Monthly Archives: Maret 2009

Kopi Darat Bersama Prabowo Subianto

Bersama ini saya laporkan hasil kopi darat blogger kompasiana dengan Prabowo Subianto. Cerita lengkapnya sudah dikupas tuntas oleh pak Pray dan blogger lainnya. Saya hanya melaporkan dalam bentuk foto-foto saja.

Baca lebih lanjut

Isyu

Belakangan ini banyak isyu yang tidak sedap beredar di masyarakat, dan terkadang isyu yang kurang sedap itu menghampiri diri kita. Lalu bagaimanakah mengolah dan membuat isyu-isyu yang tak sedap itu menjadi indah? Jawabannya ada di Mario Teguh Golden Ways (MTGW) di MetroTv, Minggu, 5 April 2009 Pukul 19.05.

Baca lebih lanjut

Karya Tulis Jadi Kendala Kenaikan Pangkat Guru

Membaca Humaniora Kompas, Jumat, 27 Maret 2009 membuat saya tergugah untuk membuat sebuah tulisan. Bukan karena hendak membanggakan diri tapi bermaksud ingin berbagi. Sebab setiap kali dipercaya untuk menjadi pembicara penelitian tindakan kelas (PTK) dan diminta untuk membimbing teman sejawat dalam membuat karya tulis ilmiah memang bukan pekerjaan yang mudah. Selain karena para guru banyak yang kurang dalam membaca buku, mereka pun kurang berlatih dalam menulis. Sehingga wajar saja apabila banyak guru yang terhambat naik pangkatnya karena tak mampu membuat sebuah karya tulis.
Baca lebih lanjut

Bunga Tak Pernah Bersuara

Membaca tulisan Gede Prama di koran Kompas kemarin, Rabu 25 Maret 2009 sungguh sangat menyejukkan. Ada beberapa kalimat yang membuat saya terhanyut untuk membuat tulisan. Ada bait kalimat yang membuat saya tersadarkan akan sebuah rahasia hidup. RAHASIA HIDUP MANUSIA.
Baca lebih lanjut

Evaluasi Kebijakan Pemrov DKI Jakarta Masuk Sekolah 06.30 Pagi

Kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memajukan jam pelajaran sekolah menjadi 06.30 WIB, bukan keputusan bijaksana karena akan mengorbankan anak sekolah itu sendiri dan juga para orang tua yang mengantarkan anaknya kesekolah. Selain itu, kemacetan parah tetap saja terjadi dan bahkan jadi berpindah waktunya. Itulah kesimpulan yang dapat saya ambil dari kacamata saya sebagai seorang pendidik yang bertugas di Rawamangun Jakarta Timur.

Baca lebih lanjut

Ujian Nasional yang Tak Perlu Ada

Setelah beberapa kali menjadi pengawas Ujian Nasional (UN) dari tahun 1993 s.d. 2008, saya berkesimpulan sebaiknya UN tak Perlu ada. Mengapa? UN hanya menjadi target sekolah-sekolah tertentu untuk mempertahankan prestisenya. Sekolah hanya memprimadonakan beberapa pelajaran saja. Tak terlihat lagi kesungguhan pihak sekolah untuk juga memperhatikan pelajaran lainnya khususnya di kelas 9 SMP. Telah terjadi pemisahan dua guru. Guru UN dan guru US (ujian Sekolah). Anak-anak hanya difokuskan untuk mengerjakan soal-soal UN. Potensi siswa seolah-olah hanya terukur dari nilai UN. Bagi sekolah yang mempunyai dana banyak, tentu tak akan mengalami banyak kesulitan menghadapi UN, lantas bagaimana dengan sekolah-sekolah papan bawah yang tak memiliki dana?

Baca lebih lanjut

Menjadi Guru Profesional Melalui PTK

Sabtu, 14 Maret 2009 telah dilaksanakan seminar nasional peningkatan mutu Guru dengan Tema : MENJADI GURU PROFESIONAL MELALUI PTK (Penelitian Tindakan Kelas).

Baca lebih lanjut

SISTEMATIKA PTK

Berdasarkan pengalaman saya meneliti dan juga diundang untuk menjadi pembicara PTK di seluruh Indonesia, ada beberapa sistematika proposal PTK yang lazim dilakukan oleh guru. Semuanya bisa kita tiru dan kita sesuaikan dengan kondisi yang ada di sekolah kita. Adapun sistematikanya sebagai berikut:  

1. Judul

Judul PTK hendaknya :

a. mencerminkan masalah

b. mencerminkan tindakan sebagai upaya pemecahan masalah

c. singkat dan mudah dipahami

Contoh:

“MENINGKATKAN MINAT BELAJAR BIOLOGI DI KELAS 7A SMP LABSCHOOL JAKARTA MELALUI MODUL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT”

“MENINGKATKAN MINAT & KREATIVITAS MENULIS SISWA DI KELAS AKSELERASI MELALUI PENGELOLAAN BLOG DI INTERNET.”

“OPTIMALISASI PEMBELAJARAN INTERNET DI KELAS IX-F DALAM MENINGKATKAN IMTAK DAN IPTEK SISWA SECARA TERPADU”

2. Pendahuluan

Pendahuluan biasanya berisi paparan tentang masalah yang dihadapi para guru di sekolah. Biasanya disertai dengan:

a. Data-data awal yang mendukung

b. Pentingnya masalah itu untuk diteliti bagi proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru 

Di dalam pendahuluan juga perlu dirumuskan masalah yang akan diteliti. Dalam PTK biasanya menggunakan kata bagaimana, contoh :

“BAGAIMANAKAH MENINGKATKAN MINAT DAN KREATIVITAS MENULIS SISWA DI KELAS AKSELERASI MELALUI PENGELOLAAN BLOG DI INTERNET?”

” BAGAIMANAKAH  MENINGKATKAN MINAT BELAJAR BIOLOGI DI KELAS 7A SMP LABSCHOOL JAKARTA MELALUI MODUL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT?”

Didalam pendahuluan juga harus ada Tujuan dan manfaat penelitian

Bersambung

Bagaimanakah Membuat Proposal PTK?

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Diimplementasikan dengan baik di sini berarti pihak yang terlibat (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian tindakan.
Karena itu guru dituntut untuk mampu membuat proposal PTK-nya sendiri guna memecahkan masalah yang ada dalam proses pembelajarannya.

Dalam membuat proposal PTK biasanya para guru mengacu kepada format PTK dari Depdiknas yang terdiri dari :

A. JUDUL PENELITIAN
Setelah kita membahas bagaimana cara menemukan masalah, langkah selanjutnya adalah membuat Judul Penelitian. Dalam membuat judul penelitian, beberapa hal yang harus diketahui adalah judul itu harus:
1. Komunikatif, mudah dipahami maksudnya oleh pembaca
2. Memuat variabel penelitian
3. Menjawab apa yang ingin ditingkatkan
4. Dengan cara apa/upaya apa untuk meningkatkannya.
5. Sasaran dan Lokasi tercermin dalam judul;
6. Banyak kata sekitar 15-20 kata

Judul penelitian hendaknya singkat dan spesifik tetapi cukup jelas mewakili gambaran tentang masalah yang akan diteliti dan tindakan yang dipilih untuk menyelesaikan atau sebagai solusi terhadap masalah yang dihadapi. Alasan pemilihan judul juga harus:
• Menarik minat
• Layak diteliti
• Bermanfaat bagi masyarakat, dll.

Contoh judul penelitian Tindakan kelas antara lain :

  1. Inovasi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sekitar (IPAS) Pokok Bahasan Kimia Lingkungan Melalui Pembuatan Film tentang Pencemaran Lingkungan Sekitar Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Rekayasa Perangkat Lunak 1 SMK Negeri 8 Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007 (Oleh : Ardan Sirodjuddin, S.Pd.)
  2. Pembelajaran Berbasis Project Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas XII IPS SMA Muhammadiyah Wonosari Tahun Pelajaran 2007/2008 (Oleh : Dra. Sri Wahyuni Dwiyanti M.Pd).
  3. Penggunaan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas III IPS SMA Negeri 1 Randublatung Pada Semester I Tahun Pelajaran 2004/2005. (Oleh : Juremi)
  4. Penggunaan ”Dakon Elektron” Dalam meningkatkan Keefektifan Proses Pembelajaran IPA Kelas I Kecantikan Kulit Pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2004/2005 SMK Negeri 1 Tegal (Oleh : Ibnu Hajar Dewantoro).

B. BIDANG ILMU
Tuliskan bidang ilmu (Jurusan) dari Ketua Peneliti dan kajian masalah yang diteliti. Bidang penelitian yang diteliti sebaiknya relevan dengan disiplin ilmu guru, misalnya guru matematika tidak membahas pembelajaran yang ada di pelajaran Biologi. Begitupun sebaliknya. Terkecuali penelitian yang ditekuninya masih ada hubungannya dengan disiplin ilmu yang dimiliki. Contohnya pembuatan media pembelajaran.

C. PENDAHULUAN
Penelitian dilakukan untuk memecahkan permasalahan pendidikan dan pembelajaran. Dalam pendahuluan harus dikemukakan:

  1. Latar belakang masalah secara jelas dan sistematis, yang meliputi:
    a. Uraian tentang kedudukan mata pelajaran dalam kurikulum (semester,  mata pelajaran yang ditunjang dan mata pelajaran penunjang);
    b. Gambaran umum isi mata pelajaran tsb termasuk pembagian waktunya (lampirkan Analisis Instruksional, RPP, Silabus dari mata pelajaran yang bersangkutan);
    c. Metode pembelajaran yang digunakan saat ini.
  2. Masalah yang dihadapi guru ditinjau dari hasil belajar yang dicapai siswa selama proses pembelajaran.

Kriteria masalah yang dapat dibuat PTK adalah :
• Masalah di sekolah/di kelas
• Layak diteliti dan terjangkau PTK
• Perlu ada: identifikasi masalah; analisis masalah.
• Rumusan masalah: singkat; jelas; operasional.
• Bukan permasalahan individual siswa, tetapi masalah kelas;

D. PERUMUSAN MASALAH
Rumuskan masalah penelitian dalam bentuk suatu rumusan penelitian tindakan kelas. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian. Rumusan masalah sebaiknya menggunakan kalimat tanya dengan mengajukan alternatif tindakan yang akan diambil dan hasil positif yang diantisipasi.
Kemukakan secara jelas bahwa masalah yang diteliti merupakan sebuah masalah yang nyata terjadi di kelas, penting dan mendesak untuk dipecahkan. Setelah didiagnosis (diidentifikasi) masalah penelitiannya, selanjutnya perlu diidentifikasi dan dideskripsikan akar penyebab dari masalah tersebut.
Pada perumusan masalah perlu diperhatikan :
Substansi:
Perlu mempertimbangkan bobot dan manfaat tindakan yang dipilih untuk meningkatkan dan/atau memperbaiki pembelajaran
Orisinalitas (tindakan):
Perlu mempertimbangkan belum pernah tidaknya tindakan dilakukan guru sebelumnya
Formulasi: dirumuskan dalam kalimat tanya, tidak bermakna ganda, lugas menyatakan secara eksplisit dan spesifik apa yang dipermasalahkannya, dan tindakan yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut
Teknis:
Mempertimbangkan kemampuan peneliti untuk melaksanakan penelitian, seperti kemampuan metodologi penelitian, penguasan materi ajar, teori, strategi dan metodologi pembelajaran, kemampuan menyediakan fasilitas (dana, waktu, dan tenaga).

Contoh perumusan masalah :
• Apakah pembelajaran berbasis project dapat meningkatkan prestasi belajar geografi khusus kompetensi dasar keterampilan dasar peta dan pemetaan pada siswa kelas XII IPS SMA Muhammadiyah Wonosari tahun 2007/2008 ?
• Apakah pembelajaran berbasis project dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kompetensi dasar keterampilan dasar peta dan pemetaan kelas XII IPS SMA Muhammadiyah Wonosari tahun 2007/2008 ?
• Apakah pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kualitas proses belajar matematika siswa SMPN 5 Jepara?
• Apakah pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa SMPN 5 Jepara?

E. CARA PEMECAHAN MASALAH
Uraikan pendekatan dan konsep yang digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti, sesuai dengan kaidah penelitian tindakan kelas (yang meliputi: perencanaan-tindakan-observasi/ evaluasi-refleksi, yang bersifat daur ulang atau siklus). Cara pemecahan masalah telah menunjukkan akar penyebab permasalahan dan bentuk tindakan (action) yang ditunjang dengan data yang lengkap dan baik.

F. TINJAUAN PUSTAKA
Uraikan dengan jelas kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan yang mendasari penelitian yang akan dilakukan. Kemukakan teori, temuan dan bahan penelitian lain yang dipahami sebagai acuan, yang dijadikan landasan untuk menunjukkan ketepatan tentang tindakan yang akan dilakukan dalam mengatasi permasalahan penelitian tersebut. Uraian ini digunakan untuk menyusun kerangka berpikir atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Pada bagian akhir dikemukakan hipotesis tindakan yang menggambarkan tingkat keberhasilan tindakan yang diharapkan/diantisipasi.

G. TUJUAN PENELITIAN
Kemukakan secara singkat tujuan penelitian yang ingin dicapai dengan mendasarkan pada permasalahan yang dikemukakan. Tujuan umum dan khusus diuraikan dengan jelas, sehingga tampak keberhasilannya.

H. KONTRIBUSI HASIL PENELITIAN
Uraikan kontribusi hasil penelitian terhadap kualitas pendidikan dan/atau pembelajaran, sehingga tampak manfaatnya bagi siswa, guru, maupun komponen pendidikan lainnya. Kemukakan inovasi yang akan dihasilkan dari penelitian ini.

I. METODE PENELITIAN
Uraikan secara jelas prosedur penelitian yang akan dilakukan. Kemukakan obyek, latar waktu dan lokasi penelitian secara jelas. Prosedur hendaknya dirinci dari perencanaan-tindakan-observasi/evaluasi-refleksi, yang bersifat daur ulang atau siklis. Tunjukkan siklus-siklus kegiatan penelitian dengan menguraikan tingkat keberhasilan yang dicapai dalam satu siklus sebelum pindah ke siklus lainnya. Jumlah siklus disyaratkan lebih dari dua siklus.

J. JADWAL PENELITIAN
Buatlah jadwal kegiatan penelitian yang meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan hasil penelitian dalam bentuk bar chart. Contohnya, jadwal kegiatan penelitian disusun selama 10 bulan.

K. PERSONALIA PENELITIAN
Jumlah personalia penelitian maksimal 3 orang. Uraikan peran dan jumlah waktu yang digunakan dalam setiap bentuk kegiatan penelitian yang dilakukan. Rincilah nama peneliti, golongan, pangkat, jabatan, dan lembaga tempat tugas, sama seperti pada Lembar Pengesahan.

Lampiran-lampiran
1. Daftar Pustaka, yang dituliskan secara konsisten menurut model APA, MLA atau Turabian.
2. Riwayat Hidup Ketua Peneliti dan Anggota Peneliti
3. Cantumkan pengalaman penelitian yang relevan telah dihasilkan sampai saat ini

Berbagi Ilmu PTK di UNJ

Minggu pagi, 8 Maret 2009 saya diminta oleh salah satu pengurus Persaudaraan Guru Sejahtera Indonesia (PGSI) cabang Jakarta,  saudara Badru Zaman untuk memberikan materi tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam Workshop PTK. Kegiatan ini juga terselenggara atas kerjasama dengan jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Berbagi Ilmu PTK di UNJ

Berbagi Ilmu PTK di UNJ

Pada awalnya saya tak pernah berpikir kalau di hari libur panjang ini akan banyak guru yang datang menghadiri kegiatan workshop PTK .Ternyata saya keliru. Jumlah peserta yang hadir cukup banyak. Lebih dari 150 orang guru hadir dalam Workshop PTK yang dilaksanakan di Perpustakaan UNJ Lantai 1.

Peserta Workshop PTK di Perpustakaan UNJ

Peserta Workshop PTK di Perpustakaan UNJ

Dalam acara tanya jawab dengan peserta, masih banyak guru yang belum melaksanakan PTK di kelasnya sendiri. Masih banyak yang belum paham tentang siklus PTK, dan bagaimana cara membuat instrumen PTK. Tentu ini merupakan sebuah kewajiban bagi saya untuk menjawabnya dengan baik. Lalu saya jelaskan dengan panjang lebar tentang mengapa guru perlu melakukan PTK. Mengapa kita harus memahami siklus PTK dan bagaimana cara membuat instrumen PTK yang baik.

Para Guru Sedang Berlatih Membuat Proposal PTK

Para Guru Sedang Berlatih Membuat Proposal PTK

Saya menaruh harapan yang positif, bila para guru telah melakukan PTK akan banyak ditemui khasanah ilmu pengetahuan baru dalam dunia pendidikan kita. Selain itu, guru pun semakin terbiasa untuk meneliti dan menulis serta melaporkan hasil penelitiannnya.

Ada 5M yang harus dilakukan dalam melaksanakan PTK, yaitu Melihat, Membaca, Menulis, Meneliti, dan Melaporkan. Bila kelima hal itu telah menyatu, maka guru akan tahu bagaimana melaksanakan pembelajaran yang berkualitas.

Di samping hal tersebut di atas, guru pun harus menguasai 4 hal penting dalam PTK, yaitu Perencanaan, Tindakan, Pengamatan, dan Refleksi.

Para Guru Akan Tersenyum Puas Bila Proposal PTK Telah Selesai Dibuat

Para Guru Akan Tersenyum Puas Bila Proposal PTK Telah Selesai Dibuat

Semoga apa yang telah saya paparkan dalam Workshop PTK hari ini bermanfaat untuk para guru dalam melakukan PTK. Semoga pula para guru  kita semakin menyadari akan pentingnya PTK dalam memperbaiki kinerjanya sebagai guru dalam meningkatkan mutu pendidikan.