Semangat Menulis Menggelora

SEMANGAT MENULIS MENGGELORA SETELAH MEMBACA BUKU

MENULISLAH SETIAP HARI DAN BUKTIKAN APA YANG TERJADI

(Resensi Buku)

Oleh Siti Nuryani

buku-omjay-blogger-ternama

Judul               : Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa yang Terjadi

Pengarang       : Wijaya Kusumah, S.Pd., M.Pd.

Penerbit           : PT INDEKS Permata Puri Media

Tahun              : 2012

Cetakan           : I

 

Buku setebal 302 halaman ini semua berisi ajakan Omjay (panggilan akrab penulis) kepada pembaca untuk segera memulai menulis karena menulis bukan pekerjaan yang sulit. Ajakan Omjay tersebut disampaikan dengan bahasa yang lugas, sederhana, mudah dipahami, tidak muluk-muluk, tidak menggunakan istilah-istilah yang rumit. Bahkan banyak disertai bahasa gaul yang membuat tulisan Omjay semakin nikmat dibaca. Tulisan Omjay mengalir dengan deras sehingga mudah untuk kita cerna.

Dalam buku ini Omjay tidak hanya sekedar mengajak pembaca untuk segera mulai menulis. Namun penulis meberikan kiat-kiat agar kita bisa mulai menulis, dari mana kita mendapatkan ide menulis, menunjukkan jalan jika mengalami kemacetan ketika menulis, kapan waktu yang tepat untuk menulis, bagaimana agar bisa kreatif dalam menulis. Itu semua dikupas tuntas oleh Omjay dalam buku ini. Tentu saja ini disampaikan dengan bahasa yang ringan dan renyah.

Bagi yang baru mulai menulis, buku ini sangat cocok untuk dibaca. Buku ini akan sangat memotivasi untuk terus menulis, tidak patah semangat.  Omjay mengibaratkan menulis itu seperti belajar naik sepeda atau latihan menyetir mobil. Tentu tidak mungkin, baru latihan sehari dua hari sudah mahir mengendarai sepeda atau menyetir mobil. Omjay juga memotivasi pembaca untuk menjadikan kegiatan menulis dan membaca itu sebagai kebutuhan bukannya sebagai beban. Sementara kita yang baru belajar menulis, membaca dan menulis adalah pekerjaan yang berat sekali. Namun bagi Omjay membaca dan menulis dianggap sebagai makanan yang menggemukkan dan menghilangkan rasa haus. Bisakah kita seperti itu. Kiatnya baca di buku ini. Menurut Omjay, kita harus komitmen dan konsisten membaca dan menulis setiap hari. Kalau kita bisa menulis satu halaman atau satu lembar setiap hari dengan tema yang sama, tidak mustahil dalam satu bulan bisa menerbitkan buku.

Kami menjadi malu kalau selama ini masih sering menulis secara copy paste. Apalagi oleh Omjay dicap sebagai orang yang bermoral bejat. Itu merupakan tamparan yang sangat keras. Bukan rahasia lagi, kalau selama ini masih banyak guru yang melakukan kegiatan tersebut. Seharusnya guru memberi contoh kepada para siswa untuk membuat tulisan sendiri. Nyatanya masih banyak guru yang tidak mampu menulis. Bagaimana guru bisa menyuruh muridnya menulis, jika gurunya tidak bisa menulis. Ini sangat ironis. Dengan membaca buku ini, para guru akan tergugah untuk mau menulis.

Bagi guru, menulis adalah suatu keniscayaan. Guru harus melakukan Penelitian Tindakan Kelas agar pembelajarannya lebih baik sehingga prestasi siswa meningkat. Guru juga harus menulis artikel maupun buku sebagai salah satu syarat kenaikan pangkatnya. Jadi dengan membaca buku ini, guru sangat terbantu untuk bisa menyusun PTK sendiri, tidak menjahitkan pada penjual jasa. Selain itu, guru bisa menerbitkan buku sendiri.

Omjay tidak hanya menyarankan pembaca untuk menulis di blog, namun juga memberikan contoh manfaat ngeblok di internet, tips menulis di blok, juga tips untuk murid SMP yang ingin menulis blog pembelajaran. Kalu kita rajin menulis di blok, seperti Omjay, bisa menjadi catatan harian dan menambah informasi para pembaca. Otomatis nama kita terkenal dan rezeki datang dengan tidak disangka-sangka. Menurut Omjay, di internet kita bisa belajar banyak dari bogger-blogger terkenal yang setiap hari menulis di blog. Saya jadi malu ketika dibukakan mata oleh Omjay, banyak orang-orang sibuk yang selalu menulis setiap hari di internet, seperti Rektor UIN Malang. Bagaimana dengan kita, yang tidak mempunyai kesibukan apa pun, tidak pernah menulis. Kebiasaan ngerumpi dan rasa malas sangat sulit untuk dihilangkan.

Kita dibuat terpesona oleh kata-kata Omjay, jika kita menulis dengan hati, kita niatkan untuk berbagi, tidak mencari popularitas, Allah pasti akan memberikan balasan yang lebih baik lagi. Kata Omjay, menulis itu memang dahsyat. Di buku ini, Omjay mengisahkan, dulu membeli barang-barang mewah itu hanya impian, namun bisa menjadi kenyataan berkat menulis. Berawal dari menulis PTK, beliau pun akhirnya bisa menjadi pembicara di berbagai daerah di Indonesia. Menulis memang membawa berkah. Masihkah kita malas menulis?

Omjay juga menuliskan bagaimana sosok idolanya bisa memengaruhi semangat Omjay untuk menulis. Usaha yang Omjay lakukan untuk bisa bertemu dan belajar menulis kepada ahlinya. Bagaimana tulisan-tulisan para blogger sukses bisa mempengaruhi Omjay, sehingga terkenal seperti mereka.

Kekurangan dalam buku ini, ada kata bahasa daerah yang tidak ditulis dengan huruf miring.

Seperti yang terdapat pada halaman 181 pada nomor 6, tertulis:

“Anda harus dapat menyampaikan bahwa tulisan Anda itu penting dan kudu dibaca oleh orang banyak, …”

Kata kudu sehahusnya ditulis dengan huruf miring

Ada beberapa kata yang seharusnya tidak dipenggal karena dalam satu baris. Demikian juga masih ada kesalahan pada pemenggalan suku kata antarbaris, seperti pada kata:

send-iri, ras-anya, terk-enal

Terlepas dari adanya beberapa kesalahan tersebut tidak menghalangi pembaca untuk menikmati dan memahami bacaan secara runut.

Buku ini ditulis dengan tujuan agar pembaca mempunyai kemauan untuk segera menulis. Buku ini cocok dibaca oleh semua yang ingin memulai menulis ataupun sudah mulai menulis namun belum konsisten. Cocok juga dibaca untuk pelajar maupun mahasiswa yang masih sulit menyelesaikan tugas maupun skripsinya. Juga guru yang masih enggan menulis dan masih senang menulis dengan copy paste atau menjahitkan karya tulis. Dengan membaca buku ini, kita akan semakin bersemangat dalam membaca dan menulis. Semangat menulis kita semakin menggelora dan akan komitmen untuk menulis setiap hari secara konsisten. Insya Allah.

 

 

 

Komentar ditutup.