Monthly Archives: Januari 2016

Omjay, Guru yang Suka Menulis dan “Nge-blog”

omjay-kompas-cetak

KOMPAS.com – Menulis setiap hari jadi aktivitas wajib bagi Wijaya Kusumah (42), guru teknologi informasi dan komunikasi di SMP Labschool Jakarta. Menulis di blog membuat Omjay, panggilannya, semakin produktif. Ia pun meraih berbagai penghargaan dan menerbitkan buku.

Omjay tak hanya dikenal sebagai guru yang aktif nge-blog di berbagai blog gratisan hingga berbayar. Berkat nge-blog, bapak dua anak ini tak lagi terbatas sebagai guru ataupun praktisi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), sesuai dengan bidang kuliahnya.

Dari kerapnya menempatkan (posting) tulisan tentang pendidikan di blog, ia dikenal piawai sebagai pelatih untuk menulis, nge-blog, dan penelitian tindakan kelas, terutama di kalangan guru hingga penulis buku pelajaran, pengayaan, dan motivasi.

Meski punya banyak blog, Omjay mengaku jatuh cinta pada blog Kompasiana. Dia termasuk kumpulan bloger perdana yang meramaikan Kompasiana.

”Saya menulis setiap hari di Kompasiana. Saya senang karena di sini ramai, guyub, dan interaksinya jalan,” kata Omjay yang meraih penghargaan Guru Paling Nge-Blog dalam perayaan ulang tahun Blog Kompasiana bertajuk Kompasianival ”Hero Inside You” tahun 2012.

Tak berhenti sebagai bloger, bersama bloger Bekasi, ia mendirikan komunitas bloggerbekasi.com.

Ide tulisan tak sulit muncul di benaknya. Lancarnya inspirasi tulisan tak lepas dari hobinya membaca. Ia juga rajin mengikuti seminar dan pelatihan untuk mengasah ilmu dan kompetensi.

Kisah seputar pengalaman menjadi guru, siswa, ataupun isu pendidikan menjadi bahan tulisan yang siap dia olah dalam blognya. Gaya penulisan yang dikembangkan disebut Omjay ”renyah”, mudah dan menarik dibaca siapa saja.

Buah manis dipetik Omjay dari keranjingannya nge-blog. Setidaknya delapan buku sudah diterbitkan dari hasil tulisannya di blog. Dari sini ia mengusung motto ”menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi”. Itu kemudian menjadi salah satu bukunya.

Ada juga buku pelajaran untuk siswa kelas VII, VIII, dan IX SMP tentang TIK yang dia tulis bersama tim guru TIK di Labschool Jakarta. Tulisannya bersama Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, termasuk laris, seperti halnya buku Menjadi Guru Tangguh Berhati Cahaya.

Tawaran untuk menerbitkan buku dari nge-blog terus berdatangan dari penerbit. Ia tengah menyiapkan buku barunya, Catatan Harian Seorang Guru Blogger. ”Menulis sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Saya sudah membuktikan manfaat nge-blog dan menulis,” katanya.

Mengajak guru

Menjadi guru bloger membuat Omjay laris sebagai pembicara dan pelatih di banyak daerah. Ia memang ingin menularkan kebiasaan menulis kepada para guru. Ia makin bersemangat menularkan kemampuan menulis dan melek internet di kalangan guru karena didukung organisasi guru, Ikatan Guru Indonesia (IGI).

Bersama para guru di IGI yang tersebar di banyak daerah, ia berkeliling membuat guru-guru Indonesia melek internet, piawai menulis, hingga membuat karya ilmiah lewat penelitian tindakan kelas. ”Saya ke Sumenep, dari 50 guru hanya dua yang melek internet. Namun, mereka antusias belajar. Saya jadi semangat untuk berbagi,” ujarnya.

Menurut Omjay, setidaknya 10 persen dari sekitar 2,9 juta guru harus mendapatkan pelatihan menulis dan nge-blog. ”Biar mereka jadi guru yang hebat. Mereka bisa membuat bahan ajar sendiri dan menginspirasi murid,” ujar Omjay yang meraih juara pertama Lomba Blog tingkat Nasional dari Pusat Bahasa Depdiknas (2009) dan juara kedua Guraru Acer Award (2011).

Demi berbagi dengan sesama guru, Omjay tak jarang merogoh koceknya untuk membuat pelatihan menulis dan melek internet. Hadiah uang dari berbagai lomba nge-blog atau menulis yang dia dapat sering dipakai untuk menggelar pelatihan menulis yang murah, bahkan gratis, buat guru.

Menulis di blog menjadi media yang ampuh untuk menyuarakan kritik terhadap kebijakan pendidikan. Omjay secara tegas dan yakin menolak Kurikulum 2013. Tulisan di blognya tersebar luas dan memengaruhi guru lain.

Ia bersama mahasiswa di Universitas Negeri Jakarta dan IGI menggelar seminar tentang Kurikulum 2013 dan kesiapan guru. Ia proaktif menyebarkan informasi tentang Kurikulum 2013 dan kebijakan pendidikan dari pusat lewat blognya agar bisa segera diketahui guru se-Indonesia.

Langsung jatuh cinta

Omjay memang tak asing dengan komputer dan internet karena latar belakang pendidikannya teknik elektro di IKIP Jakarta. Soal menulis, ia menyebut sebagai titisan sang ayah, penulis buku sejarah Angkatan Laut.

Kecintaannya nge-blog berkat jasa rekannya, Dedi Dwitagama, guru SMK, yang memperkenalkan dia untuk menulis di blog pada 2007. ”Saya langsung jatuh cinta pada blog,” katanya.

Bagi Omjay, menulis di blog mengasyikkan. Selain murah, lebih cepat dibaca, juga ada interaksi dengan pembaca. ”Tulisan kita langsung bisa dikomentari. Saya pernah ’dikeroyok’ bloger lain yang enggak suka tulisan saya,” ujar Omjay yang rajin membalas komentar pembaca di blognya.

Motivasi menulis di blog semakin kuat saat mengetahui ada rektor di Malang yang memperoleh rekor MURI sebagai rektor pertama yang nge-blog. Selain itu, ada Chappy Hakim sebagai perwira tinggi bintang empat pertama yang tulisannya di blog Kompasiana diterbitkan menjadi buku. Sementara belum ada guru yang nge-blog atau menulis dan memperoleh rekor MURI.

Menurut Omjay, kita mesti realistis, Indonesia adalah negara kepulauan. Jadi, menulis lewat blog itu penting agar informasi cepat tersebar, murah, dan mampu membangun interaksi.

http://edukasi.kompas.com/read/2013/05/29/09472471/Omjay..Guru.yang.Suka.Menulis.dan.Nge-blog

Semnas Computer Science di Kemdikbud

SMA Labschool Jakarta

Siswa SMA Labschool Jakarta di Bonton Amerika Serikat

labshool

 

SMA Labschool Jakarta Satu-satunya Perwakilan Indonesia dalam Harvard Model United Nations (HMUN) 2016 di Boston, Amerika Serikat

Konferensi simulasi sidang PBB tingkat SMA sedunia kembali dihelat oleh Universitas Harvard. Simulasi sidang PBB ini dilaksanakan oleh Universitas Harvard yang dikenal dengan nama Harvard Model United Nations (HMUN). HMUN 2016 dilaksanakan pada 28-31 Januari 2016 di Hotel Sheraton, Boston, Massachusetts, Amerika Serikat. HMUN kali ini merupakan konferensi yang ke-63. Sebagai konferensi model simulasi sidang PBB yang tertua dan paling bergengsi di dunia, tidak mengherankan jika jumlah peserta HMUN mencapai 3.500 siswa. Seperti yang dilaporkan Gregory C. Dunn (Sekretaris Jenderal) HMUN 2016. HMUN merupakan konferensi simulasi sidang PBB yang diperankan oleh para pelajar setingkat SMA dari seluruh dunia. Pelaksanaan HMUN tiap tahunnya dilaksanakan sekitar Januari atau Februari, bertepatan dengan musim dingin dan salju di Pantai Timur Amerika Serikat. Walaupun suhu berada sekitar 3 derajat celcius, namun tidak mengurangi antusiasme pelajar seluruh dunia untuk menghadiri simulasi persidangan para diplomat ini.

Universitas Harvard adalah kampus yang pertama kali menyelenggarakan simulasi sidang PBB ketika organisasi internasional ini masih bernama Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1927. Sebagai kampus yang paling prestisius (di samping kampus lainnya seperti MIT dan Universitas Boston yang juga terletak di kota Boston), penyelenggaraan HMUN menjadi salah satu kegiatan kelas dunia yang didambakan oleh pelajar dari berbagai negara. Ada 3 faktor yang menyebabkan HMUN menarik bagi pelajar dunia adalah; Pertama, HMUN diselenggarakan oleh salah satu universitas paling bergengsi dan berkualitas di dunia yakni Universitas Harvard. Kedua, HMUN adalah model simulasi sidang PBB pertama atau yang paling tertua di dunia. Ketiga, HMUN menjadi ajang bertemunya para pelajar terpilih tingkat dunia untuk mendiskusikan, memperdebatkan, bersidang, mencari solusi dan berdiplomasi tentang isu-isu atau permasalahan global saat ini. Simulasi sidang PBB atau sering dikenal dengan sebutan MUN (Model United Nations) adalah simulasi sidang PBB yang bertujuan untuk melatih dan membangun kemampuan berdiplomasi, bersidang, berdebat, membuat resolusi, teknik lobi, kepercayaan diri dan tentunya sarat dengan nilai-nilai keberagaman.

Dalam ajang HMUN tahun 2016 ini jumlah peserta sebanyak 3.500 delegasi, berasal dari sekitar 250 sekolah yang mewakili 38 negara di dunia. Seperti yang disampaikan Gregory C. Dunn dalam sambutannya sore ini, Kamis 28 Januari 2016 bertempat di Hynes Convention Center, Hotel Sheraton pukul 17.00-18.30 waktu Boston, Amerika Serikat. Tentu yang menjadi kebanggaan, Indonesia pun tak ketinggalan menjadi salah satu negara yang berpartisipasi dalam konferensi HMUN tahun ini. Sedangkan satu-satunya sekolah yang mewakili Indonesia dalam ajang HMUN 2016 ini adalah SMA Labschool Jakarta. Bahkan dalam skala regional, wakil negara yang berasal dari ASEAN hanya Indonesia (SMA Labschool Jakarta) dan Singapura. Indonesia berhadap-hadapan langsung dengan negara lain dalam dan lintas benua seperti; India, Cina, Jepang, Banglades, Pakistan, UEA, Korea Selatan, Perancis, Inggris, Jerman, Italia, Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, Kanada, Brazil, Kuba, tentunya tuan rumah Amerika Serikat dan puluhan negara lainnya. Hal ini tertera dalam Buku Panduan Peserta HMUN 2016 halaman 34. Para delegasi dari SMA Labschool Jakarta yang lolos seleksi dan diterima panitia berjumlah 23 siswa dan didampingi oleh 3 guru pendamping, yakni Satriwan Salim, Suparno Sastro Suwarno dan Nuniek Qurniasih. Keduapuluhtiga pelajar SMA Labschool Jakarta ini bersidang sesuai dengan komisi-komisi seperti WHO, Social Humanitarian and Cultural Committee, Disarmament and International Committee, Special Summit on Biotechnology, Islamic Educational, Scientific and Cultural, Economic and Financial Committee dan banyak lagi. Tiap-tiap komisi menyelesaikan persoalan dengan satu topik permasalahan, yang sudah ditentukan oleh panitia sebelumnya. Oleh karena itu, tentulah sangat membanggakan bagi Indonesia, bahwasanya ada siswa-siswi Indonesia yakni SMA Labschool Jakarta yang mengikuti ajang bergengsi HMUN 2016 ini.

Dalam kata sambutan yang ditulis oleh Sekjen PBB Ban Ki-moon, HMUN sangat strategis bagi pelajar dunia untuk menjawab berbagai persoalan dan tantangan yang tengah dihadapi dunia internasional saat ini. Seperti masalah konflik, kekerasan, eksploitasi, pelanggaran HAM, kejahatan mengerikan yang dilakukan oleh “violent extremists” (istilah yang dituliskan Ban Ki-moon), keputusasaan karena hampir 60 juta penduduk dunia terusir dari rumahnya yang jumlah tersebut melebihi korban perang dunia kedua. Ban Ki-moon berharap para delegasi HMUN 2016 mampu mempromosi Baca lebih lanjut

TIK dan KKPI Sains yang Sebenarnya

Om Jay
TIK & KKPI adalah SAINS YANG SEBENAR-BENARNYA, bahkan dibanding Sains yang lain. TIK & KKPI sains yang bisa update dari detik ke detik tapi belum tentu untuk Sains yang lain, misal IPA, MAT, Fis, Kim……
> kita memiliki itu
> kita mengembangkan itu
> kita mengaplikasikan itu
> masyarakat membutuhkan itu
> siswa membutuhkan itu
> pemerintah membutuhkan itu
> pemerintah seharusnya mengayomi itu
> tapi kenapa pemerintah menafikkannya begitu brutal?
 
‘ketika saya nyetir mobil, saya tidak mengaplikasikan percepatan, tidak mengukur kecepatan dengan alat tertentu, tidak menerapkan hukum kelembaman dalam ruang supir saya, tapi saya menerapkannya berbarengan dengan ‘ketrampilan menyetir saya”….
 
‘ketika saya masuk pasar atau swalayan, ada ilmu matematika yang saya pake, ya sekedar penjumlahan, pembagian, perkalian atau pembagian, dan itu sedikit saja,.. mungkin tak pernah saya membuka memori tentang differensial integral, matrix atau yang lain….
 
‘itu sedikit yang saya contohkan tentang ‘Sains yang lain’….
 
‘tapi ketika saya di hadapan komputer, apa yang saya butuhkan langsung saya aplikasikan, mengetik, menghitung, berkolaborasi, surfing informasi, bermedia sosial, semua bisa dalam 1 waktu, dan apa yang saya butuhkan terjawab, kebutuhan kerja dan informasi bisa dalam 1 kesatuan, merasuk dalam jiwa selaku guru TIK.
 
Di dalam mobil, di swalayan, di hotel, di puncak gunung, di sudut-sudut percakapan dengan rekan kerja, saya bisa memberi kepuasan dari sekian pertanyaan rekan kerja yang haus akan informasi Sains TIK…. sungguh ! disaat itu aku tidak menemukan 1 alasanpun KALAU TIK ITU BUKAN SAINS….. SUNGGUH !
 
Bahkan ketika ruang rohani saya haus informasi tentang keEsaanNya… di ruang IT ku sudah siap memberi embun penyegar jiwa…. ‘
 
‘Banyak sekali manfaat Sains Teknologi Informasi dibanding Mudlaratnya… Sains TI adalah ‘keniscayaan’ …. siapapun pasti setuju….
jadi …. TIK sama sekali BUKAN TOOLS…. yang tools itu PCnya, laptopnya, Internetnya, Tabletnya…. tapi….
TIK & KKPI adalah SAINS YANG SEBENAR-BENARNYA
TIK & KKPI adalah SAINS YANG TAK TERBANTAHKAN
 
=============>> bila anda setuju dengan pernyataan ini, dukunglah KOGTIK > Komunitas Guru TIK & KKPI > Satu-satunya kumpulan Ide & gagasan untuk ‘menyelamatkan Generasi Masa Depan Indonesia….TERDIDIK TIK DENGAN BAIK.
Save matpel TIK dan KKPI harga mati

Labschool Rumah Keduaku

Tulisan ini dibuat setelah omjay menonton video anak-anak alumni SMP Labschool Jakartadi youtube. Videonya keren abis dan membuat kita semakin sayang sama Labschool. Mereka senang belajar di Labschool, dan rasanya seperti berada di rumah sendiri. Tak salah kalau semua anak dan guru mengatakan, “Labschool rumah keduaku”.

Keceriaan anak-anak di sekolah menggambarkan bahwa sekolah adalah taman yang indah untuk tempat anak-anak berbagi kreativitas dan inspirasinya. Senang dan gembira menyatu dalam hati mereka. Pembelajaran terselenggara dari interaksi antara guru dan siswanya yang selalu saling menghargai, menghormati, dan memahami. Sehingga tercapailah apa yang dinamakan kebersamaan yang didapat lebih dari di rumah sendiri. Mereka belajar dengan penuh kebahagiaan. Tak ada ketegangan karena pembelajaran dilakukan atas dasar kebermanfaatan. Siswa tahu untuk apa dia belajar dan menguasai ilmu pengetahuan. Dengan begitu pembelajaran terlaksana dengan sendirinya tanpa harus dipaksakan. Sebab belajar adalah sebuah kebutuhan yang menguntungkan. Bila tak belajar maka siswa akan merasakan haus dan dahaga pengetahuan. Hal itulah yang omjay temui di rumah keduaku “Labschool”.

Perjalanan dari rumah sendiri di Jatibening Bekasi menuju rumah kedua tak terasa ketika kita tahu bahwa rumah kedua adalah tempat yang sangat menyenangkan. Tak ada beban di sana-sini. Tak ada hal yang kurang menyenangkan terjadi di rumah kedua. Labschool menjadi tempat yang aman, dan nyaman melalui mottonya, IMAN, ILMU, DAN AMAL.

Labschool memang rumah keduaku. Di sekolah ini kami menghabiskan waktu bersama untuk meraih cita-cita. Tempat yang nyaman bagi anak Indonesia yang ingin melukis wajah Indonesia yang menawan. Tempat yang super keren dan tempat bermain yang mengasyikkan ada di Labschool. Kebersamaan selalu dijaga dalam suka maupun duka. Pokoknya di rumah keduaku banyak orang merasa menemukan kebahagiaannya. Kalau kagak percaya, lihatlah kebahagian mereka di https://youtu.be/-SqK8Zut1nY.

Kebahagiaan, keceriaan, dan kegembiraan terpancar dari wajah-wajah generasi emas Indonesia yang bersekolah di Labschool. Kami membebaskan mereka untuk berkreativitas dan berinovasi dengan rambu-rambu yang disepakati bersama. Alhasil banyak produk siswa yang melahirkan prestasi tinggi. Tak salah bila kemudian rumah keduaku ini memberikan catatan sejarah sebagai sekolah yang unggul di masyarakat. Banyak orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya di rumah keduaku. Setiap kali dibuka pendaftaran siswa baru, rumahku selalu diserbu oleh mereka yang tahu kehebatan sekolahku.

Tak terasa sudah lebih dari 20 tahun mengabdi di rumah keduaku. Ada perasaan haru sekaligus bangga. Kebanggaan itu terasa ketika membagikan raport yang berisi hasil belajar siswa selama satu semester. Ketika nilai anak-anak bagus dan berpretasi, maka sangat lega hati ini. Namun bila ada nilai yang kurang, maka diri ini merasa termotivasi untuk membantunya.

Tak ada anak yang bodoh, yang ada adalah anak yang malas. Kalau kita rajin, dan mau berlatih pasti akan pandai. Rajin belajar akan membuat kita naik kelas. Sebuah motivasi yang selalu kuingat untuk memotivasi peserta didikku.

Guru dituntut untuk membuat pembelajaran yang menyenangkan sekaligus mengasyiikan. Oleh karena itu lesson plan atau rencana pelaksanaan pembelajaran harus dibuat sebelum masuk ke kelas. Kata orang bijak, masuk kelas tanpa persiapan, maka keluar kelas tanpa penghormatan. Artinya guru harus mempersiapkan dirinya agar mampu tampil prima di kelasnya sendiri. Guru menjadi aktor atau artis yang merangkap sutradara. Pemberdayaan siswa harus dilakukan agar terjadi interaksi dalam pembelajaran. Berbagai metode pembelajaran harus diuji cobakan agar selalu ada inovasi dalam setiap pembelajarannya di kelas.

Sikap ingin tahu siswa atau kepo harus dimunculkan, agar siswa tahu lebih luas kebermanfaatan ilmu yang didapatkannya. Percaya kepada nalar tidak cukup disimpan dalam hati. Guru berkewajiban membuat siswa memiliki sikap unggul dengan kenalarannya. Sehingga siswa merasa mandiri, bertanggung jawab, rendah hati, dan peka terhadap lingkungannya. Suasana pembelajaran yang nyaman dan mengasyikkan harus diciptakan oleh guru yang membuat lesson plannya dengan baik.

Pembelajaran efektif selalu berfokus kepada siswa. Di rumah keduaku itu pengembangan pengetahuan peserta didik dilakukan melalui pembelajaran yang memungkinkan siswa mendapatkan pengetahuan yang seluas-luasnya.  Pengenalan dan pelatihan keterampilan dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan berbagai keterampilan. Sehingga keterampilan yang diajarkan melekat kuat ke dalam long time memori siswa. Itulah yang kami lakukan agar pembelajaran menjadi berkualitas dan bermakna. Sebab semua materi memiliki nilai-nilai pemahaman yang terkait dengan kesempatan yang dialami dan diamalkan oleh siswa dalam kehdiupannya sehari-hari.

Contohnya pembelajaran membuat blog di internet. Siswa diarahkan untuk membuat konten-konten kreatif melalui tulisannya, foto, dan video. Siswa diajarkan bagaimana mengelola blog pribadinya dengan baik. Mereka diminta menulis dari apa yang disukai dan dikuasainya. Muncul minat dan kreativitas siswa untuk menulis. Dari tulisan itulah terbentuk karakter siswa yang mampu menuliskan apa yang telah dilakukannya. Hal inilah yang membedakan siswa di rumah keduaku dengan rumah-rumah lainnya. Tak terasa sudah banyak yang mengupload konten-konten yang baik di rumah keduaku. Kalau tidak percaya lekaslah membuka internet, lalu ketiklah “Labschool”. Jangan kaget kalau anda mendapatkan informasi yang sangat oke banget dari rumah keduaku.

Budaya sekolah di rumah keduaku tergambar sangat jelas dari hasil siswa-siswaku menulis di blog dan mempublikasikannya di internet. Itulah mengapa sekolahku semakin terkenal karena banyak siswa yang ikut menulis dan menceritakannya di blog mereka masing-masing. Pembelajaran menulis melalui blog di internet terus menerus aku kembangkan dan bahkan menjadi bahan desertasiku. Semoga rumah keduaku semakin jaya dan terkenal di seantero dunia.

Mohon Bantu Kami Pak Jokowi

jokowi-guru-tik

Mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) atau keterampilan komputer dihapuskan dalam struktur kurikulum. Sudah hampir tiga tahun ini kami komunitas guru TIK dan KKPI terus berjuang agar mata pelajaran TIK dan KKPI (Keterampilan Komputer Pengolahan Informasi) kembali berada dalam struktur kurikulum seperti dalam kurikulum 2006 atau KTSP. Mayoritas guru TIK dan KKPI menginginkan TIK dan KKPI tetap sebagai mata pelajaran dan bukan bimbingan TIK seperti yang tertulis dalam permendikbud nomor 45 tahun 2015. Hasil jajak pendapat di media sosial facebook menunjukkan bahwa matpel TIK lebih banyak dipilih guru daripada bimbingan TIK.

Kami dari Komunitas Guru TIK dan KKPI (KOGTIK) bersama dengan Asosiasi Guru Teknologi Informasi Indonesia (AGTIFINDO.ORG), ingin sekali bertemu secara langsung dengan Bapak Presiden Jokowi sehubungan dengan dihapuskannya mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) dalam Struktur Kurikulum 2013. Kami ingin melaporkan kejadian nyata di berbagai sekolah di Indonesia yang menginginkan mata pelajaran TIK dan KKPI kembali berada dalam struktur kurikulum. Mata pelajaran ini masih sangat diperlukan oleh siswa-siswi Indonesia.

Kami sudah bertemu dengan para pejabat terkait, bahkan dengan Bapak Menteri Anies Baswedan, namun jawabannya hingga saat ini kurang memuaskan serta kebijakan yang dikeluarkan tidak aplikatif dan cenderung merugikan kepentingan Siswa, Guru bahkan kepentingan Nasional dimana kita tidak semakin mandiri dalam bidang teknologi. TIK dan KKPI justru dijadikan bentuk bimbingan seperti guru Bimbingan Konseling (BK) yang cendrung konsumtif terhadap teknologi, karena sebatas sebagai pengguna teknologi dan matpel TIK/KKPI tidak berada dalam struktur kurikulum 2013 dengan alasan 30 % daerah di Indonesia belum teraliri listrik.

Pakar TIK Indonesia, pak Onno W Purbo menuliskan di facebook group belajar bareng Onno W Purbo. “Ternyata TIK di hilangkan dari kurikulum 2013 salah satunya karena ….. 30% wilayah Indonesia tidak ada listrik …… nampaknya 70% lainnya yang ada listrik …. hmm harus berkorban untuk yang 30%  nasib nasib …”

Berbagai kegiatan dan kajian akademik sudah kami lakukan, baik dalam bentuk seminar nasional di kemdikbud maupun berdialog langsung dengan pejabat dan pakar terkait, namun hasilnya kemdikbud justru mengeluarkan permen pahit tentang peran guru TIK dan KKPI yang sangat melukai hati kami semua. Permendikbud nomor 68 tahun 2014 dan permendikbud nomor 45 tahun 2015 tentang peran guru TIK dan KKPI akhirnya tidak jalan dengan mulus di hampir seluruh sekolah di Indonesia.

Semoga presiden Jokowi memahami apa yang omjay sampaikan. Sedih juga melihat kebijakan menteri terdahulu yang menghapus matpel TIK atau komputer dalam struktur kurikulum dan diganti matpel prakarya. Padahal matpel ini sangat disukai dan dibutuhkan siswa Indonesia. Siapapun guru yang mengajar matpel tik pasti akan berusaha dan berjuang agar matpelnya kembali. Kecuali hati nuraninya telah hilang dan terbeli dengan janji. Mohon bantu kami pak Jokowi agar anak Indonesia terdidik TIK dengan baik.   Salam Persahabatan Omjay

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/wijayalabs/mohon-bantu-kami-pak-jokowi_569a5bce799773090b3747b9

JEDA 2 MINGGU, atau 2 detik?

astronia lauda

Pertama-tama, saya ingin mengucapkan selamat datang kepada populasi-populasi manusia gabut yang akhirnya memutuskan untuk membaca post ini,

tuh kan masih baca.

.

.

Resolusi tahun 2016 : menjalani resolusi tahun 2015 yang tidak terjalankan (baca : semua)

Resolusi tahun 2015 : menjalani resolusi tahun 2014 yang tidak terjalankan (baca : semua)

Resolusi tahun-tahun sebelumnya? Ya sama aja kayak gitu, ngejalanin semua yang direncanakan di awal tahun pada tahun-tahun sebelumnya, orang gue gak pernah ngejalanin resolusi.

.

Abis liburan nih. Raport? Sekolah gue malah belom ngebagiin raport sampe sekarang. Alhamdulillah sih, jadi selama liburan gue gausah dengerin ceramah 24/7. Liburan 2 minggu, tapi gara-gara meleknya kesiangan, nambah-nambah dikit jadi 3 minggu. Ya biasalah, klasik. Emang ini mata udah gamau berkompromi kalo alesan masuk sekolah cuman  buat “classmeeting”. Puas? Namanya Lauda, mau dikasih libur 2 bulan jugamasih minta nambah.

“Liburan ngapain?”

Ya, kalo ada orang yang nanya gitu sama gue, rasanya pengen gue lemparin pake cabe rawit. Emang apalagi…

Lihat pos aslinya 143 kata lagi

Sadar Literasi, Indonesia Telat 12 Tahun

Anies Baswedan & Perjuangan Guru TIK di Kampus UNJ

Alhamdulillah, selesai juga rapat kerja nasional (Rakernas) dan workshop guru TIK dan KKPI di Wisma kampus A UNJ Rawamangun Jakarta Timur dari tanggal 9-10 Januari 2015. Selama 2 hari 1 malam kami berkumpul di kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Ada kebahagian tersendiri dalam hati kami semua. Sebab kegiatan ini tidak dibiayai fasilitas negara. Namun murni dari kocek sendiri dan merupakan hasil perjuangan guru TIK dan KKPI yang mata pelajarannya ingin eksis kembali dalam kurikulum 2015.

Mengapa kami menyebutnya kurikulum 2015? Sebab kurtilas (KURIKULUM 2013) sudah tergilas dengan adanya revisi di sana sini. Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar sudah mengalami perbaiki di sana sini. Bagi kami kurtilas adalah masa lalu yang kelam dan membuat kawan-kawan kami seperjuangan kehilangan pekerjaannya sebagai guru mata pelajaran TIK dan KKPI. Ada pula yang terpaksa pindah ke jalur bikrokrasi, karena TIK dihapuskan dalam kurtilas yang merupakan kurikulum setengah mentah. Kalau kurtilas bagus, pastilah tidak banyak menimbulkan korban, dan jadi polemik di masyarakat. Korban yang paling banyak dialami adalah guru TIK dan KKPI. Teman-teman kami yang sangat kami cintai.

Selama 2 hari ini kami mendapatkan laporan langsung dari kawan-kawan guru TIK dan KKPI di tanah air. Mereka bercerita tentang tidak mulusnya pelaksanaan bimbingan TIK di sekolah masing-masing. Semua peserta hanya menginginkan mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dikembalikan dalam struktur kurikulum 2015. Kebijakan kemdikbud terdahulu di bawah kepemimpinan Mohammad Nuh banyak meninggalkan masalah. Kemdikbud di bawah kepemimpinan Anies Baswedan harus bekerja keras merapihkan masalah-masalah itu. Cerita kawan-kawan itu sudah kami rekam sebagai bukti otentik dan akan kami sampaikan langsung ke mendikbud Anies Baswedan. Lalu kami akan upload juga ke media sosial di youtube agar dapat ditonton langsung oleh mereka yng merasakan perjuangan kami.

Kami sangat mengapresiasi kinerja dari mendikbud Anies Bswedan selama setahun ini. Apalagi kami dari komunitas guru TIK dan KKPI telah dikirimi buku setahun kinerja kemdikbud. Salah satu apresiasi kami adalah dengan terbitnya PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PERAN GURU TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DAN GURU KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. Permendikbud ini telah ditandatangani mendikbud Anies Baswedan pada tanggal 18 Desember 2015.

Komunitas guru TIK dan KKPI yang sudah berbadan hukum sangat menyambut baik permendikbud ini. Semoga permendikbud nomor 45 tahun 2015 dapat menjadi solusi permasalahan sementara yang dialami guru TIK dan KKPI di Indonesia. Setidaknya masalah linieritas ijazah guru TIK/KKPI tidak dipersoalkan kembali. Kawan kawan kami menjadi guru TIK dan KKPI karena diminta oleh pimpinan kami di sekolah juga mendikbud saat itu, dan alhamdulillah lulus sertifikasi guru TIK dan KKPI. Kami juga telah mengikuti Uji Kompetensi Guru (UKG) yang dilaksanakan oleh kemdikbud. Alhamdulillah hasilnya sangat memuaskan dan rata-rata guru TIK/KKPI di atas KKM, walaupun harus tetap dikritisi juga kisi-kisi soal UKG TIK/KKPI yang jawaban soalnya masih meragukan dan mengundang tanda tanya besar peserta UKG. kayaknya perlu dibuat kegiatan publik “BEDAH SOAL-SOAL UKG”.

Sejumlah peningkatan telah terlihat dari perjuangan guru TIK/KKPI. Namun demikian, kami masih terus berharap TIK/KKPI kembali berada dalam struktur kurikulum, dan terus berjuang agar mata pelajaran TIK dan KKPI tidak dihapuskan dalam kurikulum nasional. Kami ingin terus mendorong pemerintah agar mata pelajaran ini justru dikembangkan dan menjadi contoh buat negara berkembang lainnya. Kalau kita melihat di luar negeri, computer science bahkan sudah menjadi mata pelajaran wajib di banyak negara. Hal inilah yang menjadi pijakan kami bahwa mata pelajaran ini penting untuk diajarkan kepada anak Indonesia dari mulai SD, SMP, SMA, dan SMK yang diberikan secara sistematis, terstruktur materinya dan dikembangkan terus menerus mengikuti perkembangan zaman oleh pusat kurikulum dan perbukuan kemdikbud.

Selama 2 hari 1 malam ini kami terus bekerja keras, bekerja cerdas, dan bekerja ikhlas menyumbangkan pemikiran yang terbaik untuk menyelesaikan persoalan guru TIK dan KKPI yang belum tuntas. Ketika terjadi dialog dengan perwakilan pejabat dari dirjen guru dan tenaga kependidikan (GTK) ibu Maria Windriani, kawan-kawan guru TIK dan KKPI menyampaikan berbagai permasalahan yang terjadi. Semoga permasalahan kami disampaikan langsung kepada bapak mendikbud Anies Baswedan, sehingga beliau menjadi tahu permasalahan yang terjadi di lapangan. Kami tidak ingin ada jawaban dari pejabat kemdikbud yang seakan-akan menyalahkan kepala sekolah dan guru TIK/KKPI yang diangap tidak kreatif.

Jawaban seperti itu sungguh melukai kami para pejuang guru TIK/KKPI yang selama ini terus berjuang dengan dana pribadi dan bukan dana dari kemdikbud. Beda dengan kawan-kawan guru TIK/KKPI lainnya yang difasiitasi oleh kemdikbud agar “proyek” bimbingan TIK berjalan dengan mulus. Mereka dikasih dana besar dan kegiatannya di laksanakan di hotel berbintang. Kami menyadari bahwa dana kami tidaklah besar, oleh karena itu kembali ke kampus adalah langkah yang sangat cerdas sekaligus menunjukkan kepada pejabat kemdikbud agar tidak menghabiskan uang rakyat yang didapat dari pajak untuk melaksanakan kegiatan yang sebenarnya bisa dilakukan di kampus atau sekolah-sekolah yang mengelola hotelnya dengan baik. Sehingga dana yang dikeluarkan oleh pemerintah tidaklah besar dan bisa bermanfaat untuk membeli komputer buat sekolah-sekolah yang belum memiliki fasilitas komputer. Sungguh sangat bijak bila dana ratusan juta digunakan untuk melengkapi sarana dan prasarana sekolah yang masih kurang memadai, terutama fasiltas komputer dan jaringan internetnya.

Selain rakernas, komunitas guru TIK dan KKPI juga mengadakan kegiatan workshop yang bertujuan meningkatkan kualitas guru TIK/KKPI di Indonesia. Untuk lapaoran lengkap workshop ini, akan kami laporkan dalam liputan tersendiri. Ada pak Indra Charismiadji dari Eduspek Indoensia, Ada Pak Hasnowo dari pustekkom kemdikbud, dan ada pak Onno W Purbo yang merupakan pembina kami di komunitas guru TIK dan KKPI. Beliau sedang mengembangkan elearning untuk rakyat dimana fasiitas ini dapat memintarkan banyak orang yang ingin kuliah online tanpa biaya mahal. Di kegiatan wokshop, ada sekitar 40 orang guru TIK/KKPI mendapatkan pencerahan baru.

Anies Bswedan dan perjuangan guru TIK/KKPI di kampus UNJ Rawamangun semoga memiliki kesamaan misi dan visi. Sehingga tidak terjadi miss komunikasi lagi kalau guru TIK/KKPI tidak bersyukur dengan keluarnya permendikbud nomor 45 tahun 2015. Kami sangat berharap keluar permendikbud tentang perubahan struktur kurikulum, dimana mata pelajaran TIK dan KKPI masuk kembali dalam struktur kurikulum seperti pada kurikulum 2006. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 tahun 2014 tentang Kurikulum Sekolah Menengah Pertama; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 tahun 2014 tentang Kurikulum Sekolah Menengah Atas; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 tahun 2014 tentang Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah; dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2014 tentang Peran Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Guru Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi dalam Implementasi Kurikulum 2013 semoga diperbaharui dan diperbaiki sesuai keinginan para perjuang TIK dan para pakar TIK yang terus menerus memberikan masukan agar bangsa ini terdidik TIK dengan baik. Bangsa ini sudah harus mulai beralih dari bangsa pengguna produk TIK menjadi bangsa pencipta produk TIK. Dengan begitu keinginan mendikbud Anies Bswedan agar bangsa ini segera menjadi pemain di bidang TIK segera terwujud. Pernyataan mendikbud Anies Baswedan masih kami simpan dan rekam di jejaring sosial dan semoga dapat anda lihat di https://youtu.be/rrylZy4uZDo.

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

Sekjen Komunitas Guru TIK dan KKPI

Hp/Wa. 08159155515

Dahsyatnya TIK Dalam Pembelajaran

Presentasi biasanya dilakukan oleh guru. Tapi sekarang dibuat oleh siswa sendiri. Ada baiknya guru membagi tugas presentasi kepada siswa. Topiknya tentu saja ditentukan oleh guru sesuai dengan lesson plannya. Membagi tugas presentasi kepada siswa akan menumbuhkan keberaniannya berbicara di muka umum.Itulah salah manfaat TIK dalam pembelajaran di kelas.

Meskipun awalnya mereka malu-malu, tapi hal ini perlu dibiasakan. Dengan dibiasakan siswa memiliki tradisi untuk berani mengemukakan pendapat dan belajar bertanggung jawab. Presentasi dapat dilakukan di ruang kelas yang telah dilengkapi dengan sebuah proyektor. Dengan begitu siswapun bisa menerapkan pembelajaran TIK melalui presentasi.Terjadi interaksi siswa dan guru. Semuanya ikut belajar dan guru sebagai fasilitatornya di kelas.

TIK sangat bermanfaat dalam pembelajaran. Keuntungannya adalah pembelajaran akan semakin kaya karena sumber pembelajaran bisa digunakan sebagai materi tambahan. Guru juga bisa lebih kaya ilmu dengan mendapatkan pembelajaran dari siswa. Guru dapat memberikan masukan sebagai evaluasi terhadap presentasi-presentasi yang telah dilakukan. Dengan demikian guru tidak perlu terlalu repot lagi menyiapkan materi karena sudah dibantu oleh presentasi-presentasi.

Data di lapangan guru masih banyak belum melek TIK. Guru masih kurang memanfaatkan perkembagan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung pembelajaran yang interaktif. Padahal, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sangat ditekankan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. Inilah bukti otentik yang terjadi di sekolah-sekolah kita.

Upaya mendorong guru untuk mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam tiap pembelajaran dikembangkan organisasi guru, salah satunya lewat program Teacher Writing Camp tahun kelima yang digagas oleh Komunitas Sejuta Guru Ngeblog (KSGN). Kegiatan ini telah terselenggara dari tanggal 24 sampai 26 Desember 2015. Kegiatannya sangat menarik karena diikuti oleh guru-guru dari berbagai daerah setiap tahunnya.

Sebanyak 30 orang guru TK, SD, SMP, dan SMA/SMK dari sejumlah daerah melakukan kamping atau menginap selama dua hari di Wisma Kampus UNJ Jakarta Timur. Mereka dibekali keterampilan menulis dan dimotivasi untuk membuat blog pribadi di internet. Mereka dilatih oleh para penulis hebat yang sudah menghasilkan buku-buku terbaik di Indonesia. Para penulis itu adalah Ahmad Fuadi, penulis buku novel terkenal Negeri 5 menara, ONNO W Purbo, penulis buku buku teknologi informasi, dan penulis-penulis buku lainnya seperti Ukim Komarudin dengan bukunya, Arief Rachman Guru. Juga dihadiri para motivator nasional seperti Namin AB Solihin, Sudarma, Dedi Dwitagama, dan Nurarifah Drajati. Mereka hadir untuk memberikan motivasi menulis untuk para guru yang ikut Teacher Writing Camp 5 dan pemanfaatan TIK di sekolah.

Pelatihan dilaksanakan dengan system training or trainers (TOT) agar guru-guru yang sudah mengaplikasikan TIK dapat berbagi dengan guru lain yang memulai pemanfaaran TIK. Setiap guru diminta menuliskan apa-apa yang dialaminya dan kemudian dikirimkan kepada panitia untuk dirajut menjadi sebuah buku keroyokan.

Bayu Sulistyawan, Kepala SMP Islam Mentari Indonesia Bekasi, mengatakan, guru kini menghadapi para siswa yang sudah akrab dengan internet. Karena itu, guru pun mau tidak mau harus paham TIK. Mereka harus mampu memanfaatkan TIK dengan baik.

Guru harus bisa memanfaatkan TIK sebagai alat untuk membuat pembelajaran yang efektif dan efisien, menyenangkan, dan membuat siswa dapat belajar kapan pun dan di mana pun. Itulah dahsyatnya TIK dalam pembelajaran.

Salam Persahabatan

Omjay