Daily Archives: Juli 3, 2020

Mimpi Bertemu Almarhum Ayah dan Almarhumah Ibu

Mimpi Bertemu Almarhum Ayah dan almarhumah Ibu.

Omjay

Malam ini saya terbangun dari mimpi. Saya bertemu dengan ayah dan ibu yang telah tiada di alam mimpi. Tentu saja saya senang sekali. Sudah lama tak bertemu mereka selama ini.

Ayah dan ibu sehat semuanya. Mereka tinggal dalam rumah besar dan bahagia. Saya diajaknya keliling kota naik kereta di Purwakarta. Lucunya nama kereta Primajasa. Nama bus yang melewati Purwakarta bila kita ingin ke Bandung lewat jalur biasa.

Saya terbangun karena mendengar suara adzan. Saya pikir waktu sholat subuh sudah tiba. Begitu lihat jam di dinding kamar, ternyata baru setengah tiga pagi.

Rupanya di kota Bandung, ada adzan sebelum subuh dari masjid. Maksudnya membangunkan orang yang ingin sholat tahajud.

Saya pun langsung ke kamar mandi. Ambil air wudhu lalu sholat tahajud. Bunda Sri Utami di Solo juga mengirimkan pesan di WA seperti biasa. Tahajud yuk!, katanya.

Usai sholat saya berdoa. Semoga almarhum ayah dan ibu diampuni semua dosanya dan diterima segala amal ibadahnya.

Menjadi anak yatim piatu itu tidak enak. Untunglah saya menjadi yatim piatu setelah menikah di Bandung. Waktu itu ayah dan ibu masih sehat dan segar bugar. Mereka terlihat sangat bahagia dan bangga menikahkan anaknya di Gedung Padepokan Seni Bandung.

Ibu meninggal karena darah tinggi. Ayah meninggal karena diabetes. Kedua penyakit ini sekarang menghinggapi diri ini. Pola makan harus dijaga, isturahat yang cukup, banyak berolahraga. dan jangan banyak pikiran kata dokter. Nikmati hidup apa adanya.

Memang harus saya akui. Malam ini lelah sekali. Saya langsung terbang ke dunia mimpi. Kelas guru menulis sudah dikerjakan oleh para narsum dan tim hebat. Saya tinggal mengawasi saja jalannya acara.

Anak saya Intan mengambilkan saya segelas air putih hangat. Alhamdulillah enak di tubuh tambun ini. Intan melanjutkan tidurnya. Saya memilih menulis untuk bercerita bertemu ayah dan ibu.

Ya Allah pertemukan kami kelak. Cabutlah nyawa hamba dalam keadaan Khusnul Khotimah. Jadikan hamba anak yang sholeh. Seorang anak yang selalu mendoakan orangtuanya yang telah tiada.

Saya menangis sesunggukan. Ingat ayah dan ibu. Kangen ingin bertemu ayah dan ibu.

Waktu itu ibu memegang perut istri saya yang sedang mengandung. Mendoakan agar lahir anak yang cantik dan baik. Intan lahir tanpa dilihat neneknya. Innalillahi wainnailaihi rojiun.

Ayah ikut melihat Intan besar. Tujuh tahun kemudian adiknya Berlian lahir. Ayah yang memberi nama anak anak saya. Intan dan Berlian. Katanya biar kamu kaya karena punya Intan dan Berlian.

Ayah meninggal di rumah sakit Muhammadiyah Cempaka Putih. Malam itu ayah terlihat sehat. Tak ada tanda tanda beliau akan berpulang. Saya yang menemani ayah di hari terakhirnya. Ayah meninggal dengan mengucap kalimat dua kalimat syahadat. Wajahnya tersenyum dan kami menangis. Innalillahi wainnailaihi rojiun.

Sedih kalau ingat hari itu. Kami memandikan jenazahnya di rumah sakit. Ayah dikuburkan satu makam dengan ibu. Taman Pemakaman Umum Pondok Malaka Jakarta Timur, menjadi tempat peristirahatan mereka.

Malam ini saya bertemu mereka lagi walaupun hanya dalam mimpi.

Saya teringat pesan bapak kyai Basrah Lubis. Guru mengaji kami. Ada tiga amalan yang bagus. Pertama, Doa anak yang sholeh dan terus menerus mendokan kedua orang tuanya yang telah tiada. Kedua shodaqoh jariah yang senantiasa berbagi rezeki kepada sesama. Ketiga berbagi ilmu yang bermanfaat.

Waktu telah menunjukkan pukul 03.24 Wib di kota Bandung. Kalau saya tidur lagi, takutnya sholat subuh kesiangan. Saya putuskan untuk membaca kitab suci Al Quran untuk menenangkan diri.

Bertemu ayah dan ibu membuat saya bahagia sekali pagi ini. Semoga saya bisa seperti mereka. Ayah dan ibu selalu berbuat baik kepada sesama sepanjang hidupnya.

Masih saya ingat ketika ibu wafat. Banyak sekali yang mengantarkan ibu ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Tujuh tahun kemudian ayah menyusul dan menyatukan cinta mereka kembali di alam kubur. Setiap pulang mengajar, saya sempatkan untuk mampir ke makam ayah dan ibu. Namun, semenjak wabah Corona yang semakin merajalela di Jakarta, saya belum pernah menengok makam ayah dan ibu. Mungkin karena itu mereka mengunjungi saya di dunia mimpi.

Hidup di dunia hanya sementara. Akan ada hidup sesudah mati. Persiapkan diri menghadapi kematian. Quran dan sunah jadikan panduan agar kita tidak tersesat jalan.

Salam Blogger Persahabatan

Omjay
Guru Blogger Indonesia
Blog http://wijayalabs.com

Apa Adanya Bersama Nadiem Makarim

Mau tau alasan kenapa “Mas Menteri” mereformasi sistem pendidikan Indonesia? Simak obrolan rahasia dapur Kemendikbud Live di media sosial BeritaSatu! Paman Host: Aditya Laksmana Yudha – Pemimpin Redaksi Suara Pembaruan #ApaAdanya#NadiemMakarim Kunjungi juga social media channel kami : Official Website: http://beritasatu.com Twitter : https://twitter.com/Beritasatu Facebook : https://www.facebook.com/beritasatu/ Instagram : https://www.instagram.com/beritasatu/SHOW LESS

Sholat Subuh di Masjid Al Islam Bandung

Sholat Subuh di Masjid Al Islam Bandung.

Suasana subuh di masjid al islam Bandung

Pagi ini saya sholat subuh berjamaah di masjid AL Islam kota Bandung. Posisi masjidnya terletak di belakang apotek Jamika Bandung. Jadi tidak jauh dari jalan raya Jamika.

Masjid al islam Bandung

Biasanya setelah sholat subuh saya jalan kaki ke pasar Andir. Melihat suasana pasar yang ramai dari mulai dinihari sampai pagi hari.

Tapi kali ini saya urungkan kebiasaan itu. Pertama karena kondisi tubuh belum sehat benar. Kedua ada pekerjaan membuat artikel jurnal untuk desertasi yang belum selesai.

Gang depan Masjid al islam Bandung

Jumlah jamaah sholat subuh hanya sampai 2 shaft. Itupun ada jaga jarak. Jadi tidak banyak. Biasanya jumlah jamaah di masjid ini cukup banyak. Mungkin karena wabah Corona, jumlah jamaah menyusut. Mereka lebih memilih sholat di rumah.

Saya bersyukur pagi ini bisa melaksanakan sholat subuh berjamaah di masjid. Selama wabah Corona saya lebih banyak beribadah di rumah. Sholat berdua dengan istri tercinta.

Pesannkitab suci al quran

Dulu pepatah mengatakan, bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Setelah ada Corona bersatu kita rubuh. Kalau kita berkumpul dan tidak jaga jarak akan semakin mudah wabah corona merajalela.

Untunglah kota Bandung sudah masuk zona hijau. Tidak banyak yang terkena virus Corona seperti kota Jakarta dan Surabaya. Namun demikian, memakai masker tetap jadi protokol kesehatan.

Sholat Subuh di Masjid Al Islam Bandung membuat saya kagum dengan perkembangan masjid ini. Dulu belum berlantai dua. Sekarang sudah berlantai dua karena jumlah jamaahnya semakin bertambah. Apalagi saat sholat jumat tiba. Jamaah sholat sampai keluar masjid. Ruangan masjid tak sanggup menampung jumlah jamaah.

Semoga masjid-masjid kita tetap penuh jamaahnya di saat wabah Corona yang semakin merajalela. Tetap menjaga kesehatan dan mengikuti anjuran pemerintah. Jaga jarak dan gunakan masker di wajah. Jaag kebersihan masjid dan bawa sajadah dari rumah masing-masing.

Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah yang selalu memakmurkan masjid. RumahbAllah yang selalu dijaga. Turut melaksanakan sholat berjamaah dan membayar zakat. Aamiin.

Salam Blogger Persahabatan

Omjay
Guru Blogger Indonesia
Blog http://wijayalabs.com