawah, di mana ketika dilakukan refleksi pada akhir tindakan pemberian tugas yang menekankan kegiatan menggunakan bahasa Inggris lewat tugas ‘information gap’, ditemukan bahwa hanya sebagian kecil siswa menjadi aktif dan sebagian besar siswa merasa takut salah, cemas, dan malu berbicara. Maka timbul pertanyaan baru, ‘Apa yang mesti dilakukan untuk mengatasi agar siswa tidak takut salah, tidak cemas, dan tidak malu sehingga dengan suka rela aktif melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran?’ Hal ini menggambarkan bahwa pertanyaan baru timbul pada akhir suatu  tindakan yang dirancang untuk menjawab suatu pertanyaan, begitu seterusnya sehingga upaya perbaikan berjalan secara bertahap, berkesinambungan tidak pernah berhenti, mengikuti kedinamisan situasi dan kondisi. (Mohon dicermati uraian masing-masing tahap dan kesinambungan masalah yang timbul). Validitas hasil juga tergantung pada validitas proses pelaksanaan penelitian, yang merupakan kriteria berikutnya. Validitas Proses berkenaan dengan ‘keterpercayaan’ dan ‘kompetensi’, yang dapat dipenuhi dengan menjawab sederet pertanyaan berikut: Mungkinkah menentukan seberapa memadai proses pelaksanaan PTK Anda? Misalnya, apakah Anda dan kolaborator Anda mampu terus belajar dari proses tindakan tersebut? Artinya, Anda dan kolaborator secara terus menerus dapat mengkritisi diri sendiri dalam situasi yang ada sehingga dapat melihat kekurangannya dan segera berupaya memperbaikinya. Apakah peristiwa atau perilaku dipandang dari perspektif yang berbeda dan melalui sumber data yang berbeda agar terjaga dari ancaman penafsiran yang ‘simplistik’ atau ‘rancu’?            

Dalam kasus penelitian tindakan kelas bahasa Inggris yang disebut di atas, para peneliti dapat menentukan indikator kelas bahasa Inggris yang aktif, mungkin dengan menghitung berapa siswa yang aktif terlibat belajar menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi lewat tugas-tugas yang diberikan guru, dan berapa banyak bahasa Inggris yang diproduksi siswa, yang bisa dihitung dari jumlah kata/kalimat yang diproduksi dan lama waktu yang digunakan siswa untuk memproduksinya, serta adanya upaya guru memfasilitasi pemelajaran siswa. Kemudian jika keaktifan siswa terlalu rendah yang tercermin dalam sedikitnya ungkapan yang diproduksi, guru secara kritis merefleksi bersama kolaborator untuk mencari sebab-sebabnya dan menentukan cara-cara mengatasinya. Kalau diperlukan, siswa yang tidak aktif didorong untuk menyuarakan apa yang dirasakan sehingga mereka tidak mau aktif dan siswa yang aktif diminta mengungkapkan mengapa mereka aktif. Perlu juga ditemukan apakah ada perubahan pada diri siswa sesuai dengan indikator bahwa para siswa berubah lewat tindakan pertama berupa pemberian tugas ‘information gap’ dan tindakan kedua berupa pembelakuan kriteria penilaian, dan perubahan pada diri guru dari peran pemberi pengetahuan ke peran fasilitator dan penolong. Begitu seterusnya sehingga pemantauan terhadap perubahan hendaknya dilakukan secara cermat dan disimpulkan lewat dialog reflektif yang demokratik.            

Perlu dicatat bahwa kompetensi peneliti dalam bidang terkait sangat menentukan kualitas proses yang diinginkan dan tingkat kemampuan untuk melakukan pengamatan dan membuat catatan lapangan. Dalam kasus penelitian tindakan kelas bahasa Inggris yang dicontohkan di atas, misalnya, kualitas proses akan sangat ditentukan oleh  wawasan, pengetahuan dan pemahaman sejati peneliti tentang (1) hakikat kompetensi komunikatif, (2) pembelajaran bahasa yang komunikatif  yang mencakup pendekatan komunikatif bersama metodologi dan teknik-tekniknya, dan (3) karakteristik siswanya (intelegensi, gaya belajar, variasi kognitif, kepribadian, motivasi, tingkat perkembangan/pemelajaran) dan pengaruhnya terhadap pembelajaran bahasa asing. Jika wawasan, pengetahuan dan pemahaman tersebut kuat, maka peneliti akan dapat dengan lebih mudah menentukan perilaku-perilaku mana yang menunjang tercapainya perubahan yang diinginkan dengan indikator yang tepat, dan juga perilaku-perilaku mana yang menghambatnya.  Namun demikian, hal ini masih harus didukung dengan kemampuan untuk mengumpulkan data, misalnya melakukan pengamatan dan membuat catatan lapangan dan harian. Dalam mengamati, tim peneliti dituntut untuk dapat bertindak seobjektif mungkin dalam memotret apa yang terjadi. Artinya, selama mengamati perhatiannya terfokus pada gejala yang dapat ditangkap lewat pancainderanya saja, yaitu apa yang didengar, dilihat, diraba (jika ada), dikecap (jika ada), dan tercium, yang terjadi pada semua peserta penelitian, dalam kasus di atas pada peneliti, guru dan siswa. Dalam pengamatan tersebut harus dijaga agar jangan sampai peneliti melakukan penilaian terhadap apa yang terjadi. Seperti telah diuraikan di depan, perlu dijaga agar tidak terjadi penyampuradukan antara deskripsi dan penafsiran. Kemudian, diperlukan kompetensi lain untuk membuat catatan lapangan dan harian tentang apa yang terjadi. Akan lebih baik jika para peneliti merekamnya  dengan kaset audio atau audio-visual sehingga catatan lapangan dapat lengkap. Singkatnya, kompetensi peneliti dalam bidang yang diteliti dan dalam pengumpulan data lewat pengamatan partisipan sangat menentukan kualitas proses tindakan dan pengumpulan data tentang proses tersebut.            

Validitas Katalitik terkait dengan kadar pemahaman yang Anda capai realitas kehidupan kelas Anda dan cara mengelola perubahan di dalamnya, termasuk perubahan pemahaman Anda dan murid-murid terhadap peran masing-masing dan tindakan yang diambil sebagai akibat dari perubahan ini. Dalam kasus penelitian tindakan kelas bahasa Inggris yang dicontohkan di atas, validitas katalitik dapat dilihat dari segi peningkatan pemahaman guru terhadap faktor-faktor yang dapat menghambat dan factor-faktor yang memfasilitasi pembelajaran. Misalnya faktor-faktor kepribadian (lihat Brown, 2000) seperti rasa takut salah dan malu melahirkan inhibition dan  kecemasan. Sebaliknya, upaya-upaya guru untuk mengorangkan siswa dengan mempertimbangkan pikiran dan perasaan serta mengapresiasi usaha belajarnya merupakan faktor positif yang memfasilitasi proses pembelajaran. Selain itu, validitas katalitik dapat juga ditunjukkan dalam peningkatan pemahaman terhadap peran baru yang mesti dijalani guru dalam  proses pembelajaran komunikatif. Peran baru tersebut mencakup peran fasilitator dan peran penolong serta peran pemantau kinerja. Validitas katalitik juga tercermin dalam adanya peningkatan pemahaman tentang perlunya menjaga agar hasil tindakan yang dilaksanakan tetap memotivasi semua yang terlibat untuk meningkatkan diri secara stabil alami dan berkelanjutan. Semua upaya memenuhi tuntutan validitas katalitik ini dilakukan  melalui siklus perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Validitas Dialogik sejajar dengan proses review sejawat yang umum dipakai dalam penelitian akademik. Secara khas, nilai atau kebaikan penelitian dipantau melalui tinjauan sejawat untuk publikasi dalam jurnal akademik. Sama halnya, review sejawat dalam PTK berarti dialog dengan guru-guru lain, bisa lewat sarasehan atau dialog reflektif dengan ‘teman yang kritis’ atau  pelaku PTK lainnya, yang semuanya dapat bertindak sebagai ‘jaksa tanpa kompromi’.         

Kriteria validitas dialogis ini dapat juga mulai dipenuhi ketika penelitian masih berlangsung, yaitu secara beriringan dengan pemenuhan kriteria demokratik. Yaitu, setelah seorang peserta mengungkapkan pandangan, pendapat, dan/atau gagasannya, dia akan meminta peserta lain untuk menanggapinya secara kritis sehingga terjadi dialog  kritis atau reflektif. Dengan demikian, kecenderungan untuk terlalu subjektif dan simplistik akan dapat dikurangi sampai sekecil mungkin. Untuk memperkuat validitas dialogik, seperti telah disebut di atas, proses yang sama dilakukan dengan sejawat peneliti tindakan lainnya, yang jika memerlukan, diijinkan untuk memeriksa semua data mentah yang terkait dengan yang sedang dikritisi. 

Trianggulasi untuk Mengurangi Subjektivitas 

Bagaimana Anda meningkatkan validitas PTK Anda? Tidak lain dengan meminimalkan subjektivitas melalui trianggulasi. Anda sebagai pelaku PTK dapat menggunakan metode ganda dan perspektif  kolaborator Anda untuk memperoleh gambaran kaya yang lebih objektif. Bentuk lain dari trianggulasi adalah: trianggulasi waktu, trianggulasi ruang, trianggulasi peneliti, dan trianggulasi teoretis (Burns, 1999: 164). Trianggulasi waktu dapat dilakukan dengan mengumpulkan data dalam waktu yang berbeda, sedapat mungkin meliputi rentangan waktu tindakan dilaksanakan dengan frekuensi yang memadai untuk menjamin bahwa efek perilaku tertentu bukan hanya suatu kebetulan. Misalnya, data tentang proses pembelajaran dengan seperangkat teknik tertentu dapat dikumpulkan pada jam awal, tengah dan siang pada hari yang berbeda dan jumlah pengamatan yang memadai, katakanlah 4-5 kali. Trianggulasi peneliti dapat dilakukan dengan pengumpulan data yang sama  oleh beberapa  peneliti sampai diperoleh data yang relatif konstan. Misalnya, dua atau tiga peserta penelitian dapat mengamati proses pembelajaran yang sama dalam waktu yang sama pula. Trianggulasi ruang dapat dilakukan dengan mengumpulkan data yang sama di tempat yang berbeda. Dalam contoh proses pembelajaran bahasa Inggris di atas, ada dua atau tiga kelas yang dijadikan ajang penelitian yang sama dan data yang sama dikumpulkan dari kelas-kelas tersebut. Trianggulasi teoretis dapat dilakukan dengan memaknai gejala perilaku tertentu dengan dituntun oleh beberapa teori yang berbeda tetapi terkait. Misalnya, perilaku tertentu yang menyiratkan motivasi dapat ditinjau dari teori motivasi aliran yang berbeda: aliran behavioristik, kognitif, dan konstruktivis.
 

Reliabilitas            

Reliabilitas data PTK Anda secara hakiki memang rendah. Mengapa? Karena situasi PTk terus berubah dan proses PTK bersifat transformatif tanpa kendali apapun (alami) sehingga sulit untuk mencapai tingkat reliabilitas yang tinggi, padahal tingkat reliabilitias tinggi hanya dapat dicapai dengan mengendalikan hampir seluruh aspek situasi yang dapat berubah (variabel) dan hal ini tidak mungkin atau tidak baik dilakukan dalam PTK. Mengapa tidak mungkin? Karena akan bertentangan dengan ciri khas penelitian tindakan itu sendiri, yang salah satunya adalah kontekstual/situasional dan terlokalisasi, dengan perubahan yang menjadi tujuannya. Penilaian peneliti menjadi salah satu tumpuan reliabilitas PTK. Cara-cara meyakinkan orang atas reliabilitas PTK termasuk: menyajikan (dalam lampiran)  data asli  seperti transkrip wawancara dan catatan lapangan (bila hasil penelitian dipublikasikan), menggunakan lebih dari satu sumber data untuk mendapatkan data yang sama dan kolaborasi dengan sejawat atau orang lain yang relevan. 

Kelebihan dan Kekurangan PTK 

PTK memiliki kelebihan berikut (Shumsky, 1982): (1)   tumbuhnya rasa memiliki melalui kerja sama dalam PTK; (2)   tumbuhnya kreativitias dan pemikiran kritis lewat interaksi terbuka yang bersifat  reflektif/evaluatif dalam PTK; (3)   dalam kerja sama ada saling merangsang untuk berubah; dan (4)   meningkatnya kesepakatan lewat kerja sama demokratis dan dialogis dalam PTK (silakan lihat Passow, Miles, dan Draper, 1985). PTK Anda juga memiliki kelemahan: (1)   kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar penelitian pada Anda sendiri karena terlalu banyak berurusan dengan hal-hal praktis, (2)   rendahnya efisiensi waktu karena Anda  harus punya komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya sementara  Anda masih harus melakukan tugas rutin ; (3)   konsepsi proses kelompok yang menuntut pemimpin kelompok yang demokratis dengan kepekaan tinggi  terhadap kebutuhan dan keinginan anggota-anggota kelompoknya dalam situasi tertentu, padahal tidak mudah untuk mendapatkan pemimpin demikian. 

Persyaratan Keberhasilan PTK 

Agar PTK berhasil, persyaratan berikut harus dipenuhi (Hodgkinson, 1988): (1)   kesediaan untuk mengakui kekurangan diri; (2)   kesempatan yang memadai untuk menemukan sesuatu yang baru; (3)   dorongan untuk mengemukakan gagasan baru; (4)   waktu yang tersedia untuk melakukan percobaan; (5)   kepercayaan timbal balik antar orang-orang yang terlibat; dan (6)   pengetahuan tentang dasar-dasar proses kelompok oleh peserta  penelitian. 

Penelitian Tindakan Kolaboratif Kolaborasi atau kerja sama perlu dan penting dilakukan dalam PTK karena PTK yang dilakukan secara perorangan bertentangan dengan hakikat PTK itu sendiri (Burns, 1999). Beberapa butir penting tentang PTK kolaboratif  Kemmis dan McTaggart (1988: 5;  Hill & Kerber, 1967, disitir oleh Cohen & Manion, 1985, dalam Burns, 1999: 31): (1)   penelitian tindakan yang sejati adalah penelitian tindakan kolaboratif, yaitu yang dilakukan oleh sekelompok peneliti melalui kerja sama dan kerja bersama, (2)   penelitian kelompok tersebut dapat dilaksanakan melalui tindakan anggota kelompok perorangan yang diperiksa secara kritis melalui refleksi demokratik dan dialogis; (3)   optimalisasi fungsi PTK kolaboratif dengan mencakup gagasan-gagasan dan harapan-harapan semua orang yang terlibat dalam situasi terkait; (4)   pengaruh langsung hasil PTK pada Anda sebagai guru dan murid-murid Anda serta sekaligus pada situasi dan kondisi yang ada. Kolaborasi atau kerja sama dalam melakukan penelitian tindakan dapat dilakukan dengan: mahasiswa; sejawat dalam jurusan/sekolah/lembaga yang sama; sejawat dari lembaga/sekolah lain;  sejawat dengan wilayah keahlian yang berbeda (misalnya antara guru dan  pendidik guru, antara guru dan peneliti; antara guru dan manajer); sejawat dalam disiplin ilmu yang berbeda (misalnya antara guru bahasa asing dan guru bahasa ibu); dan sejawat di negara lain (Wallace, 1998).  

Prinsip-prinsip penelitian tindakan kolaboratif 

Tiga tahap PTK kolaboratif adalah: prakarsa, pelaksanaan, dan  diseminasi (Burns, 1999: 207-208). Butir-butir tentang prakarsa yang perlu dipertimbangkan dalam PTK Anda (Burns, 1999: 207): 1.      Sejauh dapat dilakukan, agenda PTK tindakan hendaknya ditarik dari kebutuhan-kebutuhan, kepedulian dan persyaratan yang diungkapkan oleh semua pihak Anda sendiri, sejawat, kepala sekolah, murid-murid, dan/atau orangtua murid) yang terlibat dalam konteks pembelajaran/kependidikan di kelas/sekolah Anda;2.      PTK Anda hendaknya benar-benar memanfaatkan keterampilan, minat dan keterlibatan Anda sebagai guru dan sejawat;3.      PTK Anda hendaknya terpusat pada masalah-masalah pembelajaran kelas Anda, yang ditemukan dalam kenyataan sehari-hari. Namun demikian, hasil PTK Anda daapt juga memberikan masukan untuk pengembangan teori pembelajaran bidang studi Anda;4.      Metodologi PTK Anda hendaknya ditentukan dengan mempertimbangkan persoalan pembelajaran kelas Anda yang sedang diteliti, sumber daya yang ada dan murid-murid sebagai sasaran penelitian.5.      PTK Anda hendaknya direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi  secara kolaboratif. Tujuan, metode, pelaksanaan dan strategi evaluasi hendaknya Anda negosiasikan dengan pemangku kepentingan (stakeholders) terutama penelitian Anda, sejawat, murid-murid, dan kepala sekolah (yang mungkin diperlukan dukungan kebijakannya).6.      PTK Anda hendaknya bersifat antardisipliner, yaitu sedapat mungkin didukung oleh wawasan dan pengalaman orang-orang dari bidang-bidang lain yang relevan, seperti ilmu jiwa, antropologi, dan sosiologi serta budaya. Jadi Anda dapat mencari masukan dari teman-teman guru atau dosen LPTK yang relevan.            

Dalam PTK, butir-butir pelaksanaan di bawah  harus dipertimbangkan  (Burns, 1999: 207-208):1.      Anda sebagai pelaku PTK hendaknya berupaya memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melaksanakannya. Upayakan mendapatkan dari pemimpin dukungan dan bantuan secara terus menerus dalam tahap-tahap pelaksanaan, diseminasi, dan tindak-lanjut penelitiannya.2.      PTK Anda selayaknya dilakukan dalam kelas sendiri.3.      PTK Anda akan berjalan dengan baik jika terkait dengan program peningkatan guru dan pengembangan materi di sekolah atau wilayah sendiri.4.      PTK Anda hendaknya dipadukan dengan komponen evaluasi.            

Dalam tahap diseminasi PTK perlu dipertimbangkan dua butir berikut (Burns, 1999: 208)1.      Bentuk pelaporan hasil penelitian tindakan ditentukan oleh audiens sasaran. Jika audiens sasarannya adalah guru-guru bahasa Inggris di SD, misalnya, bentuk laporannya berbeda dengan jika audiens sasarannya adalah pendidik guru bahasa Inggris di universitas.2.      Jaringan kerja dan mekanisme yang tersedia di dalam lembaga pendidikan Anda hendaknya digunakan untuk menyebarkan hasil penelitian terkait. Misalnya, penyebaran hasil penelitian dilakukan lewat simposium guru, sarasehan MGMP, atau seminar daerah. 

Kelebihan  dan Kelemahan PTK Kolaboratif 

Apa kelemahan dan kelebihan PTK? Kelebihannya seperti dikatakan Burns (1999: 13) sebagai berikut. Proses penelitian kolaboratif memperkuat kesempatan bagi hasil penelitian tentang praktik pendidikan untuk diumpanbalikkan ke sistem pendidikan dengan cara yang lebih substansial dan kritis. Proses tersebut mendorong guru untuk berbagi masalah-masalah umum dan bekerja sama sebagai masyarakat penelitian untuk memeriksa asumsi, nilai dan keyakinan yang sedang mereka pegang dalam kultur sosio-politik lembaga  tempat mereka bekerja. Proses kelompok dan tekanan kolektif  kemungkinan besar akan mendorong keterbukaan terhadap perubahan kebijakan dan praktik. Penelitian tindakan kolaboratif secara potensial lebih memberdayakan daripada penelitian tindakan yang dilakukan secara individu karena menawarkan kerangka kerja yang mantab untuk perubahan keseluruhan.

            Selain itu, ada kelebihan lain dari PTK kolaboratif (Wallace, 1998: 209-210):

(1)   kedalaman dan cakupan, yang artinya makin banyak orang terlibat dalam proyek penelitian tindakan, makin banyak data dapat dikumpulkan, apakah dalam hal kedalaman  (misalnya studi kasus kelas bahasa Inggris) atau dalam hal cakupan (misalnya beberapa studi kasus suplementer; populasi yang lebih besar), atau dalam keduanya dan ini disebabkan makin banyak perspektif  yang digunakan akan makin intensif pemeriksaan terhadap data atau makin luas cakupan persoalan dalam hal tim peneliti saling berkolaborasi dalam meneliti kelasnya masing-masing;

(2)   Validitas dan reliabilitas, yaitu keterlibatan orang lain akan mempermudah penyelidikan terhadap satu persoalan dari sudut yang berbeda, mungkin dengan menggunakan teknik penelitian yang berbeda (yaitu menggunakan trianggulasi); dan

(3)   Motivasi yang timbal lewat dinamika kelompok yang benar, di mana bekerja sebagai anggota tim lebih bersemangat daripada bekerja sendiri.

             Kelemahan terbesar PTK kolaboratif  terkait dengan sulitnya mencapai keharmonisan kerjasama antara orang-orang yang berlatar belakang yang berbeda. Hal ini dapat dipecahkan dengan membicarakan aturan-aturan dasar (Wallace, 1998: 210), seperti yang tersirat dalam pertanyaan-pertanyaan berikut: Apa yang akan kita lakukan? Mengapa kita menangani masalah ini? (Apakah kita memiliki motivasi yang sama, atau motivasi yang berbeda?) Bagaimana kita akan melakukannya? (Siapa melakukan apa dan kapan?) Berapa banyak waktu masing-masing dari kita akan siap dihabiskan untuk keperluan ini? Berapa sering kita akan bertemu, di mana dan kapan? Apa hasil akhir yang diharapkan? (Suatu ceramah atau artikel; atau sekadar pengalaman yang sama?)  

Cara Mudah Bersyukur

Cara Mudah Bersyukur
Oleh : Idris Thaha

”Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Alnahl [16]: 18). Bersyukur merupakan salah satu kewajiban setiap orang kepada Allah. Begitu wajibnya bersyukur, Nabi Muhammad yang jelas-jelas dijamin masuk surga, masih menyempatkan diri bersyukur kepada Allah.

Dalam sebuah hadis disebutkan, Nabi selalu menunaikan shalat tahajud, memohon maghfirah dan bermunajat kepada-Nya. Seusai shalat, Nabi berdoa kepada Allah hingga shalat Subuh.Bersyukur merupakan salah satu ibadah mulia kepada Allah yang mudah dilaksanakan, tidak banyak memerlukan tenaga dan pikiran. Bersyukur atas nikmat Allah berarti berterima kasih kepada Allah karena kemurahan-Nya. Dengan kata lain, bersyukur berarti mengingat Allah yang Mahakaya, Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha Penyantun.Para ulama mengemukakan tiga cara bersyukur kepada Allah.

Pertama, bersyukur dengan hati nurani. Kata hati alias nurani selalu benar dan jujur. Untuk itu, orang yang bersyukur dengan hati nuraninya sebenarnya tidak akan pernah mengingkari banyaknya nikmat Allah. Dengan detak hati yang paling dalam, kita sebenarnya mampu menyadari seluruh nikmat yang kita peroleh setiap detik hidup kita tidak lain berasal dari Allah. Hanya Allahlah yang mampu menganugerahkan nikmat-Nya.

Kedua, bersyukur dengan ucapan. Lidahlah yang biasa melafalkan kata-kata. Ungkapan yang paling baik untuk menyatakan syukur kita kepada Allah adalah hamdalah. Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda, ”Barangsiapa mengucapkan subhana Allah, maka baginya 10 kebaikan. Barangsiapa membaca la ilaha illa Allah, maka baginya 20 kebaikan. Dan, barangsiapa membaca alhamdu li Allah, maka baginya 30 kebaikan.”Ketiga, bersyukur dengan perbuatan, yang biasanya dilakukan anggota tubuh. Tubuh yang diberikan Allah kepada manusia sebaiknya dipergunakan untuk hal-hal yang positif. Menurut Imam al-Ghazali, ada tujuh anggota tubuh yang harus dimaksimalkan untuk bersyukur. Antara lain, mata, telinga, lidah, tangan, perut, kemaluan, dan kaki. Seluruh anggota ini diciptakan Allah sebagai nikmat-Nya untuk kita. Lidah, misalnya, hanya untuk mengeluarkan kata-kata yang baik, berzikir, dan mengungkapkan nikmat yang kita rasakan. Allah berfirman, ”Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).” (QS Aldhuha [93]: 11). 

Membuat Blog dengan WordPress

MEMBUAT BLOG DI WORDPRESSOleh fatihsyuhud.com Setelah kita pelajari dan praktekkan cara buat blog di wordpress.com, maka berikut tutorial lengkap wordpress untuk memahami menu-menu yang ada di Dasbor atau Dashboar wordpress. Tutorial wordpress kali ini saya harap cukup mewakili setiap pertanyaan blogger pemula yang ngeblog di wordpress.  Setelah login, kita akan langsung masuk ke Dashboard atau Dasbor. Di situ terdapat dua baris menu utama. Yang bagian atas atau sebut saja “menu atas” ada menu Dasbor (Dashboard), (a) Tulis (Write), (b)  Kelola (Manage), (c)  Komentar (Comment), (d)  Blogroll, (e)  Tampilan (Presentation), (f)   Pengguna (Users), (g)  Opsi (Option),(h)  Upgrade.Di bawahnya (saya sebut “menu bawah”) ada menu (a) Statistik blog (Blog Statistic), (b) Peselancar Blog (Blog Surfer), (c) Komentar Saya (My Comment), (d) Penyelancar Tag (Tag Surfer). 1. Fungsi Menu-menu bagian Atas A. Tulis (Write): untuk menulis / posting tulisan kita B. Kelola (Manage), kalau diklik akan muncul 6 (enam) submenu lagi sbb:b.1. Tulisan (posts) berfungsi menampilkan artikel-artikel yang sudah kita posting. Kita juga dapat mengedit (menyunting) tulisan-tulisan tersebut dengan mengklik “sunting” atau “edit” di artikel yang akan diedit.b.2.  Halaman (pages), berfungsi menampilkan halaman statis / Pages yang sudah kita buat. Di sini kita bisa mengedit halaman yang ada atau membuat halaman baru.b.3.  Unggah (Upload), berfungsi mengupload file.b.4.  Kategori (Category), untuk mengedit, mendelete atau membuat kategori baru.b.5.  Impor (Import), untuk mengimpor file dari blog lainb.6.  Ekspor (Export), untuk mengekspor file di blog wordpress Anda ke blog lain. C. Komentar (Comment), kalau diklik akan muncul 3 (tiga) submenu lagi sbb:c.1.  Komentar, menampilkan seluruh komentar di blog Anda. Di sini kita bisa   mengedit atau mendelete komentar yang ada.c.2.  Menunggu Moderasi (Waiting Moderation), kalau diklik akan menampilkan   komentar yang masuk daftar moderasi yang bisa Anda edit dengan “setujui” (approve), hapus (delete), spam (dianggap spam).c.3.  Akismet Spam, kalau diklik akan menampilkan komentar yang masuk daftar spam (sampah). D. Blogroll (tambah link)
Kalau diklik akan muncul 4 (empat) submenu sbb:
d.1. Kelola (manage) blogroll, untuk mengedit, merubah atau menghapus taut (link) yang ada.
d.2. Tambahkan taut (Add link), untuk menambah link baru.
d.3. Impor taut (Import link), untuk mengimpor daftar link dg OPML atau file di komputer kita.
d.4. Kategori (category), kategorisasi link. Bedakan dengan kategori posting (lihat, b.4.)

E. Tampilan (Presentation), kalau diklik akan muncul 5 (lima) submenu sbb:

e.1. Tema (Theme), menampilkan daftar template yang bisa kita pilih untuk blog kita. Tinggal klik template yang kita suka.
e.2. Widgets, untuk mengaktifkan widget dan memilih widget yang ingin kita tampilkan di sidebar.
e.3. Extras, untuk mengaktifkan atau menon-aktifkan pratilik Snap. By default (aslinya) sudah aktif, klik tanda tik (uncheck) supaya tidak aktif. Saya lebih menganjurkan fasilitas Snap ini dinonaktifkan saja karena cukup mengganggu.
e.4. Current Theme Options, berfungsi untuk (a) merubah header blog. Bisa diganti dengan header buatan sendiri; (b) Setting warna dan posisi sidebar blog; (c) Mengisi informasi personal untuk ditampilkan sebagai data waktu memberi komentar; dan (d) untuk reset (menghapus dan mengembalikan ke setting-an awal.
e.5. Edit CSS, untuk merubah CSS template blog. Ini bagi blogger lanjut, tak cocok bagi pemula.

F. Pengguna (Users)Untuk menambah user / pengguna yang memiliki akses ke blog Anda sebagai kontributor, co-author, atau subscriber. Anda bisa memiliki lebih dari satu user untuk akses ke blog Anda.

G. Opsi (Options). Kalau diklik akan muncul 8 (delapan) submenu sbb:g.1. Opsi Umum, berfungsi untuk (a) Membuat atau mengedit judul blog, (b) Slogan (deskripsi) blog, (c) Memilih / mengedit bahasa yang digunakan di blog, (e) Dll.g.2. Menulis atau Opsi Menulis, yang terpenting dalam submenu ini adalah menu “Kategori tulisan standar”. Pilih dari daftar kategori tentang kategori apa yang akan dipakai secara by-default di posting (saya piliha kategori fatih-syuhud). Ini artinya kalau saya lupa memakai kategori dalam sebuah posting, maka otomatis artikel tersebut akan masuk kategori fatih-syuhud.g.3. Membaca atau Opsi Membaca. (a) Halaman Depan (Frontpage), pilih “Tulisan Terakhir” (sudah otomatis); (b) Halaman Blog (Blog post), pilih berapa artikel yang tampil di halaman utama; (c) Umpan Sindikasi (Syndicated Feed), “Tunjukkan yang terkini:” pilih 10; “Untuk tiap artikel, tunjukkan:”, pilih Teks Penuh; (d) Feeds yang diperkaya (Rich feeds), kasih tanda tik (check) di semua kotak. Jangan lupa klik “Perbarui Opsi” atau “Update Options”g.4. Diskusi atau Opsi Diskusig.4.i. Di “Penataan biasa untuk sebuah artikel:” yang terpenting di sini adalah kotak ketiga. Kasih tanda tik di “Izinkan orang untuk mengirim komentar pada artikel” supaya kotak komentar terbuka di bawah setiap artikel Anda.g.4.ii. Di “E-mail saya setiap kali:” (a) kasih tanda tik di kotak pertama bila Anda ingin dapat laporan ke email Anda setiap ada yang berkomentar di blog Anda; dan (b) kasih tanda tik di “Sebuah komentar ditahan untuk moderasi” apabila Anda ingin dapat email setiap ada komentar yang dimoderasi. Yang (b) ini khusus bagi blogger yang memoderasi kotak komentarnya.g.4.iii. Di “Sebelum sebuah komentar muncul:” (a) Kasih tanda tik apabila ingin memoderasi setiap komentar (saran, sebaiknya tidak dimoderasi); (b) Kasih tanda tik di “Penulis komentar harus mengisi nama dan e-mail” apabila Anda ingin setiap komentator menulis alamat email dan situsnya; (c) Di “Penulis komentar harus mempunyai komentar yang disetujui sebelumnya” sebaiknya tidak dikasih tanda tik.g.5. Privasi (Privacy). Opsi Privasi. Kasih tanda tik di “Saya ingin blog ini tampak di mesin pencari seperti Google dan Sphere, dan di senarai publik milik WordPress.com.” supaya masuk mesin pencari google, yahoo, msn, dll.g.6. Hapus Blog atau Delete Blog.
Awas! Menu ini jangan dibuka-buka, kecuali kalau memang Anda dan blog Anda sudah bosan hidup.
g.7 yaitu OpenID dan g.8 Domain-domain. Submenu ini tidak begitu penting, yang penasaran silakan lihat sendiri.

Salam ngeblog, 

Setting Outlook 2007

Kalau langsung setting ke Outlook 2007 susah Oom, karena yahoo
merekomendasikan pakai outlook 98 atau outlook 2000. Tapi bisa
diakalin
1. Hapus account di Outlook 2007
2. Bikin account dulu pakai Outlook Express, kalau dicoba sudah
berhasil. buka Outlook 2007, nanti khan ada pertanyaan apakah
import dari OE, jawab yes ….. selesai
3. Adapun setingan OE nya sbb :

1. Dari menu Tools, pilih “Accounts.”
2. Pilih tab “Mail.”
3. Klik tombol “Add”.
4. Dari menu Add, klik “Mail.”
5. Pada kotak teks berlabel Display Name, ketik nama Anda dan klik “Next.”
6. Pada kotak Email Address, ketik alamat Surat Yahoo! Anda (pastikan untuk mencantumkan “@yahoo.co.id”) and click “Next.”
7. Di bawah “My incoming mail server is a…” pilih “POP3.”
8. Ketik “pop.mail.yahoo.
co.id” pada kotak Incoming Mail (POP3, IMAP, atau HTTP) Server.
9. Ketik “smtp.mail.yahoo.
co.id” pada kotak Outgoing Mail (SMTP) Server.
10. Klik “Next.”
11. Dalam kotak Account Name, ketik ID Surat Yahoo! Anda (alamat email Anda tanpa “@yahoo.co.id”).
12. Pada kotak Password, ketik sandi Surat Yahoo! Anda.
13. Jika Anda ingin Outlook Express mengingat sandi Anda, centang kotak “Remember password.”
14. Jangan mencentang kotak berlabel “Log on using Secure…”
15. Klik “Next.”
16. Klik “Finish.”

Susunan Acara Seminar ICT 15 April 2008 di UNJ

SUSUNAN ACARA SERIAL SEMINAR NASIONAL“THE POWER OF ICT IN EDUCATION” 

PUKUL ACARA KETERANGAN
07.30 – 08.00 Registrasi Peserta/Hiburan Seksi Pendaftaran
08.00 – 08.30 Pembukaan acara Seminar NasionalTHE POWER OF ICT IN EDUCATIONSambutan-sambutana.  Laporan Ketua Panitia Pelaksanab.  Sambutan Direktur Pasca Sarjana Sia Acara dan MC
08.30 – 10.00 ”Pemanfaatan ICT di sekolah dan Tantangan yang dihadapi”a.  Pengalaman Guru di sekolahSD Global Jaya, (Agus Sampurno)SMP Labschool Jakarta, (Wijaya Kusumah)SMA 13 Jakarta(Adriansyah)SMK Negeri 3 Jakarta (Dedi Dwitagama)b.  Dr. Onno W. Purbo (Pakar Internet)c.   Dr. Baedhowi (Dirjen PMPTK) Sia Acara dan  MC  Moderator Drs. Faried Wadjdi, M.Pd.,MM(Kepala Unit PPL UNJ)
10.00 -10.30 Hiburan / Doorprize / Games dari sponsor
10.30 – 12.00 ”Implementasi ICT dalam pendidikan; tantangan dan peluang di era globalisasi”a.  Dirjen Telematika DepkominfoCahjana Ahmad Jayadi b.  Prof. Dr. Yusufhadi Miarsoc.   Sonny Trilaksono, Indosat Training Centred.  Indra Utoyo, Direktur IT PT. Telkom Sie Acara dan MC Moderator Drs. Abu Bakar Alatas, M.Sc (Pustekkom)
12.00 -13.00 Istirahat, sholat, dan makan siangHiburan Musik dan pembagian Doorprize dari sponsor Si Konsumsi/ Perlengkapan
13.00 -14.30 Membangun Model Pembelajaran berbasis ICT di sekolaha.  DR. Romi Wahono pakar e-learningb.  Uwes A. Chairuman, Pustekkomc.   Tahir Abdullah, Education Manager, Toshiba Indonesiad.  Dra. Dewi Salma Prawiradilaga, M.Sc (FIP/UNJ) Sie Acara dan MCModerator Drs, Khaerudin, M.Pd(Dosen FIP UNJ)
14.30 -15.00 Hiburan/Dorprize/Games dari sponsor Sie Acara dan MC
15.00 -15.30 Penutupan dan Pembagian Sertifikat Sie Pendaftaran

Workshop ICT di UNJ 19 dan 26 April 2008

 JADWAL WORKSHOP ICT HARI PERTAMA SABTU, 19 APRIL 2008 

NO WAKTU MATERI KEGIATAN

1.

08.00 – 09.30

DISAIN PEMBELAJARAN

OLEH : DRA. DEWI SALMA

TUTORIAL

2.

09.30 – 10.00

COFFE BREAK

 

3.

10.00 – 12.00

PEMBUATAN DISAIN PEMBELAJARAN DGN KOMPUTER

PRAKTEK

4.

12.00 – 13.00

ISHOMA

 

5.

13.00 – 14.30

TEKNIK PRESENTASI YANG EFEKTIF DENGAN POWER POINT OLEH IWAN SETIAWAN

TUTORIAL

6.

14.30 – 16.00

PEMBUATAN MATERI PEMBELAJARAN DGN POWER POINT

PRAKTEK

   JADWAL WORKSHOP ICT HARI KEDUASABTU, 26 APRIL 2008 

NO WAKTU MATERI KEGIATAN

1.

08.00 – 09.30

PENGENALAN PEMBUTAN EMAIL, BLOG DAN WEBSITE

TUTORIAL

2.

09.30 – 10.00

COFFE BREAK

 

3.

10.00 – 12.00

PRAKTIK PEMBUATAN EMAIL, BLOG DAN WEBSITE DGN KOMPUTER OLEH FATAH

PRAKTEK

4.

12.00 – 13.00

ISHOMA

 

5.

13.00 – 14.30

PENGENALAN MACROMEDIA FLASH OLEH YORDIANSYAH

TUTORIAL

6.

14.30 – 16.00

PEMBUATAN MATERI PEMBELAJARAN DGN FLASH

PRAKTEK