Monthly Archives: September 2017

Menulis Sesuai Kaidah Bahasa Tulis

MENULIS SESUAI KAIDAH BAHASA TULIS

Oleh : Tahir Nasibu

Email : taroskhan@gmail.com

 

Setelah pertemuan ketiga yang dilaksanakan pada hari senin tanggal 25 September 2017. Narasumber meminta peserta untuk membuat resume dari kegiatan tersebut. Saya berharap kita semua membuat resumenya dengan singkat padat dan jelas serta sesuai kaidah tulis menulis. Seperti narasumber kita yang menyampaikan materinya secara singkat padat dan jelas dengan tema, Tema kita kali ini adalah penghambat kegiatan tulis menulis dan solusinya.”

Baca lebih lanjut

Penghambat Kegiatan Tulis Menulis dan Solusinya

TUGAS 3 KELAS GURU BELAJAR MENULIS BERSAMA OMJAY

A.n KHOIRIAH, SMP NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG

PROVINSI LAMPUNG

 “Penghambat Kegiatan Tulis Menulis dan Solusinya”

Menulis merupakan keterampilan berbahasa dalam bentuk tulisan yang melibatkan penggunaan aksara. Pada umumnya sejak duduk di bangku sekolah dasar banyak orang yang telah bergelut dengan dunia menulis. Bahkan kala memasuki usia remaja, saat masa pubertas tiba biasanya jari jemari tangan dengan begitu mudahnya menguntai kata dalam rangkaian ungkapan kalimat cinta.  Atau ketika berjibakau dengan urusan lamaran pekerjaan, tak segan-segan keunggulan diri dengan lancar dideskripsikan dalam bentuk tulisan.

Baca lebih lanjut

Menulis adalah Kata-kata yang Menari di Pikiran

MENULIS,….

Oleh: Februar Tati

Sebuah pekerjaan yang dari kecil merupakan sesuatu yang sangat sulit saya lakukan. Sudah sering saya coba lalukan tetapi seringkali kali jalan buntu yang saya idapatkan. Bagaimana tidak, setiap kali mencoba menulis kata-kata itu hanya bisa menari-nari di dalam pikiran tapi tak pernah bisa terwujudkan. Seringkali pada saat tidur, saya sering bermimpi sepertinya saya berada dalam sebuah cerita/adegan, yang kadang-kadang saya yang berperan disana dan seringkali juga hanya seperti menonton sebuah film. Terkadang saya berpikir untuk menulis apa yang saya mimpikan tersebut kedalam sebuah cerita karena saya anggap yang saya mimpikan itu merupakan sebuah cerita yang bagus. tetapi seperti sebuah mimpi tetaplah sebuah misteri. Begitu terbangun di pagi harinya mimpi itu berangsur-angsur lenyap tersapu seiring dengan datangnya mentari pagi.

Baca lebih lanjut

Inilah Penghambat Kegiatan Menulis

Artikel 3  : Penghambat kegiatan  tulis  menulis dan solusinya

Penulis    :  Indah Wiharti

Selamat pagi Omjay dan semua teman pelatihan menulis gelombang 2. Tema yang diangkat dalam pelatihan  kali ini adalah penghambat kegiatan tulis menulis dan solusinya.  Tema yang bagus karena menyadarkan saya bahwa menulis memang tidak mudah namun perlu diasah dan latihan berulang-ulang. Tidak ada kata menyerah dalam berlatih, apalagi berputus asa, sekalipun ketika saya membaca hasil tulisan sendiri, kadang terasa lucu dan banyak sekali kesalahan dalam pemilihan kosa kata sehingga terasa sedikit aneh.

Baca lebih lanjut

Aksi Damai guru TIK Indonesia

Pondok Pesantren

Tugas ke-2

Oleh : Februartati

            Ini merupakan pengalaman pribadi saya dan juga saya yakin dialami oleh banyak para orang tua yang anak-anaknya mengenyam pendidikan di dunia pondok pasantren. Kejadian-kejadian ini menjadi sesuatu yang lumrah dan dianggap biasa terjadi di pondok pasantern. Sehingga seringkali keluar kata-kata dari mulut orang, …ah…itu biasa terjadi dipondok pasantren. Barang-barang yang sering hilang bahkan pemukulan atau bully yang dilakukan entah itu oleh sesama teman atau bahkan oleh para seniornya yang di pondok pasantren itu ada beberapa tingkatan (MTS dan Aliyah). Tetapi pertanyaan yang meresahkan hati saya mengapa korban yang harus keluar dari pondok pasantren tersebut dan mengapa hal itu harus terulang dan terulang terus.

            Baca lebih lanjut

Ayo Naik Busway

Tugas ke dua

TRANSPORTASI DI JAKARTA

AYO NAIK BUSWAY

Pulang kantor sekarang gampang tidak seperti tahun yang lalu, banyak kendaraan angkot depan jembatan pasar baru. Sebetulnya jurusan  angkot itu dari kampong melayu – senen, tetapi  ada beberapa angkot yang nakal bukan jalurnya suka mengangkut penumpang dari pasar baru.

Baca lebih lanjut

Artikel Buku Suryan

ARTIKEL BUKU

Artikel tulisan BUKU suryan

JUDUL : ASYIKNYA MENGOBROL ALAT UKUR
ALTERNATIF JUDUL : MENGASAH KARAKTER DARI ALAT UKUR
TEMA : PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENERAPKAN SAINS
TARGET PEMBACA : PESERTA DIDIK SMP
KELEBIHAN NASKAH :  
Kelebihan naskah ini adalah berbentuk narasi berupa obrolan ringan sehari-hari dengan segi penyampaian bahasa yang ringan dan gaul sesuai dengan bahasa pada usia anak SMP seperti mendengarkan obrolan, sehingga diharapkan dapat memudahkan memahami konsep-konsep fisika. Diuraikan keutamaan-keutamaan bersikap jujur, kegigihan, ketelitian yang disertai dengan kata-kata mutiara dan banyak gambar di dalam naskah ini.
Rencana jumlah halaman : Batas atas : 50 halaman,  batas bawah : 30 halaman
Rencana kerangka isi naskah :  
1. MEMBURU BAJU SERAGAM
Pada bagian ini menceritakan kisah Nisa yang ingin memiliki baju seragam sekolah, tetapi ukuran yang ada di toko baju tidak ada. Sehingga dia kebingungan dan menceritakan pada Elfi kakaknya yang memberikan rekomendasi untuk membeli kainnya saja dan di jahitkan pada tukangnya. Pada saat membeli kain seragam Nisa, ada fenomena ilmiah yang di saksikan oleh mereka yaitu cara mengukur kain dengan meteran, mereka menyaksikan dengan penuh keingintahuan dan terjadi obrolan dengan penjual kain. Dengan bantuan gambar dijelaskan cara mengukur panjang menggunakan meteran beserta satuan-satuan panjang lainnya. Terdapat juga kata-kata hikmah dari penjual kain agar tidak melakukan kebohongan dalam mengukur supaya dagangannya mendapat rezeki yang berkah.
2. TIMBANGAN DALAM FISIKA    
Pada bagian ini menceritakan Elfi yang membantu ibunya membuat kue nastar dalam rangka menghadapi hari raya idul fitri, dalam kegiatan tersebut ada kegiatan ilmiah yaitu menimbang tepung terigu, gula dengan menggunakan timbangan kue. Ibunya menjelaskan bagaimana cara menggunakan timbangan kue tersebut. Kemudian Elfi menanyakan pada ayahnya mengenai alat ukur yang digunakan oleh pedagang beras yang menggunakan timbangan gantung, diakhir cerita ayah menjelaskan mengenai celakanya seseorang yang mengurangi timbangan dan balasannya dalah neraka.
3. AKU DEMAM    
Pada bagian ini menceritakan Nisa yang mengalami demam tinggi, sehingga harus dibawa ke klinik yang kemudian diperiksa suhu badannya. Dalam kesempatan itu Nisa walaupun sedang sakit dia menanyakan pada Elfi, mengenai alat ukur yang digunakan oleh dokter yaitu termometer suhu badan. Selain itu Elfi juga menceritakan termometer lainnya, berupa pengubahan skala termometer pada skala termometer lainnya. Pada akhirnya ayah mengungkapkan arti sebuah kegigihan dalam belajar, tidak terhalang oleh sakit.
4. LOMBA LARI    
Pada bagian ini menceritakan pengalaman Elfi yang menjuarai perlombaan O2SN tingkat kabupaten, dimana ia sebagai juaranya. Pada kesempatan lain Nisa menanyakan pada Elfi tentang stopwatch yang digunakan oleh jurinya. Ayahnya menjelaskan hikmah mengenai kedisiplinan dalam memanfaatkan waktu.
5. ADA FISIKA DI TELEVISI RUSAK    
Pada bagian ini menceritakan mengenai rusaknya televisi Nisa yang akan menonton acara kartun kesayangannya. Kemudian di bawa ke bengkel servis elektronik, ternyata rasa ingin tahu Elfi sangat besar untuk mengamati cara kerja tukang servis elektronik tersebut. Ia bertanya pada ayahnya mengenai sebuah alat yang digunakan untuk mengecek kerusakan pada setiap komponen televisi. Karakter teliti sangat diperlukan bagi seorang bilamana ia menginginkan sebuah kesuksesan dalam kariernya.

Baca lebih lanjut

Mencoba menorehkan pena di atas kertas

RESUME KEGIATAN PERTAMA

GROUP GURU MENULIS GELOMBANG III

JUM’AT 21 SEPTEMBER 2017

Tema kegiatan ‘tatap layar’ group hari ini adalah menjadi guru yang mampu menulis dan menerbitkan buku. Menulis adalah wahana alternatif bagi seorang guru untuk membagi ilmunya kepada orang lain, karena tidak ada sekat waktu dan ruang antara dirinya dengan peserta didik maupun pihak lain yang berkepentingan. Namun peluang ini belum secara maksimal oleh setiap guru. Salah satu penyebabnya adalah guru belum sepenuhnya memahami proses dan prosedur penulisan buku.

Baca lebih lanjut

Gundah Gulananya Hati Seorang Guru Desa

Gundah Gulananya Hati Seorang Guru Desa
Bogor, 22 September 2017
Oleh: Nova Rahayuningsih
Guru SDN Karyasari 01
Kecamatan Leuwiliang Kab. Bogor
 
Menulis, ! ketika mendengar kata itu seketika lidahku kelu, jantung berdebar, jari jemari kaku, dan otomatis butir demi butir keringat dingin keluar. Apa yang mau aku tulis? Bahannya apa? Darimana, tentang apa, malu akh dan masih banyak lagi pertanyaan berputar-putar di kepala. Namun ketika sebuah kalimat kubaca dari om Wijaya Kusumah:”Niatkan untuk ibadah supaya yang kita lakukan mendapat pahala dari Allah”. Nyessss, kalimat ini bagaikan air es menyiram kepala dan hatiku yang sedang galau sebab ingin menulis tapi tidak bisa dan bingung. Yups, aku harus bisa menulis untuk ibadah.
 
Kalimat demi kalimat dari om Wijaya aku baca sampai habis untuk menambah amunisi kekuatan untuk mau menggerakkan jemariku. Aku bismilah dan nawaitu mencoba. Entah nanti tulisanku bagus atau tidak biarlah Allah dan om Wijaya yang menilai. Toh kata om Wijaya juga; “seorang guru akan terbatas ilmunya jika hanya dalam kelas saja, tetapi jika guru mau menulis akan lebih bermanfaat karena ilmunya akan tersebar dan dibaca banyak orang melalui buku karyanya.
 
Langkah pertama untuk bisa menulis adalah mengetahui tujuan menulis. Guru harus menbudayakan menulis, saling berkolaborasi dengan kawan guru lainnya. Bekerjasama menjadi editor bagi sesama rekan guru, begitu menurut om Wijaya. Supaya tulisan kita dapat dinikmati oleh publik maka kita harus mengasah jiwa marketing sehingga tulisan kita layak jual.
 
Sungguh motivasi yang cetar badai dari om Wijaya Kusumah.
Tambahan untuk menjadi seorang penulis masih menurut om Wijaya adalah batin harus puas dan jiwa harus sehat karena itu modal utama kita. Bila ini ada pada pada diri kita maka pemasukan akan bertambah dan tentu saja dapat menaikan derajat sosial, meningkatkan kemampuan IQ dan ESQ.
 
Namun menulis tidaklah mudah, menulis adalah sebuah proses. Harus dimulai dari kesabaran, hiks…ini yang aku tidak punya om!. Tulisan tidak instant dan harus dimulai dari perencanaan matang. Duh…mana aku orangnya gak sabaran dan apa yang dipikir suka langsung dilakukan. Mulai hari ini setelah mendapat pencerahan dari om Wijaya harus berubah 1000 derajat!.
 
Aku guru harus pandai menulis, menulis apa saja yang ada di pikiran supaya ide-ide akan terus mengalir. Aku akan mulai dengan ketakutanku akan menulis apa dan bagaimana karena menurut om Wijaya menulis memang harus dipaksakan seperti halnya kita berbicara. Semoga dengan mengikuti kelas guru menulis lambat laun tulisanku akan menjadi sebuah buku yang mengandung nilai ibadah dan mendatangkan pahala untukku, Aamiin.

Baca lebih lanjut