Perjalanan Hidup Guru

literasi-digitalPerjalanan Hidup Guru

Komitment Kompetensi dan Kepedulian Seorang Guru GTT Guru Honor Sekolah

Guru adalah sebuah profesi dan pekerjaan mulia, di masyarakat pun seorang guru termasuk salah satu orang yang dihormati, kedudukannya sejajar dengan tokoh agama atau tokoh masyarakat, bahkan banyak posisi atau jabatan di masyarakat yang diisi oleh guru, misalkan ketua RT, RW, ataupun menjadi sekertaris dusun atau kampung. Benar adanya bahwa Allah SWT menjanjikan sebuah kedudukan dan derajad yang lebih tinggi bagi seorang yang berilmu, dalam hal ini guru merupakan salah satu insan yang berilmu. Tidak sedikit orang yang bercita cita sebagai guru.

Saya seorang guru di SMK Negeri ternama di Kabupatenku, kebetulan SMK tersebut adalah tempat saya dulu menimba ilmu ketika duduk di bangku SMK, ada sebuah ikatan batin, ikatan emosional yang mendalam terhadap SMK tempat saya menimba ilmu. Saya mengajar di SMK di jurusan atau kompetensi keahlian teknik permesinan. Sebagian besar pengajar di SMK adalah guru guru saya dahulu ketika menimba ilmu disini, dan banyak juga guru guru seusia saya adalah teman teman aendiri, teman semasa SMK, dan teman semasa kuliah. Keseharian saya di SMK sama dengan guru guru yang lain, mengajar. Saya seorang guru honor sekolah dan saat ini sudah 13 tahun lamanya sebagai guru honor sekolah, dan usia saat ini sudah di atas 35 tahun. Sudah tidak bisa lagi memenuhi persyaratan sebagai calon pegawai negeri sipil jalur umum.

Menjadi guru GTT atau guru honor sekolah mungkin banyak dukanya daripada sukanya. Salah satunya dan yang saat ini sudah bukan rahasia lagi adalah masalah gaji. Begitu juga yang saya alami. Saya sadar sebagai guru honor sekolah, gaji yang saya terima secara matematis tidak akan cukup memenuhi kebutuhan saya, apalagi saat ini saya sudah berkeluarga dan mempunyai seorang anak, tentu kebutuhan keluarga akan lebih banyak lagi. Seperti guru honor sekolah pada umumnya, kami yang lebih umum disebut GTT, hanya mendapatkan gaji dari jumlah jam mengajar di SMK. Bagi yang jumlah jam mengajarnya banyak, akan mendapat penghasilan lebih banyak, sebaliknya bagi yang sedikit, penghasilannya juga sedikit.

Sebuah dilema berkepanjangan yang dialami oleh hampir semua guru GTT. Sementara dilain sisi banyak guru swasta yang sejahtera karena menerima tunjangan sertifikasi, hanya dengan masa kerja yang tidak terlalu lama, para guru swasta sudah menerima tunjangan sertifikasi, belum lagi besar gaji per jam nya yang diperoleh juga sebagian lebih besar dari jumlah gaji per jam guru GTT. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, saya terpaksa harus berwira usaha, membuka sebuah jasa cetak foto dan konter pulsa, bahkan saya sempat membuka usaha warung internet. Alhamdulillah hasil usaha sampingan bisa mencukupi kebutuhan keluarga, bahkan bisa menyerap tenaga kerja. Sudah banyak orang alumni anak buah di usaha sampingan saya yang membuka usaha baru meneruskan lengalaman kerja yang didapat di tempat saya.

Terkadang saya sedikit merasa iri kepada teman teman guru PNS yang bisa bersantai di rumah setelah bekerja tanpa harus susah susah mencari uang tambahan lain, sementara saya harus bersusah susah mencari tambahan penghasilan, ya, namanya juga manusia pasti ada rasa iri maupun ingin hidup lebih baik, namun ternyata yang dilihat sebagian teman PNS katanya malah enak jadi orang seperti saya, pagi ngajar, siang atau malamnya mempunyai pekerjaan sampingan dan bisa mengkaryakan orang lain. Seperti pepatah jawa, hidup itu sawang sinawang, dan mungkin ini yang terjadi pada kehidupan saya dan teman teman.

Menjadi seorang guru bagi saya adalah sebuah pekerjaan dengan berbagai konsekwensi dan resiko pekerjaan yang tinggi, selain dituntut kompeten, juga harus komitmen dan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan sekolah. Guru harus kompeten, komitment dan peduli.

Mengajar di SMK negeri memiliki keuntungan tersendiri, salah satunya adalah dalam hal kedisiplinan siswa, siswa SMK negeri lebih disiplin dan lebih mudah dibina mental dan kedislinannya. Alhamdulillah, di jurusan Teknik Permesinan, seluruh teman teman seperti keluarga sendiri, kebersaman dan persaudaraan selalu ada dan mengiringi hari hari mengajar kami.

Khusus SMK sering diadakan kegiatan kegiatan Lomba kompetensi siswa dan kompetensi Guru. Dalam ajang kompetensi guru, sering diadakan lomba LKG, namun karena masalah persyaratan administrasi harus guru PNS atau Tetap Yayasan, membuat kesempatan mengikuti kegiatan tersebut sirna. Alhamdulillah saya masih bisa berkiprah di ajang perlombaan kompetensi siswa. Salah satunya adalah kegiatan Lomba Kompetensi Siswa (LKS). Pada 2 tahun terakhir ini tepatnya tahun 2017 dan 2018, siswa bimbingan saya berhasil meraih peringkat 3 LKS Tingkat provinsi Jawa Timur pada bidang lomba CADD, sebuah prestasi yang membanggakan sekolah.

Di dalam benak saya, walau saya seorang GTT, namun saya bisa menunjukkan kompetensi, komitment dan kepedulian saya terhadap SMK dengan memberikan berbagai prestasi SMK. Dengan bangga dalam benak saya saya bisa tersenyum dan berkata dalam hati, saya seorang GTT, namun jangan ragukan kompetensi, komitment dan kepedulian saya terhadap SMK, saya siap dan mampu bersaing positif dengan teman PNS maupun teman sesama GTT.

1 responses to “Perjalanan Hidup Guru

  1. Terima kasih Pak Wijaya, tulisan saya sudah dimuat di sini